Senja : 1

27 2 0
                                    

Awal pertemuanku denganmu.

Walaupun hanya beberapa saat, tapi pertemuan ini berhasil membuat sebuah mimpi yang telah lama dibangun hancur sedikit demi sedikit.

Entah bagaimana hidupku nanti jika kita berhubungan lebih jauh lagi setelah hari ini.

***


Seperti biasa, aku selalu bangun pagi untuk membantu mama memasak di pagi hari sebelum aku berangkat ke rumah sakit untuk bekerja. Ya, aku dokter junior di sana.

Mama tidak mau memperkerjakan asisten rumah, beliau lebih suka mengurus semuanya sendiri.

Menurutku, sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukan pekerjaan rumah. Karena setelah sampai di rumah sakit aku akan sibuk dengan pasien-pasienku sampai hari menjelang sore.

Sibuk dan lelah. Itulah yang aku rasakan saat ini.

Jika bukan dipagi hari, maka aku pasti tidak akan melakukan pekerjaan rumah sama sekali.

"Ma...sayurnya udah Anna potong semua nih, udah beres."

Ck, Aku tidak ditanggapi.

Mama masih sangat fokus memasukkan bumbu-bumbu dan sayuran untuk sup buatannya sehingga mengabaikanku yang sudah menyelesaikan tugas memotong daging yang diperintahkan olehnya tadi.

Aku meletakkan pisau yang ku gunakan tadi dan berjalan dengan santai ke arah mama.

Aku memegang pundak mamaku dengan perlahan, tapi entah kenapa tetap saja membuat mama terkejut karena dirinya terlalu fokus dengan sup buatannya.

"Eh, Anna...udah selesai motong dagingnya sayang?"

Aku tersenyum lembut menanggapi pertanyaan dari mama, kemudian aku mengangguk pelan masih sambil tersenyum.

Mama pun membalas anaknya ini dengan senyum yang sangat manis, senyum yang dapat menenangkan dan menyejukkan hati siapapun yang melihatnya.

Senyum favorit ku.

"Kamu sekarang bangunin David ya sayang..."

Tanpa aba-aba aku segera beranjak dari dapur menuju lantai dua, kamarku dan kamar David, adikku, berada di lantai dua.

Aku mengetuk pintu kamar David itu berkali-kali, tapi David tidak segera mengeluarkan suara ataupun membuka pintu kamarnya.

Adek siapa sih ini susah banget bangunnya.

Aku mulai menggerutu karena kesal dengan adikku satu-satunya itu.

Terpaksa teriak-teriak deh. Satu...Dua...Tiga!!!!

"DAVID!! BANGUN, udah siang David!!"

Awas aja kalau tetep gak bangun.

Setelah teriakan yang menyeramkan keluar dari mulut ku. Tidak sampai satu menit David telah membuka pintu kamar nya.

Setelah pintu kamarnya terbuka, aku dapat melihat dengan jelas seberapa acak-acakannya David sekarang.

Aku menggelengkan kepalaku sambil berkacak pinggang dengan wajah kesal, seketika membuat David mengusap wajahnya kasar.

"Ehm, pagi Kak Anna cantik..."

"Sorry, nggak mempan bang." Kataku sengit.

David berusaha memperlihatkan senyum terbaiknya agar kakaknya ini tidak kesal lagi padanya karena susah dibangunkan.

"Huh, untung aja aku baik hati, hehe."

David mencibir tanpa suara.

Aku hanya menghela nafas berat, kemudian tersenyum lembut kepada David.

Forced _ Daniel.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang