F i n

499 72 10
                                    

Kau dan Chaeyoung turun dari kereta. Pertama kalinya bagimu untuk turun di satu-satunya stasiun kereta di Klan X. Tua dan agak bobrok, mungkin akan ditutup seiringan jika Klan X kalah dalam babak sekarang. Angin sore terasa lebih dingin, barangkali mencoba untuk mengatakan kabar buruk dari medan tempur. Chaeyoung bahkan tak ingin bicara sepatah katapun sepanjang perjalanan. Bisa dibilang kalau gadis itu cemas setengah mati setelah menonton siaran langsung. Tapi sekarang, dari kamera manapun tak dapat ditemukan seseorang, entah rusak atau semua orang tak ingin dilihat mengenai kecurangan apa tang sudah dibuat. Kau menaikkan ranselmu.

"Ayo.. kuajak kau berkeliling sore ini,"

Chaeyoung mengangguk dan kemudian berjalan menyusulmu. Tak jauh berapa lama, kalian sudah sampai di luar stasiun. Tak banyak orang yang keluar. Hanya sekelompok kecil anak-anak yang bermain lompat tali. Sambil terus berjalan, ada sedikit senyum yang terlepas dari wajah Chaeyoung.

"Aku rasa aku ingin istirahat saja di rumah Chang Kyun malam ini," gadis itu berkata.

"Eh, baiklah. Rumahnya di dekat pasar, agak jauh dari sini sih. Beri tau aku kalau kau lapar, oke?"

Gadis itu kembali mengangguk.

Jalanan desa masih seperti biasanya, setapak tanpa aspal, merah bukan hitam. Meski begitu, beberapa bangunan dari bata milik orang mampu masih berdiri di pinggir jalan. Di tengah tata kota berantakan ini Chaeyoung sedikit demi sedikit mulai merasakan sesuatu. Hawa yang begitu menusuk hatinya hingga ia masih saja bungkam tanpa bicara. Mungkin setelah kembali, dia akan memboikot sistem pemerintahan yang menurutnya tak adil ini. Tapi gadis itu yakin, Minhyuk dan kawan-kawannya pasti akan baik-baik saja. Walaupun nyatanya mereka agak terpojok untuk sekarang ini.

Setengah jam berjalan membuatmu dan Chaeyoung merasa pegal. Sepatu yang tadinya nyaman dipakai sekaramg menjadi musuh bebuyutan. Namun kau merasa lucu ketika tau Chang Kyun tidak mengunci pintu rumahnya. Tapi syukurlah tak ada barang hilang. Kasur-kasur bekas anak-anak menginap belum dikembalikan dan tergeletak di lantai lengkap dengan seprai acak-acakan. Sepertinya mereka terburu-buru untuk pergi, atau sekedar tidak peduli dengan kebersihan mereka sendiri. Sebuah ujian, dan kau harus merapikannya, terlepas siapa yang akan pulang ke rumah ini besok.

"Kau mau bertaruh?" Chaeyoung bertanya.

"Soal apa?"

"Mereka lebih kompak daripada kita"

"Memang seperti itu. Mereka bertengkar, lalu berbaikan lagi. Seolah-olah hal besar tidak terjadi"

"Tapi kenapa hanya empat kasur?"

"Aku rasa hanya Minhyuk dan Hyungwon yang masih punya orangtua"

"Mereka yatim piatu?"

Kau mengangguk. "Lebih mudah begitu karena kau sudah tak punya siapa-siapa lagi," jawabmu.

Chaeyoung meraih sebuah bantal yang isinya sudah tercecer.

"Aku seperti tidak mau pulang," ujar gadis itu.

-------

Semua orang mungkin terlahir lemah, tetapi beberapa diajarkan untuk menjadi kuat.

Segelintir belajar sendiri untuk jadi kuat.

Hyungwon tak tau harus berdiri di bagian yang mana. Tapi sekarang ini dia hanya bisa diam ketika tak sengaja bertemu dengan Chanwoo yang kemudian membuatnya tak sadar ketika bokong senapan menghantam kuat wajahnya. Bayangan hitam langsung menutup kedua mata Hyungwon. Hanya pikirannya yang berusaha melawan, namun terputus jua saat belakang kepalanya tak sengaja membentur sebuah bangkai pohon ketika jatuh. Ketika perlahan kesadarannya pulih, Hyungwon tau jika dirinya terikat dan diseret. Sesaat kemudian badan kurusnya melayang dan kembali membentur pohon lain.

X CLAN: FINALE  [[COMPLETED]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang