Bonus chapter

1.4K 216 72
                                    

Suzy

Nama lelaki itu Kim Seokjin, pria yang akhirnya menikah denganku. Ayah sudah berpulang dua tahun lalu. Setidaknya ia pasti tenang melihatku bersama pria yang tepat.

Seokjin ialah suami sekaligus dokter pribadiku. Lelaki yang ku tolak berkali-kali ini tak pantang menyerah membujuk. Banyak yang mengatakan betapa beruntungnya aku mendapatkan Seokjin, begitu kah?

Adalah suatu keajaiban ketika penyakitku dinyatakan sembuh. Para Dokter menyebutnya miracle from God. Bagaimana tidak ketika harusnya aku masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit, malam itu dengan sisa tenaga aku bangkit. Berjalan terseok mendatangi kediaman Taehyung, memastikan kebenaran berita kematiannya.

Bahkan sesak itu masih menusuk hingga lima tahun berlalu.

Ku harap ia tahu bahwa aku sangat mencintainya, dia cinta pertamaku.

Butuh waktu lama agar hatiku sembuh, meski secara fisik aku sudah semakin sehat dan Seokjin lah yang terus ada di sisiku.

Aku menatapnya heran, tidak mungkin rasanya ia mau bertahan dan terus menungguku yang mati rasa.

"Kau tahu Suzy, awalnya aku juga setengah hati untuk menikah. Ayahmu adalah orang yang berjasa pada karirku. Ia memungutku yang hampir putus pendidikan. Ia membantuku kembali meneruskan impian, dengan pertukaran aku harus merawat dan mendampingimu selama hidup. Hhe, terdengar riskan ketika aku harus menukar segalanya dengan itu bukan?"

"Ketika melihatmu begitu teguh pada satu cinta, aku menyadari. Betapa beruntungnya jika aku di posisi pemuda itu. Dicintaimu tanpa syarat juga ketulusan. Harus ku akui aku mulai egois ingin mengambilmu darinya. Bohong jika sedikit perasaan senang tidak ada dalam diriku saat tahu ia pergi. Suzy, bagaimanapun aku akan menjagamu. Aku bersimpati untukmu dan pemuda itu. Namun seterusnya aku akan berjuang. Bukan untuk menggantikannya, aku akan punya tempat sendiri di hidupmu."

Hatiku tercubit mendengar kejujuran Seokjin, ia tidak takut mengutarakan sisi egoisnya. Aku pikir ia akan terus menjadi sosok malaikat. Tidak, Seokjin juga manusia.

Aku mulai mau menerima uluran tangannya meski selalu ku tegaskan bahwa hatiku hanya untuk Taehyung.

Jaket milik Taehyung tergantung rapi di kamarku, aku akan selalu tersenyum menatapnya mengingat bagaimana pertemuan kami bermula.

Taehyung bahkan belum pernah menciumku, ia hanya selalu memelukku erat sepanjang malam. Tak pernah membuatku takut bahwa ia lelaki jahat. Aku selalu berharap di kehidupan nanti aku kembali dipertemukan dengannya.

Terapiku semakin berjalan lancar, dan tentu saja Seokjin selalu menemani. Aku menikah dengannya kemudian, tentu selain karna permintaan ayah aku juga terharu pada perjuangannya.

"Suzy, pemuda itu sangat baik. Ia pasti sangat mencintai dan menghargaimu hingga belum menyentuhmu. Aku bahagia menjadi lelaki pertamamu. Setelah malam ini, tolong hanya lihat aku. Di kehidupan ini, cobalah belajar mencintaiku. Entah di kehidupan nanti kau ingin bersamanya. Tapi biarkan di kehidupan ini kau jadi milikku."

Aku tersenyum geli mendengar penuturan Seokjin malam itu usai kami menikah. Dan ya, aku Tahu Taehyung selalu menahan dirinya. Ia bilang akan segera menikahiku nanti saat usianya cukup. Ia pemuda yang baik. Aku tahu ia mencintaiku, aku harap ia juga tahu aku sangat mencintainya sebelum maut memisahkan kami.

5 tahun kini telah berlalu, Aku dan Seokjin memiliki sepasang bayi kembar. Ia tak keberatan aku memberinya nama Kim Taehyung dan Kim Jin-A.

Aku tidak punya foto bersama Taehyung, semua hanya kenangan yang terus berputar dalam ingatan. Wajah tampannya masih ku ingat, senyum kotaknya yang menggemaskan membuatku ikut tersenyum sendiri.

Taehyung, maukah bertemu denganku di kehidupan nanti?

Terima kasih untuk semua cinta yang pernah hadir. Aku sekarang hidup baik dan bahagia. Jadi berhentilah hadir di mimpiku, tunggu saja di kehidupan yang akan datang. Semoga takdir memihak kita nantinya.

END

16/01/19-annaZwi🐇💜🐆

SADEND 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang