P A L

450 79 10
                                    

"Skakmat! Apa yang akan kita lakukan!? Dia bisa saja mencatat semua jebakan yang ada di sana! Sabotase juga! Ini, itu dan berbagai hal lainnya!"

"Minhyuk, kau hanya panik, hal ini tidak akan serumit itu. Apalagi dia hanya sendiri. Tapi kenyataan bahwa dia terang-terangan ingin pergi ke Libertalia harus diacungi jempol, atau dia memang tidak ingat dengan Chang Kyun sama sekali," Hyun Woo berusaha menenangkan Minhyuk yang tampak panik.

"Hei! Hei! Sudah jelas ini masalah besar. Apa maksudmu ini tidak serumit yang Minhyuk bayangkan!? Belum cukup terluka parah dari babakmu sendiri!? Hah!?" Ki Hyun naik darah.

"Sudah-sudah! Kenapa kalian malah bertengkar sendiri!? Jangan tolol! Ayo rundingkan saja apa yang ada dalam otak kalian!" Jooheon menengahi.

"Kita harus pesan makanan," ujar Hyungwon.

Semuanya hening. Chang Kyun menepuk dahinya.

"Setuju!" Jawab Ki Hyun.

"Tidak! Tidak! Tidak ada yang pesan makanan sebelum kita tau apa yang akan kita lakukan terhadap Donghyuk ini," Chang Kyun akhirnya angkat bicara.

Rumah itu terdengar berisik di telinga tetangga. Namun karena semuanya tau kalau rumah itu milik Lim Chang Kyun, orang-orang membiarkannya berbuat sesuka hati. Meski tangan pendek sudah berjalan melewati nomor sembilan untuk yang kedua kalinya dalam sehari, mereka masih belum bisa menyimpulkan sesuatu. Hyun Woo sudah kewalahan mengatur, bahkan Chang Kyun juga. Ditambah luka dari babak sebelumnya belum sembuh benar, keduanya penat dan tidak tau lagi harus bagaimana.

"Baiklah, baiklah.. bagaimana kalau besok kita melihat pekerjaan di Libertalia? Karena kita tidak tau kondisinya, jadi kita harus lihat ke sana, bukan? Baru setelah itu kita berunding lagi di sini," Hyun Woo berakhir dengan sebuah solusi.

"Tumben pintar. Sekarang siapa yang mau ke Libertalia besok??" Ki Hyun bertanya.

"Aku masih harus membuat racun untuk kalian semua. Mungkin aku tidak akan ikut," jawab Minhyuk.

"Ah, aku mendadak ada urusan bersama ibu-ibu di panti jompo. Kalian duluan saja," Jooheon memberikan alasannya.

"Tolol! Nggak ada alasan lain apa!?"

"Aku akan pergi ke Libertalia besok," Hyungwon mengajukan diri.

"Kalau begitu aku akan pergi bersama Hyungwon besok. Ada lagi yang ingin kalian sampaikan? Kalau tidak, kalian bisa pinjam kasur di toko sebelah. Ini sudah malam dan aku yakin kalian terlalu malas untuk pulang ke rumah masing-masing"

"Sebagian besar dari kita juga tidak punya orangtua. Jadi aku rasa pulang pagi tanpa izin tidak akan menjadi masalah," ujar Ki Hyun sambil mengangkat kedua bahunya.

"Baiklah, aku dan Hyungwon akan pulang. Bisa saja Ayah mencari. Kami permisi," Minhyuk menarik Hyungwon pergi dari sana.

-------

Keempat orang itu sepakat saja untuk tidur bersama. Hyun Woo, Ki Hyun dan Jooheon menyeea kasur dari tetangga sebelah, sementara Chang Kyun memindahkan kasurnya ke ruang tamu. Empat orang itu tidur berderetan, empat orang itu juga tampak tidak bisa tidur. Mungkin saja karena wajarnya laki-laki tidak mengadakan pesta tidur. Kecanggungan juga terasa di antara sela kasur-kasur mereka. Hyun Woo berusaha mencari sebuah lelucon, namun ia takut omongannya akan menginjak remah-remah gorengan garing.

"Jujur saja kita hanya kelamaan menunggu satu sama lain. Kenapa kita harus menunggu orang yang membuat kesalahan?" Hyun Woo akhirnya memutuskan untuk bertanya saja pada semua orang.

"Aku kira kau sudah tau jawabannya. Baiklah, besok lagi kita tidak akan menunggu anggota yang terlambat" jawab Chang Kyun.

"Ngomong-ngomong, di mana (y/n)? Apa dia kembali ke Hwarang?" Tanya Ki Hyun.

X CLAN: FINALE  [[COMPLETED]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang