HIMB 1

58 6 2
                                    


Setelah itu Sofi langsung memakan makanannya tanpa perduli dengan seseorang yang ada di sampingnya.
....

Sofi yang sedang asik memakan pecel lele nya merasa ada yang memperhatikan ny
a, sebenarnya dia dari tadi tau tapi lama kelamaan dia menjadi risih karena ada yang memperhatikan.

Sofi membalik kan badannya Dan seketika itu dia langsung tegang.

'Mampus!'-batin Sofi.

Sofi cengengesan menatap orang tersebut yang dibalas dengan tatapan tajam, "Elzo mau makan?" tanya Sofi sok polos.

Elzo menatap Sofi dengan tatapan dinginnya yang menandakan Elzo sedang marah saat ini, Sofi ingin sekali kabur dari tempat ini secepat nya tapi dia tahu elzo tidak akan membiarkannya.

"Ikut aku sekarang!" titah Elzo dengan nada tegas, Sofi mengangguk lalu mengikuti Elzo, tetapi dia baru ingat kalau dia belum membayar makanan nya,

"Tan ngebon dulu yak, bebeb marah marah nih!"

"Siap!"

Lalu Sofi berlari mengejar Elzo yang sudah duluan, Elzo kan kaki nya panjang jadi jalan nya cepat.

Saat ini Elzo itu tidak terbantahkan apapun yang di katakan harus dilakukan. Sofi mengutuk dirinya sendiri, kenapa dia tadi tidak menunggu Elzo saja, sudah jelas dia akan mendapat hukuman lebih berat ketimbang hukuman yang biasanya.

"Eeeellll, kamu marah ya?" tanya sofi tapi tidak di jawab oleh elzo.

"Yang jangan marah dong!"

"Elzoku sayang jangan marah ya!"

Segala macam rayuan Sofi keluarkan, agar sang kekasih tidak memberikan hukuman yang berat.

Meskipun tidak ada respon dari sang kekasih, Eofi tidak pantang menyerah dia kembali merayu Elzo.

"Elzooo kamu hari ini ganteng deh!"

"Duh pacar aku makin ganteng kalau gak marah! Jangan marah dong!"

Lagi-lagi Sofi tidak mendapatkan respon, Sofi berdecak kesal, memang sih Elzo tidak akan mempan segala macam rayuan, dia itu berhati dingin.

Dengan kesal sofi berjalan medahului Elzo memasuki gerbang dengan sedikit menendang gerbang yang berujung kakinya sakit sendiri.

"Sialan nih gerbang!" Elzo yang melihat kelakuan absurd Sofi, terkekeh Kecil. Bagaimana dia bisa memiliki kekasih seperti Sofi.

"Elzo cepetan!" padahal Sofi sudah di depan tetapi Elzo masih setia di gerbang, dengan sangat jengkel Sofi kembali kearah Elzo, lalu menyeret lengan Elzo agar cepat.

"mau cepet dihukum ya?" ucapan Elzo bagaikan sambaran gledek di siang hari.

'Duh punya pacar gini banget sih,nyeremin.!' -gerutu sofi didalam hati.

Memang sih pacarnya ini ganteng nya gak ketulungan, tinggi, dan pinter. Tapi kejamnya itu loh bikin kesel, masa pacar sendiri dihukum, seharusnya kan di sayang-sayang.

"Duh kalau bukan pacar udah gue bejek-bejek nih cowok!" Gerutu Sofi pelan tapi masih bisa di dengar oleh Elzo.

"Kamu ngomong apa?" Elzo berhenti sambil menatap Sofi datar, Sofi yang tahu Elzo mendengar gerutuannya berdecak kesal, kenapa pendengaran pacarnya ini sangat tajam?

"Enggak kok kamu salah denger kali!" Elzo hanya diam tidak menanggapinya lagi, dia cukup maklum dengan sifat Sofi.

"Tadi motor kamu udah di parkirin sama Pak Wawan, nanti bilang makasih." Elzo menggiring Sofi ke ruangan osis, Sofi tahu kalau dirinya akan di sidang.

(fyi Pak Wawan adalah nama Pak satpam)

Sofi duduk di kursi dengan sedikit menggebrak, "Iya!" jawabnya dengan malas.
Elzo menghela nafas berat, ya ini Kelakuan kekasihnya keras kepala, mudah tersinggung, tapi terkadang menggemaskan, Elzo hanya diam menatap dalam perempuan yang sudah mencuri perhatian dan hatinya.

"Kenapa gak tungguin aku aja sih?" tanya Elzo datar, membuat Sofi semakin cemberut,

'Dasar triplek, kulkas, dispenser,es batu!' -Umpat Sofi dalam hati, dia tidak mau menggerutu lagi nanti Elzo dengar.

"Laper tau, nungguin kamu tuh kaya nungguin gebetan peka, gak pasti. Kamu Juga gak pernah absen Kelas." Elzo berjalan kearah Sofi, lalu memutar kursi yang sedang di duduki oleh Sofi. Elzo menatap Sofi di manik matanya membuat sofi menjadi gugup, "El ng-ngapain?"

Elzo mendekatkan kepalanya membuat Sofi semakin kelabakan dan memundurkan kepalanya sampai mentok tidak bisa bergerak lagi.

"AAAUUUUUUUUHHHH SAKIT ELZOOO!" Teriak Sofi kesakitan karena pipinya di cubit sama Elzo dan juga di uyel-uyel.

Elzo terkekeh pelan, pipinya Sofi itu sangat menggiurkan untuk di cubit Elzo jadi gemas.

"Elzo stooooppp!!!!" Teriak Sofi dengan keras, sampai yang sedang lewat pun kaget dengan teriakan sofi yang melengking.

"Iya gak usah teriak juga kali!" kali ini Elzo tersenyum dengan manis, sangat manis.

"Sakit tau! Emang dipikir pipi aku adonan kali, di uyel-uyel!" Kata Sofi sambil mengusap pipinya yang memerah.

"Maaf, suruh siapa ngegemesin."

"Salahin orang tua gue noh, yang bikin gue cantik, imut gini!" Kata Sofi yang langsung mendapatkan pelototan dari sang kekasih.

"Gak boleh gue-elo an!" Ucap Elzo dengamn tegas dan datar, nama nya juga dispenser habis hangat trus dingin.

"Iya iya sayang!"

"Kamu aku hukum bersihin seluruh toilet perempuan." Hukuman final Elzo membuat Sofi melongo, Sofi kira Elzo sudah lupa soal hukuman ternyata eh ternyata dia masih ingat.

Apalagi hukumannya wow sekali, sekolah ini gak kecil guys, sudah pasti dan jelas toiletnya tuh gak sedikit.

Sekolahnya punya empat lantai, dan setiap lantai ada dua toilet perempuan dua toilet laki-laki.

"Ih kok toilet sih beb? Aku jijik, benci." Kata Sofi hiperbola, bahkan dia menirukan kata-kata jijik dan benci seperti yang ada di sinetron.

Elzo mengernyit tidak suka, kenapa pacarnya jadi lebay dan alay Gini sih.

'Bukan pacar gue!' - Batin Elzo.

"Gak ada protes, kamu kerjain nanti pulang sekolah." Potong Elzo saat Sofi akan melayangkan protes lagi dan pasti dia mau menawar.

"Kan seharusnya yang ngehukum kan guru bk eelll, kenapa slalu Kamu sih yang ngehukum aku?!"

"Emang mau Panggilan orang tua?"
skakmat! Sofi tidak bisa berkutik, dia tau catatan hitamnya memang sudah banyak, sangat banyak. Dia tidak mau mamanya menanggung malu kalau sampai di panggil kesekolah, dia sangat menyayangi kedua orang tua nya.

"Oke." jawab Sofi lesu, lalu tanpa berkata lagi dia pergi dari ruangan osis dengan menunduk,

"Nasib-nasib! Pacar gue kejem banget! Tapi gue sayang, gimana dong?"
Elzo menatap kepergian Sofi dengan terkekeh pelan, satu kata buat Sofi,

"AJAIB"

TBC.

I'M COMEBACK!

VOTE AND COMMENT PLEASE!

SORRY FOR TYPO'S.

WITH REGARDS,

POPPY.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang