Epilog

5.3K 467 101
                                    

Jeno masih terduduk sambil menangis di samping sebuah makam dengan batu nisan bertuliskan nama ayahnya disana.

"Papa pulang yuk... Nanti Jeno masakin sup rumput laut untuk papa. Papa udah janji kan mau anter Jeno ke kampus di hari pertama nanti? 2 minggu lagi Jeno mulai kuliah... Nanti siapa yang semangatin Jeno?" lirih Jeno.

Semua tamu dan kerabat yang datang ke acara pemakaman sudah pulang. Hanya tersisa Siwon dan Tiffany yang masih menemani Jeno. Tiffany tak kuasa menahan tangisnya.

"Jangan nangis.." ucap Siwon pelan sambil merangkul Tiffany.

"Jujur aku bersyukur, Tuhan sayang sama Donghae. Dia udah gak sakit sekarang. Tapi aku khawatir sama Jeno... 18 tahun dia hidup cuma sama Donghae, pasti gak mudah untuk ngerelain Donghae pergi..."

"Jeno kan akan tinggal sama kita. Kita harus kasih perhatian lebih buat dia. Aku akan jagain Jeno kayak anak aku sendiri,"

Tiffany menghampiri Jeno dan duduk di sebelah Jeno.

"Jeno masih mau disini?" tanya Tiffany pelan tanpa bermaksud mengganggu Jeno.

"Jeno gak mau pulang, ma... Jeno mau sama papa..." ucap Jeno lirih sambil memeluk Tiffany.

"Jeno kan masih punya mama. Jeno pulang yuk sama mama. Mama janji akan sering temenin Jeno kesini,"

Sejenak Jeno ragu. Apa Siwon mau menerimanya dan mengijinkannya tinggal di rumah Siwon dan Tiffany? Jeno tidak bisa membayangkan dirinya menjadi korban kekerasan orang tua tiri seperti yang terjadi di dalam drama.

Kekhawatiran Jeno tidak terbukti saat Siwon menghampirinya dan merangkulnya.

"Biar gimana pun kamu anak Tiffany.. Jangan merasa sungkan untuk tinggal sama kita, Jen. Om udah anggep Jeno kayak anak om sendiri,"

###

2 minggu kemudian . . .

"Wah, anak mama udah mau kuliah! Sini sayang. Mama udah siapin sarapan," panggil Tiffany saat melihat Jeno baru turun dari kamarnya di lantai 2.

Sejak kepergian Donghae, Jeno akhirnya setuju untuk tinggal dengan Tiffany. Tiffany dan Siwon juga memperlakukannya dengan baik.

Jeno selalu diperhatikan dan dipenuhi kebutuhannya sehingga Jeno tidak perlu bekerja untuk mendapatkan uang. Jeno dibelikan baju baru, tas baru, sepatu baru, dan lain sebagainya. Jeno juga di daftarkan di kampus lain yang lebih bagus dan tidak jadi masuk ke kampus yang ia rencanakan.

"Sini sini..." Tiffany menepuk kursi disebelahnya dan mengisyaratkan Jeno untuk duduk disana.

Jeno bergabung dengan Tiffany dan Siwon untuk menyantap sarapannya.

"Pagi ma, pagi om..." sapa Jeno.

"Pagi Jen... Gimana? Udah siap kuliah?" tanya Siwon sambil meminum kopinya.

Jeno hanya mengangguk.

"Oh ya, om udah sewa supir. Selama kamu belum bisa bawa mobil, kamu bisa pakai supir pribadi. Nanti dia akan pakai mobilnya Tiffany."

"Loh? Nanti mama gimana kerjanya?"

"Kita bisa berangkat bareng sementara. Nanti kalau kamu udah bisa bawa mobil, om belikan mobil baru," jawab Siwon lagi.

Mereka bertiga menyantap sarapan dengan tenang sampai Tiffany menyadari raut wajah Jeno yang nampak sedih.

Tiffany menyenggol lengan Jeno dengan pelan, "Jen, kenapa?" tanyanya.

Jeno hanya menggeleng.

"Kangen papa ya? Jeno mau ke tempat papa nanti sore?" tanya Tiffany.

Lagi-lagi Jeno menggeleng.

Me & DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang