Epilog; Berpisah

15 2 0
                                    

Hari ini adalah hari Minggu pukul dua siang, aku sedang berada di bandara. Tadi pagi aku bangun dengan mata sembab, kemudian aku bertemu mama yang sedang memasak sarapan di dapur dan langsung memeluknya. Aku yakin JunHyo sudah berpamitan dengan mama dan meminta maaf karena telah membuat anak perempuannya menangis semalam, sehingga mama tidak berkomentar apapun tentang kejadian tadi malam ketika aku tiba-tiba memarkirkan mobil dengan sembarang di depan rumah dan langsung berlari ke kamar sambil menangis kejar tanpa mengucap salam, tapi mama sempat berpesan kalau aku harus belajar merelakan sebuah keadaan karena setiap ada pertemuan pasti akan diakhiri dengan perpisahan bagaimanapun caranya dan kapanpun waktunya. Sekarang atau nanti, semua itu pasti akan terjadi.

Maka dari itu sekarang aku berada di sini dengan kaca mata hitam menutupi kedua mataku yang tentunya masih sembab karena menangis semalaman. Aku melihat-lihat keadaan sekitar, mencari di mana JunHyo dan neneknya berada sekarang. Kalau menurut bocoran dari mama tadi pagi harusnya mereka sudah bersiap untuk masuk ke ruang boarding sekarang.

Aku terus mencari ke sekeliling, hampir sedikit putus asa dan ingin menyerah saja. Saat ingin membalikan badan ternyata dia di sana, aku melihatnya. JunHyo sedang belajalan menuju ke arah tempat Body Checking bersama neneknya sebelum masuk ke tempat Imigrasi. Aku melihat dia beberapa kali melambatkan langkahnya sambil menengok ke kanan dan ke kiri seperti mencari seseorang. Tidak, aku tidak ingin terlalu larut dalam perasaanku seperti semalam. Aku tidak berani menghampirinya walau hanya untuk mengucapkan salam perpisahan untuk terakhir kalinya, aku takut tiba-tiba menjadi egois dan memintanya untuk tetap tinggal. Aku takut, aku malah kelepasan mengutarakan perasaanku padanya dan membuat JunHyo menjadi khawatir. Biarlah seperti ini, dari jarak sejauh ini aku melepasnya. Setelah sekitar 10 menit mengamati, akhirnya ia hilang dari pandanganku, masuk ke dalam sana. Aku terseyum tipis.

'Terimakasih... terimakasih telah mejadi sahabat yang sangat baik untuk perempuan kekanak-kanakan sepertiku selama lima belas tahun, Han JunHyo.' ucapku dalam keheningan.

The DayWhere stories live. Discover now