Bab VI [Tamat]: "Aku hanya ingin kau tahu..."

3.7K 196 21
                                    



'Ketika aku bangun dari tidurku, aku begitu terkejut saat melihat bahwa di sampingku tidak ada Sera. Aku begitu lupa kalau dia sedang berada di kampung halamannya menjenguk Mamanya yang sedang dirawat di rumah sakit,' pikir Anna merenung sambil mengaduk-aduk secangkir teh hangat.


Lalu, dia duduk di kursi meja makan, dan mencicipi cangkir teh itu dengan perlahan. "Duh, masih panas!" teriaknya sambil menjulurkan lidahnya karena panas. Kemudian, dia menatap sekeliling ruangan apartemennya. "Sepi ya," gumamnya.


'Padahal, dia baru saja pergi kemarin malam. Dan sekarang, aku malah sudah merindukannya.' Perlahan, raut muka Anna menjadi murung, 'Apakah dia baik-baik saja ya?' pikirnya khawatir.


Setelah itu, dia mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Selama di perjalanan, hatinya gelisah mengkhawatirkan Sera. Begitu pula ketika dia di kantor, Anna tidak terlalu fokus mengerjakan kerjaannya itu. Ia begitu sibuk melihat HP-nya, menunggu kabar dari Sera. "Mana nih?! Gak ada kabar. Padahal sudah kubilang untuk mengabariku ketika dia sudah sampai," ujar Anna geram.


"Kenapa, Anna?" tanya Sarah penasaran. "Dari tadi, lu liat HP mulu, ada apa?"


"Ah, ti-tidak ada apa-apa kok, hehehe..." jawab Anna panik.


"Hummm... Ayo, ikut aku ke ruang istirahat," ujar Sarah sambil menarik Anna dari kursinya.


"Eh?!"


Setelah di ruang istirahat, Sarah mengambil minuman saset yang sudah disiapkan oleh pihak kantor itu. "Mau apa?" tanya Sarah.


"Eh? Ti-tidak usah, gue lagi gak mood mau minum," jawab Anna.


"Hummm... Gue buatin teh aja ya?"


"Eh, y-ya sudah kalau begitu..."


Lalu, Sarah menyiapkan secangkir teh untuk Anna, dan secangkir kopi untuk dirinya sendiri. Sambil mengaduk-aduk minuman itu, Sarah bertanya, "Anna... Sebenarnya, apa yang terjadi pada lu akhir-akhir ini?"


"Eh?"


"Gue merasa kalau lu menyembunyikan sesuatu dari gue. Soal apa? Cowok lu?"


"Bu-bukan begitu..."


"Padahal, gue sendiri sudah sangat terbuka dengan lu. Banyak cerita dan masalah gue yang gue ceritakan kepada lu. Tapi, gue merasa kalau lu gak pernah melakukan hal yang sama."


"Hummm..."


"Tapi, ya sudah deh. Toh, bukan salah lu untuk tidak bercerita. Itu hak lu. Gue hanya... hanya merasa kalau gue yang aktif untuk mempererat hubungan pertemanan kita. Jadi -."


Tiba-tiba, suara HP Anna berdering. "Eh, tu-tunggu ya? Ada panggilan masuk," ucap Anna sambil berjalan menjauh mengangkat panggilan itu.


Sarah melihatnya dari kejauhan sambil menikmati secangkir kopi itu. Ekspresi Anna yang tadinya murung, mendadak berubah menjadi terkejut dan menjadi senang. Sarah begitu penasaran dengan cerita di balik penggilan itu.


Setelah menutup panggilannya, Anna kembali menghampiri Sarah. Lalu, Anna mendadak memeluk Sarah. Dia begitu terkejut dengan apa yang Anna lakukan dengan memeluknya secara tiba-tiba seperti itu. "A-Anna?! Lu kenapa?!" tanya Sarah terkejut.


"Tidak, tidak ada apa-apa kok... Gue hanya merasa senang saja," jawab Anna sambil melepaskan pelukannya.


"Maksudnya?"


Anna terdiam sejenak, ia terlihat seperti memikirkan sesuatu. "Hummm... Sarah?" sahut Anna.


"Iya?"

AKU HANYA INGIN KAU TAHUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang