2

622 116 6
                                    

Felix masuk ke dalam rumah, belum sempat memutar kenop pintu, ia teringat sesuatu.

Rokoknya masih ada pada Chaewon.

Sedikit menggerutu, Felix pun langsung masuk ke dalam rumahnya dengan kasar. Niat ingin galau sampai malam, yang ada ia malah harus bertemu gadis yang jadi topik obrolan seminggu penuh ini. Ditambah namanya juga ada di dalam obrolan itu.

Felix memilih mandi dan setelah itu menyeduh kopi. Ia membawanya ke kamar dan duduk di balkon kamarnya. Langit mendung dan terlihat rintik-rintik hujan sudah mulai turun.

Sembari menyesap kopinya, Felix menatap sekeliling rumahnya yang sepi. Orang tuanya tidak ada di rumah karena jarang pulang. Tipikal orang tua workaholic. Felix tak pernah mempersalahkannya, selama uang di kartunya masih lebih dari cukup ia baik-baik saja.

Lagipula ia juga lebih suka sendiri.

"Felix!"

Felix menyender ke sofa tempat ia duduk dan memejamkan matanya. Ini sudah ketiga kalinya ia mendengar suara cempreng itu dalam sehari. Dua menit tak mendengar suara itu lagi Felix pun-

"Felix!"

Ia pun bangun dan menatap ke arah gerbang rumahnya. Disana berdiri seorang gadis berkuncir satu yang memakai sweater ungu kebesaran. Ia terlihat sedang menutup kepalanya dengan tangannya karena hujan sudah mulai deras. Buru-buru Felix keluar dari kamarnya-sambil berlari.

"Lo ngapain sih?!" Tanya Felix panik setelah membuka gerbang rumahnya. Ditariknya gadis itu masuk dan dengan cepat setelah mengunci gerbang, Felix membawanya berlari masuk ke dalam rumah.

"Ada yang basah?" Tanya Felix lagi.

Chaewon hanya terdiam sembari menggeleng kebingungan. Felix menghela napas. Ia mengacak rambutnya panik dan duduk di sofa dengan napas yang terengah-engah.

"Lo gapapa?" Tanya Chaewon sangsi.

"Lain kali jangan gitu lagi!" Seru Felix yang diangguki Chaewon sebagai jawaban.

Keduanya terdiam sampai napas Felix sudah kembali teratur.

"Sorry, lo mau minum apa?" Tanya Felix.

"Mau ngasih ini." Jawab Chaewon sambil mengulurkan sebungkus rokok.

Bukannya mengambil bungkus rokok yang diulurkan Chaewon, Felix memilih berlalu masuk menuju dapurnya dalam diam. Gadis itu memutar mata sebal, ia kembali diacuhkan.

-

"Lo gak pulang?"

Chaewon tersadar dari lamunannya begitu mendengar petanyaan Felix. "Lo ngusir?" Tanya Chaewon.

Felix diam saja. Ia duduk di samping Chaewon dan meletakkan semangkuk indomie kuah yang baru saja ia masak.

"Buat gue mana?" Tanya Chaewon.

"Bikin sendiri."

Chaewon mendengus sebal. Tangannya bergerak menyubit lengan Felix yang sedang meniup-niup indomienya.

"Nyebelin banget." Gerutu Chaewon.

Tanpa peduli gerutuan gadis itu, Felix menghabiskan indomienya. Sendirian.

"Mau gak?" Tanya Felix.

"Apa?"

"Mie goreng,"

Chaewon menggeleng, "Sukanya yang kuah."

"Ya udah ayo sini gua masakin." Ajak Felix.

Keduanya berjalan menuju dapur. Felix mengambil persediaan indomienya sedangkan Chaewon duduk di meja makan sembari sesekali menatap Felix.

"Mau pake apa aja?" Tanya Felix sambil mengaduk mie yang sedang ia masak itu.

"Kecap, saos, sama jeruk nipis. Kuahnya dikit aja, jangan kematengan, air rebusannya juga ganti." Jawab Chaewon dengan panjang lebar.

Felix menghela napas, "jangan bilang telornya setengah mateng?"

"Kok tau?"

Felix terdiam. Ia memindahkan mie yang ia masak ke dalam mangkuk dan menambahkan kecap, saos, dan segala yang Chaewon bilang tadi.

"Makasih, Felix!" Seru Chaewon girang begitu Felix meletakkan mangkuk mie di depan Chaewon.

Felix duduk di hadapan Chaewon. Ia menatap cara Chaewon makan. Gadis itu tidak menyeruput mienya saat makan, ia menggulungnya dengan garpu lalu meletakkannya di sendok.
Lalu setelah memakannya Chaewon menyeruput kuah mienya.

"Lo bener kalo makan kayak gini?" Tanya Felix.

Chaewon mengangguk saja. Sedangkan untuk kesekian kalinya Felix menghela napas.

Cara memasak dan makannya mereka berdua saja sama.

apathetic

apathetic | felix chaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang