Saat malamnya aku masih terjaga di depan meja belajar. Tidak lain dan tidak bukan karena mikirin tentang apa yang harus ditulis di dalam 'surat cinta' persetan yang wajib aku buat untuk Nisa. Jam di dinding sudah menunjukkan angka 11 dan seharusnya aku tidur lebih awal karena besok aku harus kembali berada di sekolah sebelum pukul 6 pagi kalau tidak, bisa-bisa makin banyak lagi masalahnya.
30 menit, bahkan hingga satu jam aku masih belum menulis satu patah katapun untuk 'surat cinta' ini. Aku sama sekali gak tau apa yang harus aku tulis ke dalam surat ini. Aku gak ngerti tentang cinta-cintaan, aku gak ngerti jalan pikiran cewek, dan aku gak ngerti cara meluluhkan hati cewek. Kalau disuruh nulis cara bersikap dingin ke cewek mungkin aku udah tulis ribuan kata dalam satu jam kurang yang terangkum dalam sebuah essai.
Aku menjambak rambut dengan kedua tangan, memaksa otak ku untuk bekerja ekstra keras sambil sesekali bergumam 'Errggghh', atau 'Arghhh', atau kata-kata yang mendefinisikan keadaanku pada saat itu. Aku mengusap wajah dan kemudian mengambil hp yang terbaring di sebelah kertas kosong, kembali mencari referensi isi surat cinta di internet yang sudah aku coba beberapa saat lalu. Aku kembali membaca contoh-contoh surat cinta secara ringkas yang selalu sukses membuatku ngakak dan pengen muntah. Sepasang bola mataku gak kuat untuk ngebaca 'surat cinta' versi beneran yang beredar di internet.
Ini yang namanya surat cinta? Cuiiih.
Aku kemudian tersenyum sambil menjentikkan jari dan sejurus kemudian aku sudah mulai menulis surat cinta versi aku sendiri.
Pulpen di tangan kanan kini sedang menari dengan indahnya di atas panggung yang bernama kertas putih sambil menampakan keanggunan yang dimilikinya. Lewat 15 menit pulpen itu menari dan kini ia sudah tergeletak lemas di atas meja.
Beberapa saat kemudian, aku kembali membaca 'surat cinta' bikinan aku sendiri. Aku bergumam dalam hati:
Oke surat cinta buat starla udah jadi. Dan aku pengen liat ekspresi kamu setelah membaca surat 'cinta' punya!.
Pagi harinya aku dibangunkan sama ibuku untuk bangun shalat subuh. Dengan mata terpejam, tangan kananku muncul dari balik selimut mencoba meraih hp untuk ngecek sudah jam berapa. Setelah itu aku langsung ngambil air wudhu dan shalat, setelah itu aku langsung mandi sambil menahan dinginnya guyuran air es.
Mandi selesai, dan aku sekarang sudah lengkap dengan seragam putih biru lalu bergegas menuju meja makan buat sarapan. Selesai sarapan aku langsung pamit ke ibu dan langsung berangkat ke sekolah.
Sesampai di sekolah, aku langsung ikut bergabung dengan siswa baru lainnya di dalam forum.
"Yang kemarin melanggar, silahkan maju ke depan sekarang dengan membawa tugasnya masing-masing" kata salah seorang senior cowok.
Aku kemudian meninggalkan Angga yang sedang merapikan atributnya dan di jemari tangan kananku sekarang terselip sebuah surat cinta untuk Nisa, atau lebih pantas disebut dengan surat pembalasanku untukmu.
"Sukses ya bro, nembak dia!" Bisik Angga sambil ngedipkan mata. Beneran bangke anak ini.
Aku sekarang sedang berdiri bersama barisan para tersangka di depan 10 orang panitia di atas forum. Para panitia ini selalu memasang muka yang dingin tanpa ekspresi. Satu persatu para tersangka ini memberikan surat cintanya kepada panitia yang sudah diperintahkan kemarin, dari tersangka cewek untuk panitia cowok dan dari tersangka cowok untuk panitia cewek.
Lalu tiba saatnya giliranku memberikan surat cintaku untuk Nisa. Aku berjalan perlahan sambil sedikit meremas bagian ujung kertasnya.
"Ini kak surat cinta saya untuk kakak." Ucapku seraya memberi amplop tersebut sambil menaikan bibir kananku, mencoba untuk tersenyum paksa. Aku menatap matanya dengan tatapan yang memiliki pesan tersirat: makan tuh surat cinta!!
Nisa mengambil surat cinta tersebut dengan cepat dan langsung memasukkannya ke dalam sakunya.
"Balik ke barisan!"
Walaupun dia gak teriak-teriak, tapi dia berkata dengan cepat dan nada dalam suaranya datar namun matanya menatap sinis ke arah mataku, tanpa berkedip.
Aku kembali ke barisan dengan senyum senyum. Angga pun terheran dengan ekspresi ku
"Kamu kenapa sanyum senyum?" Tanyanya
"Liat aja nanti" jawabkuSetelah itu, salah satu senior cewek naik ke forum lalu menyampaikan sesuatu,
"Selanjutnya, kita akan mendengarkan surat cinta yang telah teman-teman kita buat"
"Mampus aku" ucapku, aku kira gak bakalan di bacakan di atas forum, agghhh tamat aku.Satu persatu siswa yang di beri hukuman naik dan membacakan surat cintanya masing-masing, bisa ditebak kalau surat cinta mereka biasa saja seperti surat cinta kebanyakan.
Kini giliranku,
"Muhammad Diaz Pratama!" Kata paitia tersebut dengan nada sedikit teriak.
"Saya kak" teriak ku sambil mengacungkan tangan.Aku lalu naik ke atas forum dengan ragu-ragu dan penuh rasa malu. Aku pun mengambil surat cinta dari senior tersebut, dari ujung aku melihat Nisa dengan ekspresi yang kesal dan di ikuti senyuman jahat nya.
"Berarti dia sudah membaca surat ini. Senjata makan tuan, mampuuuus aku karna malu" ucapku dalam hati
Penasaran sama surat cinta nya? Hahaha.. udah dulu mau mandi terus ke kampus, tunggu ntar malam atau besok yaaaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Makin Dalam Makin Sakit
RomanceSebelumnya aku mau minta maaf jika penulisan dan ceritanya tidak memuaskan, karena ini tulisan pertamaku. Jika ada salah silahkan di komentar yaa. Namaku Diaz lengkapnya gak pentinglah yahh, sekarang sudah masuk semester 4 di Universitas Swasta tern...