2

23 3 0
                                    

Bola yang di smash lathifah cukup kencang dan bola itu melesat kearah kumpulan anak kelas 1, lalu bola itu di tepis begitu saja oleh seseorang, yang mengakibatkan bola itu terpental cukup jauh.

Aku mencoba melihat orang yang telah menepis bola itu, dia sepertinya anak kelas satu, tapi reflek yang di milikinya cukup bagus sekali.

Anak itu saat ini sedang di ajak bicara oleh ka ema dan lathifah, mereka berdua mencoba menanyakan keadaannya dan meminta maaf atas insiden barusan. Dan terlihat anak itu seperti mengatakan kalau dia tidak apa apa, lalu tersenyum.

2 jam sudah latihan ini berlangsung, matahari mulai menenggelamkan cahayanya dan itu sebagai tanda kalau latihan sudah harus diselesaikan. Tidak lupa melakukan pendinginan terlebih dahulu agar badan tidak terasa kaku dan pegal saat sampai di rumah nanti.

Kami disuruh ambil posisi telentang, dan menutup mata, mendengarkan instruksi dari pelatih, membayangkan apa yang dia katakan. Hampir 5 menit, akhirnya kami dirusuh membuka mata kami semua.

Ketika mata ku terbuka aku langsung bertatapan dengannya, si anak kelas 1 yang tadi menangkis bola, anak itu tersenyum padaku, tentu ku balas juga senyumnya itu.

Semuanya bergegas pulang, ada yang menunggu jemputan, ada yang bawa kendaraan di parkiran, ada juga yang kaya aku, jalan kaki ke depan untuk naik angkot.

"Al bareng ya naik angkotnya" tiba tiba ada febby disamping ku

"Yaudah kuy aja gue mah, selagi itu angkot bukan punya gue" ucapku dengan tawa yang mengiringi

"Ohh jadi kalo itu angkot punya lu atau bapak lu, gue ga boleh bareng gitu?"

"Jelas dong engga" aku tertawa puas melihat ekspresi febby yang sepertinya mau menjitak kepala ku, tapi sayang aku udah lari duluan.

"Ishh Al tungguin!!!" teriak febby di belakang ku, aku hanya mengabaikannya dan terus berlari sampe akhirnya berenti di tempat biasanya nunggu angkot.

Aku melihat anak kelas 1 itu, sepertinya dia sedang menunggu angkot atau jemputan juga, tapi bedanya posisi dia saat ini ada di sebrang ku.

"Cape tau al ngejar lu tuh" ucap febby

"Hehehe sorry sorry feb"

"Al coba liat itu, itu si anak yang nagkis bola tadi kan? Wahh kayanya dia anak yang cukup berada, buktinya di jemput tuh pake mobil, mana tuh mobil bagus banget lagi"

Aku yang melihat nya juga hanya mengangguk tanda mengiyakan ucapan febby. Gak lama angkot jurusan yang ingin aku dan febby naiki datang.

Sesampai dirumah aku langsung bergegas membersihkan diri ku, selesai itu aku langsung merebahkan diriku di atas kasur, mata ku begitu berat dan aku memutuskan untuk tidur lebih awal.

*Drrrttt..Drrrtt*

Aku mencoba meraih hp ku yang bergetar di atas nakas, ku lihat panggilan telfon dari febby

"Mm.. Ya feb kenapa?"

" dimana? Di tungguin dari tadi gila"

"Dirumah baru bangun, kenapa si?"

"GILA.. Hari ini ada sparing di sekolah, lo lupa?" aku mencoba mengingat-ingat dan di detik berikutnya aku baru bisa mengingatnya

"Iya sorry gue lupa banget, yaudah gue prepare dulu"

"Yaud.." telfon langsung ku matikan dan aku bergegas mandi.

Tidak butuh waktu lama aku sudah siap untuk berangkat, aku melihat ayah sedang menyiapkan makanan di atas meja makan.

After The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang