Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu oleh Jimin dan Jungkook, tidak ada hal yang lebih membahagiakan dibanding dengan saling bertemu. Kesibukan masing-masing membuat mereka tidak memiliki banyak waktu untuk saling bertemu, teknologi video call membuat mereka merasa beruntung karena dapat mengobati rindu meskipun tak bisa menyentuh.
Jungkook menunggu di depan universitasnya sesekali mengecek ponselnya atau merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku karena terlalu lama berdiam.
Akhirnya Jungkook menyerah dan memilih melakukan pergerakan yang akan membuat tubuhnya lemas dan tidak kaku, Jungkook memang tidak bisa diam bahkan dalam tidurnya dan itu sudah diakui oleh banyak orang.
Jeon Jungkook itu kelebihan energi, sedangkan Park Jimin terlalu malas bergerak jika tidak ada hubungannya dengan musik. Suara klakson mobil membuat Jungkook menghentikan aktivitas sit upnya.
"Kau ini! tidak bisa yaa tidak bergerak sebentar saja?" Park Jimin sudah bersidekap dada dengan tubuh yang dia senderkan di mobil.
"Standar sebentarmu dengan sebentarku berbeda, kau harus tahu itu."
"Ya, tuan kelebihan energi."
"Kita akan pergi kemana?" tanya Jungkook setelah sempurna tubuhnya berada di mobil Jimin, hawa sejuk AC mobil langsung membuat Jungkook nyaman, sedangkan Jimin yang baru saja masuk hanya mendengkus kesal kemudian mulai melajukan mobilnya.
"Memang harus ya bertanya seperti itu di setiap pertemuan kita?"
"Aku hanya ingin berbasa-basi."
"Sekali lagi seperti itu kulempar kau dengan si cantikku." Jimin mengancam membuat Jungkook bergidik ngeri, Jungkook menyerah kalau sudah berhubungan dengan si cantik kepunyaan Jimin.
"Bagaimana kalau kita minum di bar? Sudah lama aku tidak mabuk dan tidur dengan si cantikku." Jimin menawarkan namun Jungkook menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
"Aku tidak bisa menyetir mobil dan aku tidak mau menerima resiko kecelakaan, tubuhku terlalu berharga asal kau tahu."
"Ya, aku tahu. Tubuhmu itu aset negara yang tidak ternilai." Jimin mencibir, sedangkan Jungkook hanya mendengkus kesal.
"Terserah apa katamu, yang penting bukan di bar."
"Bisakah sekali ini saja?"
"Aku sudah minum kemarin dan aku tidak mau merusak staminaku, kau tahu bukan kalau lusa aku harus berangkat ke Jepang?"
"Aku tahu karena aku akan datang, dan pelatihmu mengomel karena kau pergi denganku hari ini, alih-alih melakukan latihan."
"Pelatih belum berhasil meredakan mabuknya sejak semalam, jadi bagaimana aku bisa diomeli, dasar sok tahu."
"Terserahlah!"
"Kau sepertinya memiliki si cantik baru ... dimana kau mendapatkannya?" Jungkook bertanya saat melihat presensi ulat bulu di kotak kaca yang berada di dashboard.
Ulat bulu yang cukup unik dibanding ulat bulu yang biasa Jimin bawa. Ulat bulu kali ini memiliki bulu lebat yang berdiri membentuk ruas dengan warna kuning dan merah di bagian depan, terlihat menggemaskan meskipun menggelikan di saat bersamaan.
"Aku mendapatkannya tadi, si cantik ini sangat unik dan lucu."
"Tetap saja ... ulat bulu ini akan menjadi kupu-kupu."
"Itu dia! Aku sudah tidak sabar melihat rupa kupu-kupunya, ulatnya saja secantik ini bagaimana dengan kupu-kupunya?"
"Tidak semua yang cantik akan menjadi cantik ... kita tidak tahu prosesnya bagaimana, siapa yang tahu kalau saat dia menjadi kepompong sesuatu terjadi, sehingga alih-alih menjadi kupu-kupu cantik malah jadi buruk."
"Tapi tidak ada kupu-kupu yang tidak cantik."
"Ya ... terserahlah yang pas ... yak! Park Jimin! hati-hati!" Jungkook memekik saat Jimin mengerem mobilnya mendadak dan akibat itu kotak kaca itu jatuh membuat Jimin langsung panik, dia ingin menyelamatkan si cantik kesayangannya meskipun dia masih melajukan mobilnya kembali.
"Cantikku!"
"Aish! Itu bisa diurus nanti, perhatikan jalan saja."
"Kau juga tidak bisa mencarinya."
"Aku akan bantu tapi tolong kita sedang di jalan."
"Aku bisa mengatasinya."
Mereka masih berdebat tanpa sadar posisi mereka yang berada di tengah persimpangan dan karena konsentrasi yang terpecah itu, Jimin tidak bisa membawa mobilnya menghindari sebuah truk yang kehilangan kendali.
Jimin membulatkan matanya saat melihat truk itu menabrak mobilnya tepat di sisi di mana Jungkook duduk, tidak ada kesempatan menyelamatkan diri karena kesempatan itu mereka sia-siakan untuk berdebat.
Mobil Jimin terguling beberapa kali, sedangkan truk yang menabrak juga terguling menabrak kendaraan lain sebelum berakhir menabrak pohon dan terbakar begitu saja. Jimin mengernyit menahan sakit, matanya melirik Jungkook yang sudah tidak sadarkan diri dengan luka di kepala dan luka lain yang Jimin tidak tahu, Jimin meringis berusaha meraih tubuh Jungkook yang sudah lunglai.
"Maafkan aku ...."
Jimin sedikit lagi meraih tubuh Jungkook namun tangannya sudah terkulai, sebelum kesadarannya hilang Jimin merutuk dalam hati.
Perasaan bersalah karena mementingkan si cantiknya, bagaimana dengan perlombaan di Jepang lusa? Jungkook pasti akan sangat kecewa padanya dan Jimin tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk yang mempengaruhi kehidupan Jungkook sebagai atlet lari.
Sejak hari itu semuanya menjadi berbeda dan Jimin membenarkan pernyataan Jungkook tentang ulat dan kupu-kupu, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selama menjadi kepompong.
Jika Jungkook adalah ulat yang cantik itu maka itulah yang terjadi, karena kecerobohan seseorang kupu-kupu itu memiliki sayap yang tidak sempurna.
Namun, ada satu hal yang pasti di dunia ini, bahwa tidak ada kupu-kupu yang tidak cantik.
____

KAMU SEDANG MEMBACA
Gift [COMPLETE]
FanfictionJika ditanya makna perbedaan maka mereka akan menjawab dengan satu jawaban yang lantang dan kompak. "Jungkookie takut ulat sedangkan Jiminie sangat menyukai ulat!" RAWSBestfriend