Chapter 2

51 2 1
                                    

Jgn lupan voment nya yak mksh💕

Harmonisnya percakapan diantara kami diiringi melodi debur ombak yang lembut berkibas seperti kapas langit yang biru tersenyum di angkasa semilir angin pepohonan kelapa tebing- tebing yang menjulang kelangit hijaunya rerumputan laut di dasaran pantai kupetik sedikit demi sedikit kuraih akarnya lalu kumasukkan kedalam wadah ibu itu, ibu Sumirah namanya ia warga pindahan dari jawa tepatnya jawa tengah ia datang ke Bali untuk menyusul Putranya yang sedang bertugas dikampung halamanku.

“Sudah berapa lama bu mirah disini?”
“Baru beberapa bulan nak, ibu kesini seorang diri suami ibu sudah meninggal satu tahun yang lalu waktu kecelakaan kereta itu”
“turut berduka bu, maaf saya ndak bermaksud” rasa sesal ku telah bertanya yang menyinggung bu Mirah

“tidak apa apa semua itu sudah suratan takdir Allah”

Sejenak aku terdiam mengerutkan dahi dalam hati bertanya-tanya rasa ingin tahu yang begitu tinggi atas ucapan bu Mirah, Allah??? Siapa itu Allah bagaimana wujudnya dan apa itu Allah ah barangkali itu bahasa jawa yang aku tidak mengerti gumamku dalam hati.

“nak terik matahari semakin tinggi terasa panasnya ibu mau pulang dulu persiapan ibadah ke surau” ujar bu Mirah

Aku teringat surau yang waktu itu kudatangi hingga rasa penasaranku semakin tinggi, aku bernekad mengikuti bu Mirah ke surau kuamati kembali orang- orang disurau itu suara- suara merdu menentramkan jiwa kudengar hingga aku terhanyut kedalamnya tanpa sepengetahuanku bapa menyeretku dari surau itu hingga aku terkejut dan berteriak orang-orang di sekitar terkejut melihat bapaku menyeretku pergi dari surau karena aku melupakan sembahyang siang karena terlena disurau itu…

~~~~~~

Maaf Slow update baru bnyak job semoga terhibur...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MurtadkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang