1💜

2.9K 282 34
                                    

-Suzy

Namanya Kim Taehyung, satu tahun lebih muda dariku sementara aku berada di tingkatan akhir SHS. Sebentar lagi usiaku genap 18 tahun.

Belum pernah menjalin asmara atau merasakan jatuh cinta. Dikte orang tua yang ketat selalu menuntut ku berfokus meraih podium juara sekolah.

Hari ini, untuk pertama kali benang merah kami bermula. Ajudan ayahku terlambat menjemput, jalanan ibu kota yang macet akibat demo membuat ia tak bisa datang tepat waktu.

Aku memilih mengayuhkan kaki berjalan menyusuri gang-gang kecil secara acak, sendirian.

Pelajar lain selalu memberi tatapan sulit untuk ku mengerti, julukan ice princess ku dapatkan dari mereka. Orang tua kaya, fisik rupawan, juga kepribadian tak tersentuh. Ku yakin mereka memberiku cap gadis sombong sebenarnya lantaran aku yang terlihat tak mau berteman.

Tidak seperti itu.

Aku hanya bukan jenis yang gampang bergaul dan dekat dengan orang asing.

Hari ini setelah sembilan tahun untuk pertama kali aku berjalan kaki pulang sekolah, tanganku terbentang membebaskan tubuh. Semilir angin yang sejuk menerpa, ku hirup dalam-dalam jenis aroma musim gugur kala ini.

Vetiver, Woody—Sejuk sekali.

Gambaran hatiku layaknya kegembiraan kicau burung untuk pertama kali lepas dari dalam sangkar. Ku eratkan kembali pegangan tangan pada tas yang mengait di bahu dengan senandung langkah bahagia. Sepertinya aku baik-baik saja pulang sendirian.

Namun, di persimpangan gang sana. Lebih dari lima belas orang muncul dengan membawa peralatan tajam. Mataku membeliak, wajah mereka muda namun begitu sangar. Seragam mereka serempak ku kenali. Ahya, dari sekolah lain yang tempo hari bertandang dengan tim basket sekolahku.

Ada apa?

Mereka makin mendekat, kakiku sontak mundur kaku dua langkah ke belakang. Bodoh sekali tubuhku tak mampu bergerak cepat guna lari, berat karena takut. Bahkan kini bukan hanya lima belas, di belakang pelajar itu bertambah preman dengan penampilan tak karuan, sama halnya membawa benda tajam.

Menakutkan.

Mereka berlari ke arahku dengan berteriak nyaring, aku memekik sangat keras menutupi wajah dan berjongkok.

Teriakan para pemuda itu makin menakutkan kala bertambahnya kemunculan para pemuda lain, lebih banyak. Sama halnya membawa benda tajam.

Astaga, rupanya aku terkepung di tengah-tengah orang hendak tawuran.

Ku yakini sebentar lagi aku akan terluka, pingsan atau bahkan mati terinjak. Bunyi benda tajam beradu juga teriakan memaki serasa memenuhi alam semesta. Kacau, sangat kacau.

Aku hanya bisa pasrah terduduk, sementara di sekitaran ku orang-orang saling bertarung. Tak bisa lari, gang yang hanya memiliki ujung sebagai jalan keluar terasa jauh sekali. Bahkan bila aku beranjak selangkah, niscaya leherku bisa saja kena tebas.

Tuhan, sampaikan pada ayah aku selalu menyayanginya.

Aku sepertinya akan mati.

Seseorang menarik ku, menepi entah kemana. Bersembunyi di belakang tumpukan kardus-kardus.

"Kenapa kau disini? Astaga, kau tidak lihat mereka tawuran? Bersembunyi lah!"

Mataku nanar menatapnya, kenapa berteriak memarahiku? Aku bahkan tak tahu kenapa tawuran antar pelajar terjadi disini.

Dan ya, atribut seragamnya yang mengintip dari jaket sama dengan milikku. Ia dari sekolahku?

Pemuda ini memegangi pundak ku dengan kedua tangannya mencoba mempertahankan posisi berdiri ku. Namun ia tak fokus, beberapa kali celingukan terlihat ingin kembali masuk dalam keriuhan seolah kehadirannya berharga di sana.

Ia hendak pergi namun aku menahan lengannya. Tolong jangan, aku tidak mau melihatnya terkapar seperti pemuda lain.

Mata kami bertemu, obsidian nya begitu indah memancarkan kehangatan. Kami terdiam lama hingga suara sirine polisi menghamburkan peserta perkelahian itu. Beberapa berhasil ditangkap, banyak juga yang memilih kabur bersimbah darah pun yang terkapar meregang nyawa.

Dilihatnya tubuhku gemetar dengan peluh yang banyak bahkan memenuhi kening juga membasah di seragam sekolah. Ia melepas jaket di tubuhnya, tersenyum tampan lalu memakaikan jaket miliknya untukku.

Hari ini kami yang berdua saling menyelamatkan.

[]

SADEND 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang