3)

1K 89 4
                                    

 
Author's POV

    "Enghh..." Jihoon memegangi kepalanya yang sakit. Ia kembali ke istana itu. Mimpi buruknya.

    "Tuan putriku sudah bangun"

     "Menjauhlah dari ku"

     "Tapi aku menyayangimu" Daniel mengelus rambut Jihoon

     "Enyahlah, Jika kamu menyayangiku, kamu ngak akan berbuat seperti ini, huh! Merantaiku? Stupid" Jihoon menangkis tangan Daniel. Ya. Jihoon sedang menahan air matanya.

      "Aku begini karna aku mencintaimu! Aku tidak mau berbagi dirimu pada siapapun" Daniel mengelus wajah Jihoon.

      "Oh ya! Jika kau mencintai ku harusnya kau melakukan sesuatu yang kusenangi bukan yang ku benci"

Plak'

       "JI! JANGAN seperti itu" Daniel menampar pipi Jihoon dan mengelusnya.

       "Huh! Tampar saja aku tak peduli" Jihoon membuang wajahnya dari tatapan Daniel. Ia tak ada rasa lagi kepada Kang Daniel.

       "Ayo, makan dulu" Daniel mengambil sup ayam kesukaan Jihoon. Sewaktu mereka masih berpacaran Daniel sering membuatkannya untuk Jihoon.

Cleng'
Prang'

       Jihoon menepis sendok ditangan Daniel yang membuat piring beserta supnya jatuh kelantai. Daniel hanya tersenyum kecil dan mengelus kepala Jihoon.

       "Kenapa sayang? Rasanya hambar dan tak enak atau selera mu sudah berubah?" Tanya Daniel membersihkan bekas piring pecah dan sup yang tumpah dilantai & bedcovernya.

       "Makananku tidak akan terasa enak jika kamu berada dihadapanku" Jihoon menatap Daniel kosong.

        "Kalau begitu akan kutinggalkan dimeja sebelah tempat tidurmu, istirahatlah" kata Daniel sembari menaruh sup baru disebelah kasur Jihoon.

      "Bagaimana caraku untuk keluar dari sini!!! Emm..... ah ada telephone rumah, aku harus bisa melepaskan rantai ini dan menelpon Guanlin" Jihoon mencoba melepaskan rantai tersebut tanpa kunci. Tentu saja ia tidak bisa merusaknya, bahkan melawan Kang Daniel saja ia tidak kuat.

       "Jihoon-ah dua hari lagi adalah hari ulang tahunmu, aku sudah membelikan beberapa gaun untuk mu pilihlah salah satunya" Daniel tiba tiba memasuki kamar Jihoon sambil membawa beberapa gaun mewah untuk Jihoon.

       "Tidak ada gunanya menggunakan gaun-gaun itu jika aku sendiri tidak menikmati ulang tahunku yang ke 21"

       "Tersenyumlah Jihoon-ah! Akan kukabulkan hadiah apapun untukmu" Daniel duduk disebelah Jihoon.

       "LE.... PAS..... KAN.... A.... KU, itu saja yang kuminta" Jawab Jihoon dengan ejaan dan penekanan.

       "Aku tidak akan melakukannya untuk yang satu itu" Daniel menatap Jihoon dengan sorot mata yang sedih.

      Tapi apa pedulinya Jihoon, ia tidak akan pernah menganggap Daniel lagi. Jihoon benci Daniel.

      "Kalau begitu apa yang ingin kamu lakukan sekarang?"tanya Daniel mengalihkan pembicaraan.

       "Pergi dari sini" jawab Jihoon dengan singkat.

       "Ji! Aku ngelakuin ini demi kamu! Kamu tau waktu kita pacaran papa aku nyakitin kamu dan aku ngak tau akan hal itu sehingga kamu menghindar dari aku, kamu sakit sakitan dan pura pura kuat, karena itu aku membuat kamu aman dari orang orang yang membenci kebersamaan kita"

      "Membuat aman? Selama mereka masih hidup apakah itu akan dianggap aman? Jika mereka tau aku ada disini mereka makin menyakitiku"

     Daniel hanya diam memandangi Jihoon.

     "Sudahlah!" Jihoon menaruh kepalanya diatas bantal dan menarik selimutnya untuk kembali tidur.

    "Tidur yang nyenyak sweetie" kata Daniel keluar dari kamar Jihoon.

     "Bagaimana aku bisa tidur nyenyak dalam keadaan seperti ini?" Bisik Jihoon pelan.

Cerita akan berkembang seiring waktu

Votement cuy!

Comment min. 5+ to open next chapter [ comment apa aja bebas]

Baca juga ceritaku yang lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[KILLING ME] -  NielWinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang