"Hosh hosh" Lea sampai di kantin dengan nafas yang tidak beraturan. Lea berjongkok sambil mengatur nafasnya. Kemudian ia berdiri lagi dan duduk di salah satu bangku kantin.
"Mang Udin..... Bakso 1 porsi sama es jeruk 2 gelas" teriak Lea yang dibalas acungan jempol oleh Mang Udin
"Heh suara lo tuh bisa dikondisiin gak sih? Suara kaya toa gitu dipamerin. Kuping gue sakit kalo lama lama dengerin suara lo mulu"
"Kenapa lo iri sama suara merdu gue? Gue kasih tau ya Don, sirik itu TANDA TAK MAMPU" sambil menekan kalimat *tanda tak mampu*
"Hellowww gue sirik sama lo? Hahaha nunggu Lucinta Luna punya anak dari miper kali"
"Ish lo tuh nye--"Bakso pesanan Lea datang beserta 2 es jeruknya.
"Makasih Mang Udin yang ganteng" ujar Lea disertai senyuman
"Sama sama Neng" balas Mang Udin juga beserta senyuman
"Heleh masih gantengan gue" Doni menunjukkan muka PD nya
"PD amat lu, kalo lu ganteng pasti udah laku kali. Lah mana buktinya? Cewe cewe setiap ngeliat muka lo aja awto muntah, hahaha jones aja bangga"
"Seharusnya kalo mau ngejelek jelekin orang tuh ngaca dulu. Perlu gue beliin kaca yang gede? Diri sendiri juga jones sok sok an ngatain orang jones"
"Heh seengaknya cowo cowo waktu ketemu gue masih mau nyapa, senyum ke gue. Daripada lo, cewe mana yang mau nyapa lo? "
"Lo tau ga apa yang mereka lakuin abis mereka senyum di depan lo? Dan lo pergi dari hadapan mereka?" Doni mengeluarkan smirknya
"Ya tetep senyum lah, memuji betapa cantiknya seorang Leanna Cornelia Agatha"
"Mereka muntah, lo tau mereka muntah apa?"
"Muntah bunga wkwk"
"Muntah darah gegara ngeliat elu, bhuahaha"Doni tertawa kencang sampai dirinya jatuh terjungkal.
"Humor lu receh banget sih Don, gitu aja ketawa"
"Bodoamat"Daripada Lea menanggapi ocehan Doni yang sangat sangat unfaedah, ia lebih memilih memakan baksonya. Tiba tiba Doni mengambil sendok Lea, dan memakan baksonya.
"MOTTO LO TUH TIADA HARI TANPA MENGGANGGU KETENANGAN ORANG HAH?" Lea memberikan tatapan sinisnya kepada Doni sambil memukul meja. Ditambah lagi suaranya yang mirip toa.
"No ganggu orang, no life" Doni masih asik memakan bakso milik Lea.
"Oh iya gue kan bisa pesen lagi, because tadi lu udah bilang kalo gue sampe duluan, gue bakal lo traktir. Hehe begonya gue" Lea berjalan santai ke arah Mang Udin"Makasih Le baksonya, gue pergi dulu bye bye" Doni melangkahkan kakinya untuk keluar dari kantin
Baru beberapa langkah, sebuah tangan mungil menarik telinga kanannya.
"DONI...... LU MAU BAYARIN BAKSO GUE ATAU MAU GUE ANTERIN KE ALAM BARZAH SEKARANG JUGA?" Teriak Lea tepat di telinga kanan Doni
"Awww awww sakit Le" Doni meringis kesakitan
"Syaratnya lo harus traktir gue sepuas gue" Lea mengeluarkan smirknya
"Iya iya aww lepasin dulu jewerannya. Sakit anjir, telinga gue bisa bisa makin panjang ini" mohon Doni
"Kalo lo gak traktir gue, gue bakal...." Lea menggantungkan kalimatnya
"Iyaaaa Leanna Cornelia Agatha"
"Ok"Lea melepas jewerannya di telinga kanan Doni.
"Mang Ud---"
Ucapan Lea terpotong oleh seseorang yang tiba tiba menjewer telinga Lea."Oh.... Jadi kalian ada disini? Bapak kan udah bilang kalian keluar tuh duduk manis di depan kelas. Tapi kalian malah enak enakan makan disini. Hukuman kalian bapak tambah, berdiri di depan tiang bendera sampai istirahat pertama" perintah Pak Alif dengan tegas
"I.. Iya siap Pak" Lea meringis kesakitan
"Gimana mau ngelaksanain kalo kuping kita aja masih bapak jewer. Lagian tadi pagi Bapak cuma nyuruh kita keluar kelas gitu aja kan? Jadi hak kita dong mau ke kantin kek, ke toilet kek, kemana aja terserah kita dong" cerocos Doni dengan muka watados
"Doni berani kamu sama Bapak? Bapak akan tambah hukuman kamu, tuliskan kalimat “Saya tidak akan mengulangi perbuatan nakal saya” sebanyak 3000 kalimat, dan harus dikumpulkan pulang sekolah nanti di meja bapak!" perintah Pak Alif dengan tegas
"Jangan Pak" mohon Doni
"Laksanakan sekarang" perintah Pak AlifDoni & Lea berjalan dengan langkah malas ke lapangan.
"Ini semua tuh gara gara lo tau, kalo lo ga ngajakin gue ke kantin, pasti gue ga bakal dihukum kaya gini. Apalagi dihukumnya bareng cowo kaya lo" kesal Lea
"Heh, emang tadi pagi waktu kita disuruh keluar Pak Alif nyuruh kita duduk manis di depan kelas? Enggak kan? Lagian cowonya ganteng kaya gue, seharusnya lo tuh bersyukur" Doni memasang ekspresi sok ganteng
"Awto muntah" Lea memasang ekspresi ingin muntahLea melihat jam tangan yang terpasang di tangan kirinya.
"Ini baru jam setengah 8, istirahat pertama jam setengah 10. Berarti kita berdiri di lapangan 2 jam dong"
"Wat de fak? 2 jam?" teriak Doni histeris
"Lu cewe jadi jadian? Wagelaseh suaranya kaya toa"
"Kebalik mba"Belum sempat Doni & Lea menyelesaikan adu bacotnya, sebuah suara berat mengejutkan mereka.
"DONI.... LEA.... LAKSANAKAN HUKUMAN KALIAN SEKARANG JUGA" bentak Pak Alif kepada Doni & Lea
Doni & Lea segera berdiri di depan tiang bendera sambil mengangkat tangan kanannya untuk hormat.
"AWAS KALAU KALIAN SAMPAI KABUR DARI HUKUMAN YANG BAPAK BERIKAN" ancam Pak Alif
Pak Alif pergi meninggalkan mereka berdua yang berdiri di depan tiang bendera.
"Ini semua gara gara lo tau" bentak Lea
"Mau sampai kapan lu nyalahin gue terus?"
"Sampai Indonesia pu---""DONI.... LEA.... DIAM DAN LAKSANAKAN HUKUMAN KALIAN. JANGAN BANYAK BICARA" teriak Pak Alif dari kejauhan
"Itu orang cenayang atau apaan? Kok tau kita lagi ngobrol" heran Doni
"Udah diem lu mau dimarahin Pak Alif lagi" bentak LeaDan akhirnya mereka berdua diam sampai bel istirahat pertama
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Hei hei ketemu lagi ama cecans /plak
Ditampar readers:v
-Emang punya readers?
Maaf ya updatenya lama
-Emang ada yang nungguin?
Efek gaada ide sama sekali wkwk. Yang pasti jangan lupa vote & comment ya:')
Thank you🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is Fake
Teen FictionBerapa topeng lagi yang harus gue pakai buat nutupin kesedihan gue? Gue udah capek sama kehidupan gue. Selama ini, hari hari gue dilalui dengan fake smile dan tangisan. Welcome in BROKEN HOME story:) PERHATIAN »Bahasa non baku+kasar »Tidak dianjurka...