7 | Menjauh

81 8 0
                                    

Jam pelajaran hampir dimulai, dan Sefia belum juga datang. Ali pikir mungkin memang dia ijin untuk tidak masuk ke sekolah. Dia berencana untuk berkunjung ke rumah Sefia sepulang sekolah.

"Ali, kamu tadi kemana dulu? Kenapa nggak jemput aku coba?!" seorang gadis menghampirinya sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Gapapa, jangan ganggu aku dulu Mey. Aku lagi pengen sendiri," sela Ali.

"Ih kok gitu."

"Mendingan kamu keluar deh. Sebentar lagi guru dateng," usir Ali secara halus.

Ali rasa dia butuh hiburan untuk saat ini. Entahlah, akibat memikirkan Sefia membuat kepalanya terasa pening. Ali sendiri pun tak tahu. Yang jelas dia akan mengambil kembali miliknya, Sefia miliknya. Mau tidak mau Ali harus melakukan sesuatu agar hubungan mereka bisa membaik kembali.

***

"Bagaimana Sef, sudah mendingan?" Nita mengelus lengan anaknya lembut.

"Eumm... masih sama, Ma. Sefia cuma butuh istirahat aja kok."

"Kita ke dokter ya?"

"Nggak usah, Ma. Besok juga mendingan. Sefia cuma kecapekan aja kayaknya," ucap Sefia parau. Dirinya lelah. Lelah dengan semua kenyataan ini. Lelah dengan sifat Ali. Lelah juga dengan perjuangan ini. Oke, baiklah. Mundur perlahan mungkin memang alternatif terbaik untuk saat ini.

***

"Abis ini mau langsung pulang atau ke bascamp dulu?" tanya Rafael. Memang kebiasaan mereka sepulang sekolah adalah mangkal di bascamp tempat Mang Karyo.

"Gue pulang duluan deh, kalo kalian mau nongkrong ya silahkan aja. Gue nggak ikut dulu," ucap Ali

"Tumben, kenapa?" Dafa memicingkan mata curiga.

"Gue ada urusan sebentar," ujar Ali. Sesaat setelah itu dia segera pergi untuk menuju tujuannya.

"Aneh. Biasanya dia yang paling semangat kalo masalah nongkrong gini. Kenapa ya, Daf?" gumam Rafael

"Kepo lo nyet."

"Ah sue lo."

***

Sefia sudah bertekad bahwa dia akan menjauhi Ali secara perlahan. Hatinya sudah cukup menerima semua ini, raganya pun telah lelah. Dia akan berusaha sekuat mungkin untuk menjauhi Ali. Mungkin dengan berteman dengan Rafael hatinya sedikit tenang. Mungkin saja.

Ceklek

"Sef, di bawah ada si Ali," Nita masuk sembari membawakan segelas susu coklat kesukaan Sefia.

Dahinya mengkerut heran, "Ali? Mau apa dia kesini?"

Bukannya Ali sudah tidak peduli lagi dengannya? Lalu untuk apa dia kemari?

"Lho, kok mau apa? Ya pasti mau jenguk kamu lah."

"Eumm... Suruh langsung ke sini aja, Ma," pinta Sefia.

Kemudian Nita segera berdiri dan menghampiri Ali di lantai bawah.

***

Ali berdiri ketika melihat Nita telah sampai di tangga paling akhir.

"Gimana tan?" tanya Ali

"Langsung masuk aja Li katanya," Ali mengangguk. Kemudian dia segera beranjak ke kamar yang bermotif dengan pintu coklat khas doraemonnya.

Dia menghembuskan nafasnya ketika telah sampai di depan pintu itu. Apakah suasana ini tidak akan canggung? Apakah Sefia akan kembali seperti biasanya? Huft. Entahlah. Yang jelas dia akan mencobanya dulu.

Ceklek

"Gimana? Udah mendingan?" tanyanya ketika telah sampai di hadapan Sefia.

"Udah kok," jawab Sefia cuek.

"Gue ada salah ya? Kok lo sampe segitunya sama gue?" Ali mulai membicarakan tujuannya kesini.

"Nggak kok. Lo nggak pernah salah. Gue yang salah!" kata Sefia yang masih enggan untuk menghadapkan wajahnya pada Ali.

Ali mulai mendekat. Diraihnya kedua tangan halus gadis itu. "Gue minta maaf soal perlakuan gue akhir-akhir ini, Sef."

"Gue maafin kok. Mending sekarang lo pergi," Sefia melepas genggaman Ali tapi sia-sia saja. Sekuat apapun dia mencoba melepaskan, tenaga Ali jauh lebih kuat dari tenaganya.

"Dengerin gue dulu. Gue bener-bener minta maaf soal ini. Gue tau gue salah. Nggak semestinya gue bersikap kek gitu ke lo."

"Gue butuh waktu, Li."

"Oke. Gue paham kok. Yang terpenting lo jangan jauhin gue seperti gue jauhin lo," ucap Ali

"Yaudah. Gue pamit," lanjutnya yang kemudian menepuk pelan puncak kepala Sefia.

Gue nggak tau kedepannya bakal gimana, Li. Tapi yang jelas rasa ini akan tetap sama. Lo yang pertama. Lo juga yang terakhir. Biarpun kita nggak sama-sama lagi, bukan berarti lo harus putus asa.

***

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEFIA [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang