AKU = KAMU

1.3K 197 6
                                    

.

.

Derap langkah Daniel bergitu kerasa dari lantai bawah, membuat ibunya sendiri langsung berlari keluar dapur untuk menghampirinya. Sudah dua minggu lebih si anak tidak meninggalkan rumah, berdiam diri di dalam kamarnya, mendengar langkah yang begitu antusias bergerak dari tangga rumah, si ibu langsung berfikiran bahwa anaknya akhirnya keluar dari kandangnya.

Benar dugaan seorang seorang ibu, Daniel tengah mengenakan jaketnya sambil menuruni tangga,

"mau kemana niel??" tanya sang oema

"mencari udara segar" jawab sang anak begitu singkat tak menghiraukan raut kekhawatiran orang yang sudah melahirkannya.

"semalam oema telephon jisung, katanya hari ini dia mau mampir kesini" cegah oema memegangi lengan Daniel

"weo??" Daniel akhirnya menatap raut muka oema

"Oema khwatir sama kamu, nak... sudah dua minggu kamu mengurung diri dikamar-

"jisung hyung kesini sama siapa??" potong Daniel, maniknya seakan mengintrogasi oema

"oema tidak tanyakan, mungkin sendirian"

"kalau begitu, suruh dia pulang... aku baik-baik saja" Daniel melanjutkan langkahnya, oema hanya bisa melepas lengan sang anak dengan perasaan khawatir memebelenggu hatinya. Tapi melihat dia keluar untuk mencari udara segar, membuatnya sedikit meringan, ketimbang melihat anak satu-satunya berdiam diri di dalam kamar.

"sebaiknya aku telephon jisung-ssi..." oema mencari telephon genggamnya dari saku celemek yang masih melekat indah di tubuhnya.

.

Di sisi lain

Dua orang pemuda berada di dalam kereta cepat menuju busan.

"ne... ne... kamsahamida..." jisung menutup telephonnya, kemudian menghela nafas Panjang, diliriknya pemuda yang duduk disampingnya dengan pandangan memelas.

"weo??" mata indah itu menatap tanya jisung

"Daniel tidak mau ketemu, dia pergi... oemanya tidak tau dia pergi kemana" jisung mengalihkan pandangannya ke arah jendela kereta yang sekarang sedang berjalan sangat cepat, "katanya mau mencari udara segar...akhh... terus kita ngapain ke busan??" keluh jisung memendangi pemandangan yang berseliweran di luar jendela

Untuk beberapa saat mereka berdua hanya terdiam tak mengeluarkan suara, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Karena tidak mungkin mereka minta turun sekarang di atas kereta cepat yang melaju kencang menuju busan. Atau meminta masinisnya untuk berbelok arah kembali ke seoul, mereka pasti akan di keroyok penumpang lain. Ataukah alternative yang lebih masuk akal, menikmati perjalanan itu, seakan itu liburan bagi mereka.

"kau ada ide?? Seongwoo??" jisung memecah keheningan, menoleh pemuda yang diseretnya paksa untuk menemaninya ke busan.

Iya... seongwoo awalnya menolak mati-matian ajakan jisung untuk menemui Daniel di busan. Dia merasa tak punya cukup alasan untuk bertemu dengan pemuda yang sudah dua tahun menjadi roommatenya. Dia masih memegang teguh alasan yang dibuatnya sendiri bahwa Daniel mengundurkan diri dari teater karena peran Romeo yang dimainkan olehnya. Dan juga alasan, karena hyunA-gebetan mereka lebih memilih dia ketimbang Daniel untuk menjadi romeonya.

Jisung memaksanya untuk menemaninya menemui Daniel, dia dengan segudang cara membuat seongwoo tak bisa menolak. Dari alasan

'hanya menemaniku, kamu diam saja ga usah banyak bicara, jangan hiraukan Daniel mau ngomong apa' jisung memohon, seongwoo hanya menggeleng

EQUAL [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang