Day 23 (2)

106 15 0
                                    

“Harry!” Seruku ketika melihat dirinya sedang duduk di depan…UGD? Mungkin. Aku duduk di sebelahnya…astaga dia menangis.

“Hei,” Ucapku pelan, “Dimana Ibumu?”

Dia menoleh. “UGD.”

Aku hanya mengangguk-ngangguk, tidak tahu harus berbuat apa. Duh, Summer bodoh.

“Berhentilah menangis, Ibumu pasti akan sembuh.” Aku mencoba menenangkannya

“Sembuh? Kanker itu tidak bisa di sembuhkan, Summer!” Bentaknya. “Kemoterapi? Itu hanya alat yang berfungsi untuk memperlambat kematian! Ibuku tidak akan pernah sembuh.”

Mengapa dia membentakku? Aku hanya mencoba membuatnya tenang. Ya, aku tahu kanker itu tidak bisa di sembuhkan tapi jika Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk hidup lebih panjang? Bisa saja kanker itu hilang. Rasanya aku ingin menangis karena Harry membentakku. Tidak, aku tidak boleh menangis.

Aku mengusap air mataku yang jatuh, “Terserah apa katamu, Harry. Kanker bisa saja sembuh.”

Dia menatapku, mata hijaunya menatap dalam-dalam mataku. Aku bisa melihat kesedihan di dalamnya. “Hei, jangan menangis.”

Aku tetawa (dibuat-buat). “Kau sendiri saja menangis.”

Harry tertawa. Baru pertama kali aku melihatnya tertawa.

“Ibumu akan sembuh, okay?”

Ia mengangguk dan tiba-tiba aku dibuat kaget olehnya; ia menggenggam tangaku dengan erat. Aku merasakan listrik di sekujur tubuhku. Tangannya sangat hangat, kebetulan aku sedang kedinginan. “Okay.” (a/n: berasa tfios haks)

**

Setelah makan siang, kami kembali duduk di ruang tunggu. Harry disuruh untuk menunggu panggilan dokter.

“Apa kau sudah sembuh?” Tanyaku seraya merapatkan mantelku

“Sudah.” Jawabnya. “Kau kedinginan? Aku bisa meminja—“

Aku tersenyum. “Tidak perlu.”

“Baiklah. Oh ya, Summer?”

“Hm?”

“Well, sebenarnya aku me—

“Tuan. Styles?” Ucap seorang pria tua berpakaian serba putih

Fuck.” Gerutu Harry kemudian berjalan menuju orang yang tadi memanggilnya. Aku terkekeh.

Aku bisa mendengar percakapan mereka berdua karena kursi yang aku duduki tidak jauh dari mereka.

“Tidak bisa.”

“Maaf, tapi Ibu anda harus dirawat.”

“Aku bisa merawatnya.”

“Tidak bisa, anak muda.”

“Fuck off, old man. Baiklah, berapa lama ia akan dirawat?”

“Kondisinya masih lemah. Kami belum tahu berapa lama Ibu anda akan dirawat.”

Oh, astaga.

*

“Ibumu dirawat?”

Dia mengangguk.

“Ak—

“Go home, Summer.”

“Tid—

I said go home. We will talk on kik.”

Aku langsung masuk ke dalam mobil lalu pulang ke rumah. Harry pasti sedang stress, aku khawatir.

Merasa handphoneku bergetar, aku langsung merogoh saku celanaku.

harrystyles: jaga kesehatanmu dan perbanyaklah istirahat. xx

Aku tersenyum lalu menancap gas menuju rumah.

vote and comment please:)

Message // h.sWhere stories live. Discover now