Sudah berapa lama aku masuk kedalam. Tak ada gunanya. Hidup masih tetap berjalan. Menyesal? Untuk apa?
Aku bangun. Ku rengkuh tubuhku kuat. Ku hembuskan nafas yang sejak lama membuat dadaku terasa sesak. Dengar! Kau bukan pengecut! Bangunlah dan hadapi kehidupanmu. Sekalipun kau harus berperang.
Ku sentuh kertas tebal itu. Ku dekatkan ke pipiku. Tak tahan rasanya. Ia yang slalu ku isi dengan segala ocehanku. Perasaanku yang kutuang di dalam sana. Kasihan, ia pasti berat menanggung semua kepedihanku.
Ingin ku buang! Agar ia tak perlu bersusah menampung segala luka di kehidupanku. Tapi bukankah hanya dia yang bisa mengertiku, mungkin tanpanya aku pasti sudah merana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritaku
PoetryKumpulan kata tertanam dalam otak. Terbersit dari dada. Tercurah lewat kata. Selamat datang, nikmati apa yang ada di dalamnya. Hargai penciptanya dan tetap rendah diri. -maulinaasaf🌺