ii. prologue

350 59 41
                                    

Four years ago

.

.

Bae Jinyoung ingat betul saat dia menyeberangi danau malam itu, bersama dengan teman-teman seangkatannya yang juga murid-murid baru di salah satu sekolah sihir terbaik di dunia – Hogwarts, sekolah sihir yang terkenal di Inggris. Dia ingat tangannya yang berbau seperti besi saat dia telah memasuki ruangan makan – hasil memegang gagang lentera terlalu lama saat menyeberangi danau menggunakan sekoci. Jinyoung ingat perasaan menggelitik di perutnya saat menunggu gilirannya untuk dipanggil ke depan, duduk di hadapan para guru dan menunggu rumah asramanya ditentukan oleh si Topi Ajaib yang sudah dia ketahui keberadaannya bahkan sejak dia berusia 5 tahun.

"Gryffindor!"

Sempurna. Ayahnya adalah seorang Gryffindor, dan ibunya adalah seorang Hufflepuff. Hanya kedua rumah itu yang ingin dia masuki, meskipun ayahnya mengatakan bahwa dia sedikit berpotensi menjadi seorang Ravenclaw. Dia terlalu kritis untuk menjadi seorang Hufflepuff, sedikit licik, namun juga ambisius dan sedikitnya memiliki rasa belas kasih.

Kalau ada asrama 'Divergent' di Hogwarts, mungkin Jinyoung bisa jadi salah satu penghuninya.

"Halo, penghuni baru lagi! Gue Kim Jaehwan, panggil aja kakak."

Jinyoung itu pada dasarnya pemalu, kurang rasa percaya diri, terutama di lingkungan baru. Wajah tampan bukan satu-satunya aspek yang bisa diandalkan bukan? Meskipun saat itu wajahnya masih dipenuhi lemak pengisi kedua pipinya – chubby, tapi Jinyoung pada dasarnya memang sudah tampan. Melihat seorang senior bernama lengkap Kim Jaehwan yang menyapanya dengan suara lantang, sedikitnya meningkatkan rasa percaya dirinya dan semangat untuk mencari teman.

Kim Jaehwan itu di tahun ke tiga rupanya, dekat dengan salah satu senior tahun ke empat bernama Ong Seongwoo yang tidak kalah berisik dari Kim Jaehwan. Ada juga senior tahun ke-6 yang ternyata adalah si ketua asrama Gryffindor – Yoon Jisung namanya. Dalam satu hari pertamanya di Hogwarts, Jinyoung telah bertemu dengan banyak teman di asramanya yang juga berasal dari Korea Selatan. Mungkin dia adalah satu-satunya orang Korea di angkatannya, namun dia tidak masalah. Memiliki para seniornya sudah cukup baginya.

"Jinyoung, kok diem aja? Lu ga kenalan sama teman-teman lu yang lain? Buat teman main." Itu Seongwoo, menepuk-nepuk bahu Jinyoung pelan sambil mengunyah sepotong roti.

Hanya mengangkat bahu, Jinyoung menopang dagunya menggunakan tangan kanannya, matanya menatap ke arah sang kepala sekolah dengan tatapan penuh rasa bosan. Tidak sabar untuk berkeliling sekolah.

"Nanti aja, kak. Nunggu ada yang nyapa lagi."

.

Sepanjang sejarah Hogwarts, kebanyakan saudara kembar berada di asrama Gryffindor. Entah mengapa pasangan kembar sangat jarang berada di asrama Slytherin. Mungkin kah ada beberapa entitas yang tidak menginginkan kelicikan ganda? Kepicikan ganda? Lucu bagaimana di era modern ini, asrama Slytherin terkesan seperti sarang buronan. 

Apakah para entitas itu akhirnya menyadari bahwa Slytherin bukan hanya mengenai kelicikan dan kepicikan? Maka dari itu, sepasang kembar dari keluarga Park sepertinya menjadi bukti atas hal itu, bahwa Slytherin tidak akan memiliki kelicikan dan kepicikan ganda dengan hadirnya sepasang kembar. Park Jihoon dan Park Woojin, adalah sepasang kembar berdarah murni. Kedua orang tua mereka adalah Slytherin dan pekerja Kementrian Sihir. Keduanya ambisius, dan mereka kompak satu sama lain.

Kehadiran mereka merupakan 'berita hangat' dan 'sensasi' di seluruh penjuru Hogwarts. Keberatan? Tidak sama sekali. Bahkan saat para murid baru berbisik membicarakan mereka di lorong saat mereka berpapasan, baik Jihoon dan Woojin merasa tidak peduli. Mereka saling bersenda gurau satu sama lain, mendiskusikan akan bagaimana terkenalnya mereka saat sudah dewasa bila masih berada di tahun kedua saja sudah begitu populer. Seperti siapa? Si kembar Weasley? Atau Harry Potter sang legenda?

"Tapi aku ga mau Woojin-ie mati..."

"Aww Jihoon-ie~ tunggu... kenapa harus aku yang mati?!"

.

Hari itu, di taman, saat Bae Jinyoung tengah duduk santai, menunggu beberapa teman seangkatannya untuk menemuinya sebelum mereka berjalan bersama menuju ruang rekreasi Gryffindor, sesosok 'malaikat' lewat di hadapannya. Cantik. Sepasang netranya bak rusa, nampak polos. Sepasang pipi tembam, bibir cukup tebal berwarna kemerahan. Wajahnya seperti bayi. Apakah seangkatan? Mengapa mereka tidak pernah bertemu sebelumnya? Mengapa Jinyoung tidak menyadari sosok itu saat di aula besar? Terlebih saat ini, mengapa dia hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam sebagai seragam? Kemana atribut rompi, dasi, dan jubahnya?

Kelewat penasaran dan ambisius untuk mengenal sosok itu, Jinyoung bangkit dari posisi duduknya, melangkahkan kakinya mendekati si 'malaikat' – ingin mengajak berkenalan. Namun, sesosok lelaki – yang begitu dikenal oleh seluruh penghuni Hogwarts termasuk anak-anak baru, berlari kecil mendekati si 'malaikat'. Sosok ber-rambut kecoklatan itu, dengan kulit berwarna tan. Satu set dasi, rompi, dan jubah dengan ornamen hijau – seragam Slytherin berada di genggamannya.

"Jihoon-ie!"

Sebelum Jinyoung bahkan sempat mendekati si 'malaikat', sosok berkulit tan yang diketahui bernama Park Woojin itu sudah berada di hadapan si 'malaikat', menyerahkan satu set seragam Slytherin itu pada si cantik.

"Bisa-bisanya ninggalin ini di ruangan rekreasi. Satu set, pula. Keterlaluan emang cerobohnya kamu tuh."

Surai kecoklatan milik si cantik diusak lembut oleh Woojin, terkekeh pelan menikmati usakan sang adik kembar.

Mereka mirip. Jadi si cantik itu – Slytherin?

Terlebih, dia adalah Park Jihoon?

Park Jihoon secantik itu? Jinyoung selalu berfikir bahwa Park Jihoon tak jauh berbeda kenampakan fisiknya dari Park Woojin; tampan, ber-karisma, terlihat galak, manly, tatapan mata tajam.

Sialan.

Si kembar Slytherin – anak dari Park Chanyeol, orang yang cukup berpengaruh di Kementerian Sihir, meskipun Jinyoung tidak tau persis apa jabatan pria itu.

Hebatnya lagi – tidak, tidak. Sialnya lagi...

.

.

Mengapa jantung Jinyoung berdegup begitu cepat?

--

Permisi, ini baru prolog ya! Aku senang fanfic aku terbaca/? dan ter-notice beberapa dari kalian. Ke depannya, aku bakal berusaha lebih keras (mempromosikan storyku)/? ehehe.

Chapter 1 coming really soon! Ini brief, Jinyoung udah naksir Jihoon dari lama ehe. Terus jangan sedih ya, Jisung sama Ong cuma muncul di chapter ini karena 3 tahun kemudian kan mereka udah lulus :')

Aku bersedia menerima saran apapun demi kenyamanan para pembaca dan untuk kelangsungan cerita yang lebih baik!

Thank you for your support!

xoxo

Slytherin Angel - deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang