DUNIA PERCINTAAN, BAB 4.

25.3K 588 10
                                    

Lena bangun mengerang tubuhnya terasa sakit semua dan berat dilihat sebuah lengan berada di pinggangnya. Kemudian dilihat Sandy? sontak dia kaget bukan main langsung di angkat lengan kekar Sandy dari pinggangnya. Sandy terbangun karena usikan dari Lena. Lena memperhatikan wajah Sandy serta tubuhnya penuh dengan bekas cakaran. Lena mengintip dari balik selimutnya ia shock berat.

"Haduuuhh, Sayang, kau kenapa sih?" ucap Sandu suara seraknya karena terganggu oleh Lena. Lena tertohok mendengar ucapan dari mulut Sandy.

"Apa? Sayang?" Lena memukul Sandy secara tiba-tiba.

"Kau kenapa sih?!" bentak Sandy sakit karena pukulan dari Lena. Lena berhenti lalu tidak mengerti bagaimana dia bisa tidur bersebelahan dengan Sandy dan apalagi dia telanjang tanpa busana.

"Kau ini? Sudah semalam kasar sekali sampai luka begini masih pukul aku?!" kesal Sandy pada Lena. Lena melotot tidak percaya dengan ucapannya itu lagi.

"Kasar? Maksudnya kau dan aku ...." ucapnya tergantung oleh Lena.

"Iya, semalam kau dan aku sudah melakukan hubungan suami istri dan kau lihat?? luka harus ada di tubuhku karena kau. Coba saja kau sedikit lembut sudah kutanam benih disini," balas Sandy dan kemudian menjelaskan sedetail kejadian semalam. Lena terpaku diam tidak sadar apa yang dia lakukan dengan Sandy. Jadi sekarang dia sudah tidak perawan lagi.

"Kau tidak ingat? Kau mabuk berat semalam untung si Cristian brengsek itu tidak membawamu ke hotel. Aku baik dan aku tidak akan kau disentuh olehnya. Karena aku cemburu kau terlalu dekat dengannya," lanjut Sandy berbicara. Lena masih diam.

"Kalau kau masih tidak ingat kejadian semalam kita bisa lakukan sekali lagi dan kemungkinan kau bakalan hamil dariku," tambah Sandy mulai mendekati Lena dan tiba Lena menampar wajah Sandy tanpa pertimbangan.

Sandy terhuyung jatuh berbaring dan bangun mengarah lirih wajah Lena dengan tajam. "Apa-apaan kau ini? Aku melakukan itu tidak gratis?!" Marah Sandy kepada Lena. Lena membalas menatapnya dengan bibir terkatup rapat bergetar sebentar lagi bening air mata siap jatuh di kedua pipinya yang mulus itu. Menjaga kehormatannya dengan lengah harus di tegur oleh pria bejat seperti Sandy. Harga dirinya terinjak olehnya.

"Jadi, karena kau tidak mengizinkan aku membatalkan kontrak dari GDA dengan sesuka hati dirimu melakukan ini semua dan dengan semudah itu kau mengambil kehormatanku yang selama ini ku jaga. Sebejat itukah kau terhadapku hingga kau tega melakukan ini semua demi menghancurkan masa depanku," ungkap Lena mengungkapkan semua rasa kekesalannya dari Sandy yang sudah dianggap musuh itu.

Sandy terdiam mendengar ungkapan dari mulut Lena dan Sandy tidak percaya yang dia kenal itu menetes air mata karena yang telah ia lakukan salah.

"Baik jika itu yang kau mau. Mulai sekarang aku bukan lagi partnermu atau siapapun. Aku resign dari pemotretan. Terima kasih," tambah Lena turun dan ranjang membawa baju yang berserak di lantai masuk ke dalam kamar kemudian dia bersiap untuk pergi dari mansion Sandy.

Sandy masih setia terpaku duduk di ranjang tanpa berkedip sedikitnya. Hingga tiba suara mobil dari parkiran mansion terdengar olehnya dia pun tersadar langsung berlari melihat arah luar.

"Tidak ... kau tidak boleh keluar dari dunia modeling, tidak akan ku kenalkan dirimu. Kau hanya milikku, Lena," batin Sandy segera dia masuk ke kamar mandi bersihkan diri lalu dia ambil kunci mobil dari nakasnya mengejar mobil Lena.

***

"Fuck.... minggir semua....!" teriak Sandy marahi para mobil menghalanginya. Dia harus mengejar Lena jika tidak dia akan menyesal seumur hidup.

Lena menghentikan mobilnya ke tempat favoritnya tempat bukit tidak ada yang akan tahu tempatnya. Lena menyandarkan tubuhnya dan menutup kedua matanya. smartphone nya sengaja dimatikan agar tidak ada yang bisa mencarinya. sekarang dia menenangkan diri terlebih dahulu agar pikiran jernih.

Tiba seseorang mengetuk pintu dari balik jendela hitam milik Lena. Lena membuka matanya dan melirik arah jendela kaca melihat seseorang di sana sedang mengetuk jendelanya.

Diturunkan kaca jendelanya melihat siapa yang mengganggu ketenangannya setahunya tidak ada yang tahu keberadaannya di sini.

"Sandy?" gumam Lena pelan.

Sandy menemukannya di bukit tinggi, sandi membungkuk tubuhnya melihat di dalam mobil adalah Lena. Dia tersenyum manis merasa lega menemukannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Lena heran dengan sikap Sandy.

Lena turun dari mobil dan menutup kembali lalu menyandarkan tubuhnya ke mobil sendiri. Sedangkan Sandy memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaket hitamnya.

"Bagaimana kau bisa menemukanku? apa kau mengikuti jejakku?" tanya Lena lagi pada Sandy yang merasakan kedinginan di atas bukit ini.

"Kau kedinginan?" tanya Lena lagi. Masih belum ada respon dari Sandy.

Lena berbalik untuk masuk ke dalam tiba dihentikan oleh Sandy. Lena menatapnya sengit.

"Apa yang kau lakukan di sini?" kembali bertanya pada Lena.

"Ini tempat favoritku. Kenapa kau tidak suka saya di sini?" jawabnya dan bertanya kembali lagi pada Sandy.

"Tidak. hanya saja aku heran kenapa kau suka tempat di sini. Apalagi di sini suhunya dingin. Setahuku kalau cewek sudah tertekan dalam permasalahan biasa di club, diskotik dan kau...," jawab Sandy celotehan panjang lebar.

"Kau pikir aku sama seperti cewek lain hanya masalah saja harus ke diskotik hambur uang rusak di tubuh sendiri?" balas Lena tidak terima.

"Itu menurutku saja. bukan maksud menyindir kamu," ucap Sandy merasa tubuhnya kedinginan.

Lena membuka pintu jok belakang mobil diambil setelan jaket tebal di lempari ke arah Sandy. Sandy terkejut saat menerima jaket pemberian dari Lena.

"Pakai saja, aku tahu kau kedinginan. Kalau tidak tahan dengan suhu dingin tidak perlu sok nyusul kesini," balas menyindir Sandy. Sandy memakai jaket tebal itu sesuai dengan tubuhnya.

Lena duduk di depan mobilnya sambil menatap bintang di atas langit gelap itu. Sandy ikut duduk di samping Lena menatap bintang di sana.

"Kenapa kau bisa di sini?" tanya Sandy basa-basi

"Sudah aku jawab. Ini tempat favoritku," jawab Lena tanpa menoleh masih menghitung bintang di atas sana.

"Maaf untuk perkataan aku tadi di mansion," kata Sandy lesu. Lena menghenti gerak jarinya menghitung dan kemudian menoleh arah Sandy yang sudah menatapnya lama.

"Untuk apa minta maaf, memang sepantasnya kau berkata seperti itu. Aku bukan partnermu lagi. Aku akan undur diri—"

"Tidak, kau tidak boleh keluar dari kontrakku. Kau sudah menjadi hidup bagianku," potong Sandy tidak relakan Lena pergi lagi dari hidupnya.

"Kau..."

Sandy langsung mengulum bibir sexy kenyal di bibirnya. Mereka berdua saling berciuman kembali. Lena tidak membalasnya Sandy mengetahui Lena tidak ada respon dan tidak sengaja Sandy menggigit bibir bawahnya Lena terdesis sakit.

"Akhh!" Lena membuka mulutnya Sandy langsung memasukkan lidahnya ke dalam mulut Lena.

Saling bertemu lidah Lena dan Sandy. Akhirnya Lena membalas ciuman Sandy yang penuh nafsu itu. Sandy melepaskan ciuman itu, Lena kembali menghirup oksigen kembali. "Aku mencintaimu."

***

Sampai di sini, jika ingin kelanjutan ceritanya, bisa baca di E-BOOK, jika ingin buku fisik langsung. Bisa DM instagram langsung, biar bisa diskusi nanti sama penerbitnya ^^ 

DUNIA PERCINTAAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang