Satu detik
Dua detik
Tak ada pergerakan apapun? Tubuhku tidak merasakan sakit, aku justru merasakanㅡ hangat?
Aku yakin dia tidak menyerangku karena aku merasakan tangan besarnya itu mengusap dan mengelus rambut coklatku. Sentuhan ini bahkan terlalu lembut untuk disebut sebagai serangan. Apa dia membunuh dengan cara seperti ini? Tapi ini aneh.
Dengan ragu aku mulai membuka mataku dan langsung bersiborok dengan mata merahnya yang mengagumkan. Entah kenapa aku seolah terpaku oleh tatapan itu. Tatapan itu terlalu indah dan memabukkan.
Tangannya masih menyentuh dan mengusap rambutku dengan pelan, membuat serangan listrik beribu ribu–ribu volt masuk ke dalam aliran darahku. Sentuhan ini sangat aneh, aku bahkan tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
Mata merah itu seolah menelusuri setiap jengkal wajahku. Seolah menikmati ornamen langka yang hanya ada satu di bumi. Dan aku berani bersumpah kalau kornea merah itu tengah menatap bibirku. Aku menelan ludah kasar.
Aku takut, tapi mata itu membuatku merasakan hawa yang menghangat mengumpul di sekitarku. Aku bahkan tak bisa berpikir apapun saat merasakan benda dingin menyentuh bibirku. Hanya menyentuh namun serangan kecil itu berhasil membuat seluruh sarafku melemah dan jantungku berdegup dengan sangat cepat. Tak lupa ratusan pernik – pernik dandelion dan kupu–kupu seolah berpesta di dalam perutku.
Gosh!
Ciuman pertamaku!
Mataku membulat dan mengerjap beberapa kali saat ciuman itu terlepas dan meninggalkan rasa sedikit kecewa dalam hatiku. Gila! Kau akan mati tapi masih sempat–sempatnya meminta lebih, Baekhyun.
Kedua tangan besarnya menangkup pipiku. Kadang ia memiringkan kepalanya lalu menjilat bibirnya sendiri. Seolah tengah mengecap rasa manis yang tertinggal setelah ciuman tadi. Dapat kurasakan ia mendekatkan wajahnya lagi hingga aku dapat mengecap rasa manis nan dingin itu ㅡlagi.
Walau bibirnya sangat dingin, tapi hawa tubuhku terasa menghangat. Aku tak bergeming. Terlalu sulit untuk menolak pesona manusia asing ini. Kedua sayapnya tiba – tiba melebar, membuatku sedikit tertegun karena keindahan sayap itu. Aku merasakan bibirnya menekan sedikit bibirku, menggerakkannya pelan membuatku refleks menutup kedua mataku.
See?
Aku benar – benar tergoda oleh pesonanya. Entah sejak kapan kedua tanganku sudah terkalung di lehernya, ikut membalas ciuman lembutnya.
"ㅡhyun! Baekyun! Kau dimana?"
Ciuman itu langsung terlepas.
Walau aku sedikit kecewa tapi aku juga tak mungkin meneruskannya. Suara yang memanggilku secara bersahutan itu adalah suara teman–temanku yang pasti tengah mencariku. Lelaki asing di depanku ini tampak terkejut. Ia memandang ke sekitar seperti waspada.
Saat melihat sinar lampu dari senter, lelaki itu terhenyak. Ia langsung berdiri. Menatapku barang sebentar sebelum akhirnya melebarkan kedua sayapnya. Tubuhnya perlahanan berubah menjadi sosok makhluk menyeramkan tadi. Ia melesat terbang bertepatan dengan kehadiran teman–temanku dari arah samping.
"Astaga! Baekhyun!" Luhan hyung berteriak dan langsung berhambur memelukku.
Aku tersenyum kecil dan mengusap–usap punggungnya. Yixing hyung dan lainnya tampak tersenyum lega.
"Kau kemana eoh? Kenapa menghilang? Kami sudah mencarimu kemana–mana, kami mengkhawatirkanmu Byun Baekhyun!" omelnya. Walau pun dia memarahiku tapi aku tahu kalau dia sangat mengkhawatirkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[☑]『 ɢʀɪꜰꜰɪɴ 』
Fantasy❝ 박찬열 •❦• 변백현 ❞ ㅡBaekhyun tak pernah mau menggubris pelajaran yang melibatkan makhluk yunani kuno, namun kehadiran sosok di depannya membuatnya mau tidak mau harus mempercayainya. ❝a mitology story❞