YANG BACA KALAU GAK MAU KOMEN VOTE DONG JANGAN JADI SIDER DOANG :'V
SAYA PENGEN JUMLAH VOTE SAMA JUMLAH READER SELISIHNYA GAK BEDA JAUH. :V
SAYA NGGAK MEWAJIBKAN KALIAN KOK CUMA MAKSA AJA :PJADILAH SIDER YANG BERMANFAAT !
😝
Tetsuya masih duduk menghadap cermin yang ada di ruang pengantin . Menunggu sang ayah datang menjemputnya untuk berjalan diatas altar seperti yang ditunggu para tamu yang datang .Mata birunya memandang tampilan dirinya sendiri. Jas putih bersih, lalu kepalanya menggunakan kain tipis penutup kepala pengantin. Wajah putihnya di make up sederhana, namun mampu menambah pesona.
Hari ini, adalah hari terakhirnya memegang nama ayahnya. Mulai siang nanti, dirinya akan resmi memegang marga Akashi. Tak dipungkiri dia juga gugup meskipun dia bahagia tetapi tetap saja perasan berdebar itu masih ada.
Kemudian Tetsuya mendengar suara ketukan dari pintu . Itu adalah Chihiro yang datang ingin melihatnya .
"Apa kau gugup ?"
"Kenapa Nii-san di sini ?"
"Aku ingin melihat adikku sebelum menjadi istri orang lain."
"Nii-san, apa kau tidak masalah karena aku menikah lebih dulu ?"
"Aku sama sekali tidak keberatan dengan itu. Kami bisa lega karena ada yang menjagamu.
Lagipula aku masih ingin menikmati kebebasan . Pergi dengan siapapun dan Aww kenapa kau mencubitku ?"Chihiro kesakitan karena Tetsuya mencubit lengannya. Biar kecil begitu Tetsuya memiliki tenaga untuk menyakitinya .
"Aku tidak suka Nii-san berkencan dengan gadis -gadis genit itu."
Tetsuya mengatakan tanpa menutupi perasaannya dia tidak suka dengan keberadaan perempuan yang suka mencari perhatian kakaknya. Sementara kakaknya hanya tertawa.
"Aku tidak menyangka kau bisa cemburu. Kupikir yang ada di kepalamu hanya Akashi."
"Nii-san ya Nii-san, Sei-nii ya Sei-nii. Kau adalah satu-satunya kakakku yang aku sayangi ."
"Ya, dan kau adalah satu-satunya adikku yang paling aku sayangi."
Chihiro memeluk adiknya untuk terakhir kali . Dan Tetsuya membalas pelukan kakaknya .
"Biarkan aku memelukmu sebentar sebelum kau menjadi istri dari si Akashi itu."
"Nii-san masih bisa memelukku."
Cicit Tetsuya dalam pelukan kakaknya. Terdengar suara dengusan dari bibir Chihiro.
"Dan Akashi akan membunuhku."
Mereka berdua tertawa kecil mendengar kalimat itu .
Chihiro baru tersadar, rasanya berat juga harus melepaskan adik kesayangan untuk hidup bersama orang lain dan memiliki keluarganya sendiri.
"Baiklah , aku harus menemui ibu dulu. Aku doakan semoga kalian bahagia."
"Hm. Terimakasih Nii-san."
.
.
Denting piano mengiringi setiap langkah Tetsuya yang didampingi sang ayah. Keduanya berjalan, menuju Akashi yang kini sudah menunggu bersama pendeta di altar.
Akashi menatap mempelainya yang saat ini telah berada di hadapapannya.
Kemudian mereka mengucapkan janji pernikahan. Di hadapan Tuhan dan disaksikan pendeta dan para undangan yang datang mereka mengucapkan Janji pernikahan sehidup semati dalam suka maupun duka di kala sehat maupun sakit. Hingga akhirnya mereka telah resmi menjadi suami dan 'istri'.
Akashi tahu Tetsuya panik dengan waktu persiapan pernikahan yang singkat. Namun dia tidak mau menunggu lebih lama lagi. Sudah cukup dirinya menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan yang terpendam sejak masih di sekolah menengah.
Walaupun sebenarnya dia tidak seharusnya menunggu selama itu, karena ternyata Tetsuya pun memilik perasaan yang sama dengannya. Karena itulah Akashi ingin cepat-cepat menikahinya.
Lagipula dia sudah mempersiapkan semuanya. Dan Tetsuya tidak bisa lagi menolak setelah melihat apa yang sudah Akashi persiapkan untuk pernikahan mereka. Apalagi semuanya memang sesuai dengan seleranya. Mengenal Tetsuya dari kecil membuat Seijuurou tahu betul apa yang Tetsuya suka, dan aku sengaja membuat pernikahan ini menjadi pernikahan impian orang yang dia cintai itu. Dan dia bahagia melihat Tetsuya terus tersenyum sepanjang acara pernikahan mereka.
(Anggap saja foto keluarga XD gk ada gambar lain.)
Seijuurou memandangi Tetsuya yang tengah asyik bercengkerama dengan teman-temannya. Beberapa temannya yang menyadari pandangan pria itu berbisik padanya. Tetsuya menoleh dan tersenyum pada Akashi, lalu dengan isyarat pamit pada teman-temannya, dia berjalan ke arah Akashi yang telah menunggunya.
Senyum indah tak pernah surut dari bibirnya, membuat Seijuurou semakin terpesona dan bersyukur bisa memiliki Tetsuya .
Kedua kaki jenjang di bawa melangkah menyongsongnya, mengulurkan tangan yang disambutnya dengan antusias. Dengan luwes Akashi meraihnya dan mengurungnya dalam pelukan. Suara Suitan dan dan riuh rendah tamu yang melihat aksi mereka tidak digubris.
Tetsuya terlihat risih, pipinya bersemu merah karena malu menjadi pusat perhatian, namun Seijuurou tetap mengurungnya dalam pelukan.
"Sei-kun, malu di lihat orang."
Tetsuya berbisik di telinga suaminya sambil melepaskan diri."Biarkan saja."
Bukannya melepaskan , pelukan semakin dieratkan. Siapa peduli dengan pikiran orang .
Tetsuya miliknya kan?
Seijuurou menatap Tetsuya dalam dan mengangkat dagunya agar mata biru itu menatapnya juga.
"Terima kasih sudah menerima aku sebagai kakakmu selama ini, membuat aku memiliki adik yang tidak pernah aku miliki. Terima kasih juga sudah menerima lamaranku, dan menjadi istriku. Aku mencintaimu Tetsuya. "
Tetsuya tersenyum dengan mata berbinar-binar. "I love you too my husband."
Kemudian ditutup dengan ciuman lembut dan penuh perasaan.
Tamat
Lanjutan di imajinasi masing-masing, saya capek ngetik dan ga ada ide lagi. XD
Sumber gambar dari Twitter punya @aoiroren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
FanfictionTetsuya hanya ingin Akashi melihatnya sebagai Orang yang sudah dewasa bukan adik kecil yang harus selalu di jaga.