-Tersayat-

84 5 3
                                    

Senin.

"Jir, males banget sumpah", keluh Diras.

"Emangnya gw semangat," sahut Fazryn. "kagak lah!!"

"Ras, lo mah ga semangat karena belom liat April kali", ejek Putra.

"Tau aja lo.."

"Wait..wait.. April IX-B?", tanya Fazryn.

"Oo iya, lo belom tau ya. Iya tuh si Diras suka sama April", jelas Putra.

"Hati-hati lo, April kan udah—"

"Gw tau, dia udah punya pacar, si Dafyn yang sok kegantengan itu kan.", sela Diras.

"Oke. Karena udah jelas, kita ke lapangan oke, bentar lagi bakal dateng OSIS, nanti di omelin", canda Putra.


Pas pulang sekolah. April nontonin Dafyn yang lagi latihan futsal.

"Emang ada apa sih sama Dafyn?", tanya Diras.

"Eh.. Kok nanya gitu sih? Lagian kamu kenapa nggak ikutan futsal juga, kalo kamu pengen kayak Dafyn?", April nanya balik—agak sewot—.

"Gw gamau ke-famous-an. Yang gue mau itu lo", jawab Diras sambil lari menjauh.

April memikirkan apa yang dimaksud Diras itu. Sampai...

"Hey," sapa Dafyn "Kenapa? Tumben bengong aja. Nggak ada Tya sama Shasha ya?"

"Bukan tadi ada anak kelas IX-D, yang anak baru itu loh.", kata April.

"Kenapa dia? Dia ganggu kamu?", Dafyn agak emosi.

"Bukan, jadi tadi dia bilang, dia mau aku. Kan freak yak!?", jelas April.

"Yaudah lah, yang penting sekarang aku anter kamu pulang, oke!?", kata Dafyn.

"Oke!"


Esoknya,

"HEHH!! APA MAKSUD LO NGEGODAIN APRIL? HAHH? JAWAB!!", bentak Dafyn.

"Heh! Kapan gw godain cewek lo?", tanya Diras.

"GAUSAH BANYAK BACOT LO", kata Dafyn dengan lantang sambil memukul rahang Diras.

Sementara itu..

"Eh, siapa tuh yang berantem?", kata Shasha sedikit takut dan panik.

"Jangan becanda ah!", April tidak percaya.

"Liat tuh!", kata Shasha sambil mengarahkan muka April untuk melihatnya perkelahian itu.

"Eh, iyah," kata April sambil memperhatikan siapa yang sedang berkelahi itu. "Eh, itu Dafyn sama anak baru bukan si?"

"Oh iyah, bener", kata Tya. Mereka bertiga berlari untuk memisahkan Dafyn dan Diras.

"HEYY, STOP. ", dengan lantang April berteriak sampai perkelahian itu pun berhenti.

"Heh! Anak baru! Lo apa-apaan si! Kalo lo sirik sama Dafyn, ga gini caranya!", April marah pada Diras. Padahal Dafyn yang mulai duluan.
"Yaudah yuk. Kita ke UKS aku obatin luka kamu." kata April pada Dafyn dengan lembut.


Diras berjalan dikoridor dengan keadaan sangat kecewa. Dia merasa gagal.

"Put! Faz! Sesusah ini kah pengen ngedapetin cewek yang gw inginkan?", kata Diras.

"Tapi, yang si Dafyn bilang, lo ngegodain April, itu bener?", tanya Putra.

"Kagaklah! Gw cuma terus terang ke April, bahwa emang dia yang gw mau. Apa gw salah?", jelas Diras.

"Harusnya sih kagak salah. Kayaknya di Dafyn aja kali tuh yang drama prince. Yaudah kita anter lo ke UKS, jijik gw liat luka lo.", kata Putra sambil sedikit menghibur Diras.

Di depan UKS...

"Anter gw cuci muka aja dah!", kata Diras.

"Lah? Emang napa? Lo takut jarum suntik? Di UKS mana ada jarum suntik kali!", kata Putra.

"Disuntik itu emang sakit. Tapi lo harus liat di dalem UKS ada piso!", kata Diras sambil pergi menuju wastafel.

*Fazryn dan Putra mengintip. Dan ternyata ada April yang sedang mengobati lukanya Dafyn.


Pulang sekolah...

"Lo kenapa sih ngehajar Dafyn?", tanya April.

"Dia duluan.", kat Diras dengan singkat.

"Gw ga percaya! Btw, gw tau apa maksud lo kemaren. But sorry, gw sama sekali gasuka sama lo karna sikap lo itu, kasar!!", jelas April sambil pergi menjauh.




Yoww. Sakit ga sih? Di benci sama orang yang lo sayang?

Kelanjutan ceritanya di tunggu yaa ;>

April Untuk DirasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang