Love Bridge

Kita bertemu

Kita menyapa

Kita jatuh cinta

Semudah itu

****

Love Bridge

Pont des Art Bridge, Paris

.
.
.
.
.

Cekrek

"Perfect"gumam seorang gadis melihat hasil fotonya.

Dia berjalan sembari melihat lihat pemandangan elok disekitarnya. Gadis itu terlalu fokus sehingga Tak memperhatikan jalanan di depannya.

Brukkk

"Aishhh"ringis gadis itu pelan. Dia mendongak melihat siapa yang menabraknya.

Seorang pria paruh baya

"I'm sorry"ucap gadis itu setelah bangkit tadi.

Pria tadi memperhatikan gadis didepannya lalu mengangguk. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia berlalu dari tempatnya.

Gadis itu mendengus.

"Songong banget sih masnya"gumam gadis itu sinis. Semoga pria tadi Tak mendengarnya.

Gadis itu kembali menepi pada jembatan yang penuh gembok.

Dia memotret sungai Seine yang ada di bawah jembatan.

Puk

Tiba tiba, sebuah tangan kekar menepuk bahu kanan gadis itu.

Dia tersentak lalu berbalik. Seorang pria sebayanya sedang berdiri di hadapannya sekarang. Rupanya dia tadi yang menepuk bahunya.

"Hai"sapa pria itu sembari tersenyum

"Hai"gadis itu membalas sapaan nya dengan canggung.

"What is your name?"Tanya pria itu sambil mengajak gadis didepannya bersalaman

"Seina Verdiana Christandi, you?"

"Riveldo Karelio Abraham"

Seina mengangguk lalu mengamati tiap jengkal wajah Rivel

"Kamu dari Indonesia?"Tanya Seina memberanikan diri memakai bahasa ibunya.

"Ya. Keliatan banget kalo aku orang asia ya?"canda Rivel

Seina menggeleng. Rivel yang melihat itu mengernyit heran

"Kalo gitu, kamu Tau dari Mana? Kamu bukan peramal Kan?"selidik Rivel mencondongkan sedikit badannya.

Seina tergagap lalu tertawa terbahak bahak

"What? Kamu Kira aku peramal?"tanya Seina memastikan bukan malah menjawab pertanyaanya

Dia mengangguk "lalu?"ucapnya

"Aku nebak Aja. Wajahmu setengah bule kok"ucap Seina jujur. Seina tampak polos sekali dimata Rivel.

Mendengar ucapan gadis di depannya, dia mengangguk lalu menggerakkan mulutnya seperti mengucapkan O.

1menit

5menit

10menit

Keadaan mereka saat ini sangat canggung. Agaknya mereka bingung memulai percakapan.