awal di kota hujan

51 30 29
                                    

Seorang gadis menggeliat kan badannya kekiri kekanan sesaat wanita tua membuka tirai jendela kamarnya, matanya mengerjap takala secercah cahaya menyelip berusaha membangunkan si empu kamar.

" Mars, bangun, semalam katanya janji mau nemenin oma ke pasar?"

"Hoaahhmmm, bentar ya Om, lima menit lagi aja, beneran deh, nggak bohong, yak?" Kata Marsha setengah tak sadar.

"Kebiasaan kamu, udah dibilang jangan panggil Om, kamu kira Oma itu Om-om go-jek apa?" ujar Oma setelah menarik kuat telinga kiri Marsha.

"Aaww...Omaaa!..ampunn..." Teriak kecil Marsha setelah menerima jurus handalan oma tercinta.

"Nah bagus, udah melek kan?, Cepat cuci muka, ganti baju, Oma tunggu di ruang tamu, lima menit kamu nggak muncul, jangan harap Oma mau nyediain kebutuhan kamu" ujar Oma melepaskan jewerannya lantas melenggang kaki keluar kamar si empu.

"Gilaa, ini orang tua juga, tapi tenaganya masih aja subhanallah!
Ini Oma bukan sih? " Ujar Marsha dalam hati.

Marsha, gadis ini tengah menikmati masa liburannya usai ujian semester, kota Bogor kini menjadi salah satu destinasinya, tinggal bersama oma, sesambil menikmati udara dan hawa sejuk di kota hujan itu.a

Mungkinkah kota ini dapat memberikan hal baru untuk dikenang, lagi?

-HELLO TO YOU-

lelaki berhodi abu-abu itu tampak antusias mengendarai sepeda lamanya, akhirnya setelah menahan rindu berat dia dapat berjumpa lagi dengan si Roger, sepeda kesayangannya.

Senyumnya masih mengembang saat mulai mengitari jejeran rumah-rumah, masih dengan suasana yang sama, lelaki itu menghirup banyak-banyak udara segar pagi ini, setelah tadi malam tanah ini diguyur hujan, lagi.

Ban sepeda berhenti berputar, terparkir di tempat yang telah ditentukan, lelaki itu berhenti di sebuah kawasan pertokoan di seberang jalan, setelah memastikan sepedanya terkunci, dia memutuskan untuk melanjutkan berjalan ke dalam pertokoan itu, toko buku, masih dengan suasana yang sama lagi, beberapa rak buku terjajar di kiri kanan, semakin masuk ke dalam toko, semakin terasa pengap, sesekali lelaki itu menundukkan kepala agar tidak terantuk plafon kayu seperti hendak rubuh.

"Oja?.. wah ternyata bener ini kamu, Auzza!" Ujar pria tua dengan rambut yang hampir putih sepenuhnya.

Lelaki yang dipanggil Auzza itu menoleh, senyumnya mengembang lebar, membuat matanya sedikit menyipit.
Pria tua itu lantas berlari kecil memeluk eratnya.

"Wah Kang ujang, nggak banyak berubah ternyata akang!" Seru lawan bicara.

"Akang mah masih gini saja, lah kamu, makin tinggi aja sekarang, gimana sekolah disana? Pasti banyak yang geulis bukan?" Tanya kang Ujang sambil mengusap rambut Auzza.

"Sekolahnya lancar Kang, kalo soal perempuan mah Oja belum punya Kang" jawab Auzza.

" Lah, masa iya sih anak laki-laki tampan kayak kamu belum ada yang punya?kali aja kamu yang masih jaga jarak ya?" Tanya Kang ujang lagi.

Auzza hanya tersenyum, tidak menjawab, namun Kang Ujang dapat mengartikannya dengan baik.

Beberapa jam waktu dihabiskan dengan obrolan ringan seputar kehidupan kecil, juga beberapa lelucon lama.

"Kang, udah sore banget, hari udah mau mendung juga, kalo gitu Oja pamit pulang ya?" Ujar Auzza mengakhiri pembicaraan mereka.

Setelah berpamitan, Auzza melangkah keluar toko, mengambil sepeda, mengayuhnya kembali ke arah rumah, baru setengah jalan hujan deras mengguyur nya, segera Ia menepi ke arah halte bus di persimpangan jalan, meneduhkan diri.

Auzza, merapikan kembali baju kusutnya, dan membenahi rambutnya yang tertimpa guyuran hujan, sepintas tampak siluet seseorang sedang menuju ke arahnya, perempuan?.

"Wahh, tidak heran kalo kota ini disebut kota hujan, ya kan?"tanya perempuan itu kepada Auzza.

Auzza mengerjap mata, tidak salah, ini gadis itu! gadis yang mengotori hoddie kesayangannya.

"Helloww?? Kamu bisa bicara kan??jangan-jangan kamu bisu ya? Aduh, maaf aku tid...."

"Nggak"balas Auzza datar.

" Ehh busett dah, bisa ngomong ternyata"

Setelah itu suasana menjadi hening, rintihan hujan lebat berganti menjadi lebih ringan, hujan mulai reda. Sementara masing-masing mereka sibuk dengan pikirannya, tidak ingin memulai bicara.

Marsha memajukan langkah, mengulurkan tangan menuju sisa sisa hujan yang berjatuhan dari langit, dia membuka suara.

"Kamu tau?apa yang paling romantis dari huj..."kalimat Marsha terpotong.

"Nggak usah melowdrama, romantis atau apapun sejenisnya, ini bukan sirial drakor seperti yang banyak kaum kalian tonton, lagipula saya nggak tertarik" ujar Auzza lalu mulai mengayuhkan sepedanya, meninggalkan perempuan itu.

Perempuan itu terdiam sejenak, melongo, mencerna kata-kata, mengerjapkan mata, lalu raut wajahnya seketika berubah.

"Whattt??excuse me? tadi dia bilang apa? Melowdrama?drakor? Dasar kaliam kaum lelaki buaya darat!" Ucap perempuan itu, menggertakan giginya, menahan amarahnya.

"Dasar kaum adam perusak ekspetasi kauw hawa" ucapnya lagi, lalu mulai melangkahkan kaki menuju rumah sebelum Oma mengamuk dan mengunci rumah dari dalam.

-HELLO TO YOU-

GIMANA PART INI GENGS?:'
NAH BUAT KALIAN YANG UDAH BACA CERITA AKU JANGAN LUPA VOTE ATAU COMMENT, KALAU MAU FEEDBACK COMMENT AJA HEHEE❣️❣️.

Salam Manis
.
.
Auzza











HELLO TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang