goyang bebek?

15 2 0
                                    

Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak decakan dan gerutuan dari mulut Kiya. Dirinya kini tengah menyelinap di antara orang-orang yang bergerak tidak jelas. Bibirnya lagi-lagi berdecak.

Ck! Mana sih tuh orang, ingetin gue buat nendang bokongnya ntar.

Kiya mengedarkan pandanganya, memandang jijik pada orang-orang yang beraktifitas tak senonoh di tempat ini. Demi apapun, Kiya mengutuk Gavin yang telah membuatnya berakhir di tempat semacam ini.

Kiya menerobos lebih dalam dan menemukan sang kakak dalam kondisi yang luar biasa kacau. Gavin duduk telungkup menenggelamkan kepalanya di meja, penampilanya acak-acakan bahkan Gavin masih memakai seragam kantornya. Pemuda itu meracau tak jelas tentang ini dan itu.

"Mbak Kiya kan?" Tanya seorang bartender laki-laki. Pemuda itu menyerahkan ponsel milik Gavin yang dia gunakan untuk menghubunginya.

Kiya memijit kepalanya frustasi " dia abis berapa botol?"

"Empat botol,"

"GILAA!. mati aja lo sekalian bang!" Maki Kiya setengah berteriak, untung saja suaranya terredam dentuman musik yang cukup keras.

Gadis itu mencoba memapah Gavin dengan perasaan jengkel, karena sepanjang perjalanan banyak pasang mata yang melirik geli kearahnya. Jam menunjukan pukul dua pagi ketika ponselnya berdering. Gadis itu nekat pergi ke club dengan satu set piyama pink baby doll, lengkap dengan sandal berbulunya.

"Mending lo diem deh bang!, lo itu berat tau." Sewotnya. Kiya tidak perduli jika di anggap gila karena berbicara dengan orang mabuk yang meracau tidak jelas.  Dosa gue apa sih?, punya abang begini banget. Batinnya nelangsa.

Bruuuuk!

Mereka berdua nyaris sampai di area parkir jika saja tidak ada orang yang menabrak Kiya hingga mereka berdua limbung dan jatuh dengan tidak elitnya.

Kiya meringis memegangi bokongnya yang sukses mencium lantai, Orang itu menabraknya cukup keras.

"Sory ya, gue nggak sengaja" Orang tersebut mengulurkan tanganya membantu Kiya berdiri. Tapi baru setengah berdiri pegangan tangan mereka terlepas hingga Zakiya harus tersungkur untuk kedua kalinya.

"Bhahahaha!"  Orang itu tertawa membuat emosinya naik ke ubun-ubun.
Gadis itu berdiri dengan tatapan yang siap untuk menguliti lawanya hidup-hidup.

"Bosen idup lo!. Maju sini!!" Tantangnya.

"Santai. Keep calm right...Lo cewek yang waktu itu kan?"

Kiya menekuk alisnya seakan menganalisis pemuda di depannya. Ia ingat sekarang, orang di depanya ini dan pemuda yang hari ini sempat dua kali adu mulut, bahkan berakhir dengan bogem mentah darinya adalah orang yang sama.

"Oh! Lo cowok songong yang waktu itu kan" cowok itu mencebikkan bibirnya merasa tak suka dengan panggilan yang diberikan Kiya.

"Nama gue Dika okay, daripada kita adu mulut nggak jelas di sini mending kita bawa dia" Dika menunjuk pada seseorang yang tergeletak tak mengenaskan di lantai.

Kiya menepuk jidatnya, astaga! bagaimana bisa gadis itu melupakan Gavin.

Akhirnya mereka berdua sepakat untuk memapah Gavin.

D I Y A (Selow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang