1

649 125 8
                                    

Ini kali pertama Felix bertemu Chaewon. Bagaimana tubuh gadis itu tak sengaja menubruknya dari arah yang berlawanan-tak sengaja tentu saja.

Tak ada kata yang keluar dari keduanya. Terkejut, karena pasalnya, siapa yang tak terkejut melihat wajah diri sendiri ada di wajah orang lain?

"Oh, udah ketemu ya?"

Felix dan Chaewon menoleh, Hyunjin tengah menggoda mereka. Laki-laki itu bergerak merangkul Felix dan tersenyum manis ke arah Chaewon. Mau tak mau Chaewon membalas senyuman si pemegang julukan buaya darat itu.

"Kenapa diem sih? Kenalan dong," goda Hyunjin yang melihat interaksi canggung antara keduanya.

"Gua Felix," Kata Felix sembari mengulurkan tangan.

Berbanding terbalik dengan sang pemilik suara berat, Chaewon dengan suara cemprengnya ikut memperkenalkan diri dan membalas uluran tangan Felix. "Chaewon,"

Tak ada lagi obrolan setelah itu, Felix pun melepas tautan tangan mereka dan pergi begitu saja.

"Eh, udah dulu ya, cantik? Sampai ketemu nanti!" Seru Hyunjin panik karena tiba-tiba saja Felix pergi.

Melihat kepergian Hyunjin, Chaewon mendengus sebal dan memutar mata. Buang-buang waktu saja, pikirnya.

-

Felix memberhentikan motornya di parkiran minimarket dekat rumahnya. Dengan berjalan santai ia menuju kasir.

"Marlboro menthol sebungkus," Kata Felix.

"Maaf ya, tapi rokok gak bisa dijual untuk yang masih berseragam sekolah." Jawab si penjaga kasir.

Felix terdiam lalu membuka dompetnya, "Saya punya ktp," Kata Felix sembari mengeluarkan kartu tanda penduduk miliknya yang belum genap setahun itu.

"Tetap gak bisa, dek."

Felix mendengus karena selain tak mendapatkan rokoknya, ia juga dipanggil dengan sebutan adek. Astaga, memangnya dia sekecil apa? bahkan tubuh si penjaga kasir lebih kecil dari pada tubuh Felix.

"Saya aja yang beli, mbak."

Felix menoleh mendengar suara cempreng yang baru ia kenali tadi siang. Dan benar saja, Felix mendapati Chaewon dengan sweater kebesaran warna ungu dan celana jeans. Juga tangannya yang memegang dua keranjang makanan yang penuh dengan makanan ringan dan minuman bersoda.

Setelah membayar, Felix langsung mengambil dua plastik besar milik Chaewon dan sisanya-satu plastik kecil-dibawa oleh Chaewon sendiri, padahal gadis itu tak memintanya.

"Kesini naik apa?" Tanya Felix.

"Jalan kaki."

"Emang rumah lo dimana?" Tanya Felix lagi.

"Dua komplek dari sini."

Felix menatap Chaewon yang kelewat santai. Rambut gadis itu dikuncir satu dan jangan lupakan sandal jepit yang tidak ada bagus-bagusnya dengan sweater yang ia pakai saat ini.

"Ayo gue anter," ajak Felix.

"Oke."

Chaewon naik ke motor CBR merah milik Felix. Seharusnya terlihat keren, tapi tidak dengan plastik minimarket yang ada di kedua sisi motor itu.

"Arahin aja jalannya." Kata Felix yang diangguki Chaewon sebagai jawaban.

-

"Ini bener rumah lo?" Tanya Felix kaget.

"Iya, tuh bunda gue." Jawab Chaewon sembari menunjuk wanita paruh baya yang keluar dari rumah-istana-itu.

Felix diam saja dan memberikan dua kantung plastik besar minimarket punya Chaewon.

"Makasih," kata Chaewon.

Felix hanya menangguk ragu, "gua balik ya." Pamitnya.

Tanpa menunggu jawaban Chaewon, Felix melajukan motornya meninggalkan gadis itu begitu saja-lagi.

Felix memberhentikan motornya di ujung gang dan turun membuka gerbang rumahnya. Setelah itu ia menoleh menatap Chaewon yang tengah menatapnya juga. Mereka menghelas napas.

Astaga, bahkan mereka sekarang bertetangga.

apathethic

apathetic | felix chaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang