Ketiga orang penghuni rumah besar itu sedang sarapan bersama, pangeran sudah siap dan wangi untuk bertemu kekasih ke enamnya tetapi perlu untuk mengisi perutnya agar otaknya bisa berpikir dengan jernih mengeluarkan kata romantis untuk memperdaya wanita, tetapi hari ini sepertinya gagal setelah mengingat janji dengan teman alumni untuk mabar (makan bareng)
"Mah, pah, aku mau ketemu temen nanti" . usai meminta izin pangeran mengambil roti lalu melahapnya, mario nama tuan besar yang berkuasa di rumah luas itu hanya bisa menggeleng melihat tingkah anak semata wayangnya . sejak kecil dia selalu dimanja, apapun yang dia inginkan selalu saja terkabul, hingga ia dewasa pangeran sama sekali tidak mau bekerja membantu ayahnya di kantor, disuruh menikah juga tidak mau, padahal banyak wanita yang ia sering bawa ke rumah namun tidak ada yang tepat untuk dijadikan menantu, itupun pangeran hanya ingin mempermainkan wanita .
Nyonya zoya ibu dari pangeran pun bingung harus diapakan putranya agar bisa berubah, tetapi satu rencana yang telah disiapkan kedua orang tuanya.
Pangeran melambaikan tangannya di depan wajah ayah dan ibunya yang bengong sambil menatapnya.
"Mama sama papa napa bengong?"
"Eh-.." keduanya gelagapan dan langsung kembali fokus sarapan.
"Nanti malam kamu pulang cepat yah, papa kedatangan tamu dan kamu harus hadir di acara makan malam ini". Tegas papanya, pangeran hanya mendengus kesal, satu kebaikan terungkap dalam diri pangeran yaitu kali ini ia harus hadir atau papanya murka dan mengambil semua uang jajan dan mobilnya.
***restaurant***
Terlihat kumpulan cowok-cowok itu duduk santai beramai ramai di tempat makan, pangeran sesekali menatap jam tangannya .
" waduh si bimo kemana sih" gerutu pangeran.
"Lu yakin bimo mau kesini" ucap ferdi disertai lirikan tanda tanya anak alumni lainnya.
"Tau deh, eh.. Pesen makan gih.. Jangan malu-malu lu pade, gue yang tangkis dah" dengan kemurahan hati pangeran ia mengratiskan pesanan teman temannya yang sekitar 12 orang tersebar mejanya.
Beberapa menit kemudian mata pangeran menangkap si bimo berlari masuk seperti orang kerasukan saja.
"Gawat!! Gawat ran!!" teriaknya . belum juga sampai tapi dia sudah berteriak membuat orang yang ada di ruangan makan memperhatikan bimo .
Mengatur nafas "gawatt!! Lu dipanggil bokap lu!! Lu bakal dijodohin men"
Lu bakal dijodohin
Dijodohin
Dijodohin!!
Hening, semua penghuni hening mendengar teriakan berulang dari bibir bimo yang tidak bisa di rem, dijodohin adalah hal memalukan terutama bagi anak laki-laki gaul seperti pangeran
Pangeran terdiam, jika boleh mungkin ia akan segera berlari ke semak-semak belukar dan menghilang tuk selamanya! Hal yang paling memalukan bagi anak milenial adalah dijodohin.
Semua mata tertuju pada pangeran yang berdiri lemas karena malu,pengunjung restaurant saling bisik bisik dan cekikikan mendengar perjodohan yang sama sekali tidak diketahui pangeran.
sedangkan bimo masih terus mengguncang guncang tubuh pangeran agar segera pulang.Ya Allah Bolehkah membunuh sahabat? Gumam pangeran sebelum jatuh pingsan karena malu yang luar biasa tak terbendung.
*#*"*#*"*#*"#
Langkah kaki pangeran segera memasuki rumah bercat warna putih itu, dia mengedarkan pandangannya dan ternyata benar, ada tamu yang sedang bercengkrama hangat dengan ayah ibunya, ada tiga tamu di kursi sofa kiri, pangeran berspekulasi bahwa orang kiri ini adalah keluarga yang telah merencanakan perjodohan konyol dan busuk ini. Batin pangeran.
"Eh.. Pangeran udah pulang, sini duduk sayang " sapa ibu zoya lalu memberi kode agar anaknya ikut duduk bersama, apa boleh buat pangeran harus nurut
Langkah pangeran mulai melambat saat pandangannya fokus ke satu makhluk aneh baginya.
tunggu-tunggu, gadis bercadar?
Hah? Batin pangeran menghentikan langkahnya memperhatikan gadis serba hitam itu mulai dari atas hingga ujung kaki, hanya mata yang nampak bahkan itupun dia menunduk sangat cuek, jika dilihat tidak ada seorang gadis disini kecuali yang bercadar ini, jangan sampai dia adalah calonku, gumam pangeran.
"Calon istri kamu, dia arumi insyah"
pangeran langsung tercengang setelah melihat calonnya benar-benar menggunakan cadar, ayah dan ibu gadis itu pun seperti pecinta sunnah juga, ada janggut di dagu sang ayahnya dan si ibunya menggunakan gamis yang panjang.
membayangkan hari-harinya dengan gadis itu membuat pangeran merinding takut, bagaimana bisa bahkan pangeran tidak tau wajah si wanita.
Pangeran memasang paksa senyumnya untuk mereka , dan apapun yang terjadi dia akan protes dengan ayah ibunya, dia tidak mungkin menikah dengan ninja hatori !
Tidak akan!
Tidaakkkkkk...... Batin pangeran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arumi
Roman d'amourPangeran si cowok playboy,banyak ulah dijodohkan dengan arumi insyah yang merupakan gadis bercadar sedangkan arumi insyah memimpikan imam yang sholeh, apakah mereka memilih bercerai kelak atau justru mereka saling mencintai? Bagaimana rumah tangga m...