Lima menit yang lalu Adrian di jemput Vino dan kedua orang tuanya-- Mariska dan Revan--dengan mengendarai mobil mereka. Lara tak perlu merasa khawatir dengan pengawasan Adrian. Mariska dan Revan cukup bisa di andalkan dalam hal itu. Mereka berdua sudah seperti orang tua bagi Adrian.
Dilihatnya jam di dinding yang catnya telah memudar. Sudah saatnya Lara berangkat bekerja. Dia tidak mau berebut naik angkutan yang selalu penuh penumpang, makanya dia harus berangkat lebih awal agar leluasa memilih angkutan mana yang lebih longgar.
Setelah memasukkan dua buah kotak kue ke dalam kantung plastik besar, Lara pun mengambil tasnya dan segera berderap menuju pintu rumah kontrakannnya. Setelah memeriksa pintu rumah dan pagar agar terkunci sempurna, Larapun segera berlalu meninggalkan rumahnya menyusuri gang sempit yang hanya mampu di lewati dua buah sepeda motor saat bersalipan.
Di depan gang masuk rumahnya, di sanalah Lara biasa menunggu angkutan umum yang siap membawanya ke Prima Tex, tempat ia bekerja.
Tak sampai tiga puluh menit Lara sudah sampai di kantor. Pantry adalah tempat yang dia datangi untuk pertama kalinya setelah menitipkan kue buatannya di kantin perusahaan.
Hari ini--sesuai apa yang di perintahkan Vely padanya kemarin--adalah hari pesta penyambutan direktur yang baru. Dari cerita yang Lara dengar, pengganti Pak Danu--direktur yang lama--adalah putranya sendiri yang awalnya bertugas di Medan. Pak Danu sendiri akan pensiun dan menikmati masa tuanya.
Yah, Orang tua baik hati itu akhirnya akan pergi dari kantor ini. Sudah banyak kebaikan yang Lara dapatkan dari pria paruh baya itu. Karena beliaulah Lara bisa bekerja di perusahaan ini.
Saat itu, dua tahun yang lalu, ketika Lara kebingungan seorang diri di rumah sakit karena Adrian yang terserang demam berdarah. Pria tua itu dengan baik hati menawarkan bantuan dengan meminjami Lara uang.
Saat itu bukannya Lara tidak mempunyai uang, tetapi dia kebetulan tidak membawa dompet karena terburu-buru saat Mariska menghubunginya dan mengatakan membawa Adrian ke rumah sakit karena demam tinggi. Seketika Lara menyusul dengan di antar oleh salah satu tetangga.
Begitu Lara sampai di rumah sakit dan Adrian telah tertangani. Semua orang pun kembali pulang tanpa menyadari jika Lara tak membawa uang maupun ponselnya. Jadi begitu Lara akan membeli keperluan Adrian juga makan untuk dirinya, Lara pun kebingungan.
Saat Lara akan meminjam ponsel di ruang perawat, saat itulah pak Danu yang kebetulan berniat menanyakan ruang inap salah satu karyawannya yang dirawat di sana mendengar kalimat Lara dan memberikan bantuan untuk Lara. Sejak itulah mereka saling mengenal dan akhirnya pak Danu menawarkan pekerjaan di perusahaannya.
Lara yang hanya tamatan Sekolah Menengah Atas sayangnya tidak bisa mendapatkan posisi yang bagus di perusahaan. Yah meskipun Lara pernah belajar di perguruan tinggi tapi karena masalah yang di hadapinya akhirnya dia memutuskan berhenti kuliah saat itu. Akhirnya hanya posisi sebagai office girl lah yang bisa ia dapatkan.
"Ayo Mbak Lara, sudah ditunggu di Aula." Lara tersadar dari lamunannya. Segera diikutinya langkah Shinta, rekan kerjanya menuju aula.
Begitu menginjakkan kaki di aula, Lara mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ruangan yang biasanya sunyi itu sudah ramai oleh para petugas catering dan juga florist. Tak ketinggalan beberapa OB dan OG juga tampak bersiaga membantu kesibukan di ruangan itu.
Sebegitu istimewakah sang direktur baru? Bahkan pak Danu sendiri sampai menyiapkan acara ini besar-besaran. Bagaimana tidak besar-besaran jika seluruh karyawan bahkan mendapatkan jatah libur satu hari di hari kerja seperti saat ini. Semua itu dilakukan untuk menyambut sang pemimpin baru di Prima Tex. Dan jangan lupakan juga catering yang dipersiapkan untuk seluruh karyawan di perusahaan tekstil ini yang jumlahnya tidak sedikit. Yah, tetap kembali ke siapa sang pemilik perusahaan, uang sebesar itu tak akan ada artinya bagi mereka yang berkantong tebal. Apa lagi jika memang sengaja diniatkan untuk beramal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAM
RomanceLara selalu bermimpi membangun pernikahan indah yang dilandasi cinta dan kasih sayang bersama orang yang dikasihinya. Namun, semua itu lenyap saat sebuah kenyataan terpampang di depan matanya. Seseorang yang selalu menghuni hatinya berkhianat di dep...