-Sesal-

65 4 3
                                    

Hari ini, hari senin. Artinya belum lama April saling bermaafan dengan Diras. Tapi perkiraan April tentang Diras yang akan sedikit menjauh darinya ternyata salah total.

"April", sapa Diras.

"Apa?", jawab April.

"Aku punya hadiah nih buat kamu", kata Diras, yang tadinya lo-gue sekarang jadi aku-kamu.

"Lah!? Aku kan gak ulang taun! Dalam rangka apa? ", tanya April dengan heran.

"Terima aja. Nanti juga kamu tau!", jawab Diras.

"Aku gak mau terima kalo kamu belum ngasih tau maksud kamu apa?", kata April.

"Oke. Aku mau lebih deket sama kamu. Karna, kamu kan udah maafin aku, gapapa kan kalo kita deket.." jelas Diras.

"APA!?", kata April dengan lantang. "Jadi kamu kira kalo aku udah minta maaf sama kamu, jadi kita bisa deket dengan segampang itu!? Halu! Aku tuh minta maaf gara-gara aku punya rasa bersalah! Bukan supaya bisa deket sama kamu!", jelas April sambil pergi.

"Eh April! Tunggu! Maaf!", kata Diras sambil menarik tangan April dengan agak erat.

"Ih lepasin! Sakit tau ga!"

"HEH!! LEPASIN TANGAN PACAR GW!!", pekik Dafyn. "Lo nantangin gw, hah? Ga kapok gw hajar kemaren?", sambung Dafyn sambil mendekat kearah Diras.

"Gw gaada urusan sama lo ya!!", sahut Diras.

"Urusan April urusan gw juga, men!!", jawab Dafyn.

"UDAH!! STOP!!", pekik April.
April pergi menjauh dari mereka berdua sambil menangis. Biasanya saat sedih ia akan merenung di taman sekolah.

*Di taman..

"heuheuheuu.. " suara tangis April.

" Hey, kamu kenapa, Pril?", sahut seorang laki-laki dengan lembut.

"Aku merasa serba salah. Harusnya aku gak minta maaf sama ke Diras waktu itu.", isak April.

"Nggak. Nggak gitu, Pril! Memangnya Diras kenapa cerita sama aku!", kata laki-laki itu.

"Ya gitu. Diras malah semakin ngedeketin aku! Aku ga suka. Aku takut Diras berantem sama Dafyn. Tadi aja mereka adu mulut. Aku jadi terskiti.", jelas April. "Aku harus gimana, Put?", ternyata laki-laki itu, Putra. Putra memang sudah dekat April dari kelas 1 SD. Mereka sering curhat curhatan.

"Kamu nggak seharusnya nyesel gitu. Toh, sebagai sesama umat manusia kita harus saling bermaafan kan? Tuhan udah ngatur semua buat aku, kamu, dan semua orang..", kata Putra dengan sangat bijak.

"Iyah sihh. Thanks yaa. Aku ke kelas dulu.", sahut April mengakhiri pembicaraan. Setidaknya saat ini April sudah lebih lega.

*Sesampainya di kelas IX-B...

"Loh!? Kamu kenapa, Pril?", sahut Shasha yang melihat mata sembab April. "Sini, duduk! Cerita sama kita."

"Tadi Diras ngedeketin aku, sampe Dafyn ngeliat dan mereka asu mulut di depan aku.", kata Diras.

"Tuh kan! Apa kata aku. Kamu tuh ga usah minta maaf sama Diras. Gini kan jadinya!", sahut Shasha.

"Tapi kan Sha, sesama manusia itu harus saling bermaafan.", Jawab Tya, yang merasa pendapatnya yang waktu itu disindir.

"Tapi, April jadi tersakiti kan!?", sahut Shasha dangan agak lantang.

"Yaudah sih. Kan udah terlanju--"

"STOP!!", pekik April. "Tadi Dafyn sama Diras yang adu mulut!! Sekarang kalian juga adu mulut!! Aku butuh kalian saat ini! Ngga penting pendapat siapa yang salah waktu itu!! Tolong kalian temenin aku ngehadapin ini semua!!", isak April.

"Sorry, Pril.", sahut Shasha dan Tya bergantian. "Kita janji bakal nemenin kamu, dan ga akan berantem lagi.", sambung Shasha.

"Thanks ya, guys. Kalian terbaik", kata April.

-

Hari kehari sikap Diras semakin posesif, padahal Diras bukan siapa-siapa nya April. Sikap Diras yang seperti itu sering ketahuan oleh Dafyn, sehingga Dafyn sering sekali berkelahi dengan Diras. April semakin hari semakin lelah. Rasanya dia ingin lari dari semua masalah ini.

*Suatu hari...

"Lo tau ga? Gara-gara lo sahabat gw, April, jadi tersakiti.", kata Shasha.

"Tapi gw kan ga nyuruh dia buat minta maaf ke Diras. Gw tuh cuma nyuruh dia buat tanya awal perkelahian itu ke Putra!!", kata Tya. Janji Shasha dan Tya pada April yang tidak akan bertengkar lagi ternyata tak sanggup mereka tepati. Setelah April curhat tentang perasaannya, pasti Shasha dan Tya langsung bertengkar atau beradu mulut.

April merasa kecewa dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua dan menemui Dafyn. Tapi saat mereka sedang berdua...

"Hey, April!"

"Ishh..", April merasa terganggu dengan sapaan itu. Apalagi Dafyn.



Sapaan siapa tuh??

Wah udah berbulan-bulan nih author gak upload, mau cerita dikit nih...
Jadi gini temen-temen, berbulan-bulan kemarin author gak up karena kehilangan ide cerita, alasan yang konyol kan? Tapi itu adanya...
Author usahakan rajin lagi untuk up cerita...

Terima kasih semuaaa💖💖

April Untuk DirasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang