Baru saja Gina membayar sewa apartmentnya tinggal bagaimana bulan selanjutnya membayar apartment membuat Gina berpikir keras bagaimana cara mengumpulkan uang kalo sampai saat ini ia belum bekerja.
Sedangkan Rara sahabatnya sudah mendapatkan pekerjaan baru sebagai resepsionis hotel. Siang ini Rara mengajaknya meetup entahlah ia akan datang atau tidak .Jujur Gina sangat merindukan sahabatnya ini sungguh keputusan rumit kalo Ia pergi pengeluaran akan bertambah apalagi ia barusaja membayar sewa apartmentnya.
"Pergi nggak pergi nggak yah "gerutu Gina.
🌁🌁🌁
Evan tampak duduk di kursi kebesaran miliknya mengingat hari ini tak terlalu sibuk seperti 3 hari kemarin karena Adel sudah masuk bekerja.
Adel membacakan jadwal Evan yang akan di hadiri hari ini.
"Ada yang mau di tambahkan Pak"
"Cukup ... kamu ada cinfirm ke Pak Satria jangan sampai di cancel lagi"
"Sudah Pak beliau akan hadir"balas Adel.
"Ok...oh iya gimana keadaan kamu?"
"Alhamdulillah udah baik Pak,makasih kemarin di jengukin trus bapak nitip salam Oleh-olehnya yang bapak kasih kebanyakan"titah Adel.
"Salam balik lain kali makannya jangan di skip lagi tunangan kamu sampai panik tuh waktu saya nelpon kamu pingsan di kantor"seru Evan.
🔀🔀🔀
Suasana seketika hening saat Evan memasuki ruang rapat .
Tampak Pak Edward bagian perencanaan memprestasikan di depan para petinggi Angkasa Group Evan sungguh serius menyimak hasil pemaparan Pak Edward sesekali ia menganggukkan kepala tanda Ia sependapat tentang ide yang di presentasikan Pak Edward.
Evan berdiri dari kursinya megomentari presentase Pak Edward "Saya setuju dengan Ide Pak Edward tinggal bapak lengkapi Proposalnya,satu lagi saya ingin di resort nanti ada arena bermain untuk anak-anak agar anak-anak merasa nyaman"tukas Evan.
"Dion bisa ponselnya di simpan dulu"tegur Evan tiba-tiba.
Merasa dirinya menjadi pusat perhatian Dion langsung meyimpannya di atas meja.
"Apa ada komentar"tanya Evan.
Sialan Dion merasa tersudut "Iya Pak, kayaknya juga butuh tempat gym berfasilitas lengkap biar para pria atau wanita yang datang lebih bugar lagi ketika berada di resort"ucap Dion spontan.
"Ok saran di terima "seru Evan.
Bernafas lega setelah komentarnya diterima sekali lagi Dion menghirup nafas dan membuangnya kasar.
Sialnya lagi Adel yang duduk di depannya menahan tawa melihat eksperesinya tadi jika saja bukan Evan yang ada di ruangan mungkin Adel sudah tertawa keras.
"Kalian bisa istirahat".
Semua karyawan merapikan dokumennya kembali masing-masing meninggalkan ruangan.
"Awas ya Del, tunggu pembalasanku " ancam Dion.
"Weekkk,gimana rasanya habis diciduk "
"Mudah-mudahan nanti lo juga rasain dinyinyirin Evan rasanya kayak gimana"
Canda Dion.Adel tersenyum kecut rencananya pengen membuat Dion kesel malah Ia yang di buat kesal.
"Yah..jangan sampai dong kamu mah doain yang buruk-buruk nanti Adel drop lagi gimana?"omel Adel
"Iya..makanya liat orang kesusahan bukannya ditolongin malah di ketawain"
"Ampun deh tadi tuh lucu banget liat wajahmu yang merah"
Dion pun tertawa Adel mengingatkan kembali kejadian tadi
Adel mengulurkan tangannya sebagai permintaan maaf ke Dion "Adel minta maaf gak akan ketawa lagi"
Menerima uluran tangan Adel "ok tapi traktir ya Ayam bakar pedas di tempat biasa "bujuk Dion
"Minta izin dulu sama Nathan"balas Adel.
Perkataan Adel membuat Dion melongo mana mau Dion berhadapan dengan Nathan yang beda tipis sama Evan.
"Ok..bye lain kali aja yah malas debat saya sama tunanganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hate
RandomMenjadi pengangguran selama dua minggu mengharuskan Ginara Aurin mencari pekerjaan baru. Siapa sangka teman yang di temuinya di club membantu mencarikan pekerjaan. Setelah masuk di perusahaan Gina bekerja. Ia harus bersikap sabar menghadapi CEO Evan...