Mark sensei 1

17.7K 1.5K 160
                                    

Haechan Pov

Aku membuka pintu ruang guru bahasa. Disana terlihat seseorang yang kucari. Seorang guru blasteran asal Korea-Kanada.

"Mark sensei" aku memanggilnya. Ia menoleh dengan sepuntung rokok tergantung di bibir menawan itu.

Aku menghela nafas, mengumpulkan keberanian.
"S-saya suka pada sensei"

Ini tidak sepenuhnya mungkin aku lakukan. Karena permainan Simon Says yang kumainkan bersama teman-teman.

Beberapa menit lalu

"Simon says....Chan-chan harus 'nembak' Mark-sensei!" Teriak girang teman Haechan, Nana.

"Sensei itu sering menjatuhkan muridnya" sahut Lele yang pernah menjadi korban.

"Pfft jangan curhat Lele-chan Haha! Kamu harus lakuin yang Simon bilang Chan-chan!" Nana berujar penuh semangat.

"T-tapi Nana Mark-sensei kan laki-laki Chan kan—"

"Sst! Diem Chan! Siapa tau Mark sensei tertarik sama kamu~ meski begitu kamu terlalu manis dan menggemaskan untuk ukuran laki-laki." Jelas pemuda cantik itu yang menyebabkan tawa keras si Cina dan bibir manyun si pemilik kulit madu manis.

"Nana ih~ Chan-chan laki-laki tau!"

Tapi sebenarnya aku punya tujuan tersendiri.

Aku memejamkan mata menunggu jawaban yang aku yakin penolakan sensei.

"Aku mau pacaran denganmu tapi ini harus jadi rahasia kita berdua."

'Eh...?!'

"APAA?!" Aku menatap sensei yang memunggungiku. Sontak ia membalikkan badannya kembali.
"Kenapa? Ada yang salah dengan jawabanku?" Tanya Sensei.

Aku gugup menjawabnya, "Ah i-itu.. s-saya terkejut hehe.. saya gak menyangka sensei akan menerima pernyataan saya, padahal kan sensei—"

"Aku ini pria yang jahat. Kalau kamu ragu, sebaiknya pergi saja." Potong Mark sensei dengan kedua tangannya di kantong celana bahannya.

"Saya gak akan pergi" Aku telah memutuskan—

"Saya senang sekali bisa berpacaran dengan Mark sensei"
—akan menjadi anak yang jahat.

•••

"GIMANA?!" serbu teman-teman saat aku kembali ke kelas. Aku mengambil tempat duduk di kursi kosong dekat meja kumpul.

"Seperti yang lain rasakan, aku ditolak juga hehe.." tawa mirisku mengalun seakan perkataanku memang benar.

"Yahh.." lirih Nana.

Chenle menatapku menelaah, "Tapi aku terkejut. Haechan terlalu serius, mau saja dipaksa Nana ngelakuin padahal kan kamu bisa aja nolak."

"Heh namanya juga peramainan Simon says" bantah Nana tidak terima.

"Tapi aku setuju juga sih sama kamu. Haechan pribadi yang begitu serius bahkan mau aja ngelakuin apa yang aku suruh.." Chenle menoleh lalu memukul dahi Nana.

"Apa aku kelihatan begitu serius ya?" Aku mengeluarkan catatan kecil untuk menuliskan tingkah seriusku.

"Contohnya kapan? Dimana? Apa saja?" Pena telah tersampir dijariku, bersiap untuk menulis.

Chenle menunjuk wajahku, "nah yang seperti sekarang ini!"

Nana berdiri dari tempat duduknya.
"Tapi itu adalah kelebihan kamu, Chan-chan"

[Series 3shot] Mark SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang