Modus itu perlu, biar hidup kita gak terlalu monoton dengan hal serius.
***
Hoamm...
Entah sudah berapa kali Sherina menguap pagi ini. Gara-gara rutinitas malamnya menonton drama korea yang lagi-lagi membuatnya tidur larut malam dan berakhir dengan bangun siang.
Sebenarnya tidak siang-siang banget sih. Tapi, untuk ukuran Sherina yang mau berangkat sekolah saja ribetnya minta ampun. Bangun di jam 05.50 saja sudah membuatnya kelimpungan setengah mati.
Perhatian gadis itu kembali tertuju pada cermin yang menampilkan wajahnya. Lagi, mata pandanya menjadi pemandangan pertama saat dia bercermin di pagi hari. Menghela nafas, lantas mengambil conclear yang terletak di atas meja riasnya untuk menyamarkan mata pandanya.
Dirasa cukup, Sherina mengambil tas punggung biru langitnya yang tergeletak di atas kasur. Lalu melangkah menuju pintu lantas membukanya. Sherina Menuruni anak tangga satu persatu yang akan membawanya ke ruang makan dan menemui keluarganya yang sudah dipastikan sedang menunggunya dan akan berakhir dengan menceramahinya karena telat datang ke ruang makan.
"Heran deh, berangkat sekolah aja dandannya kayak yang mau pergi kondangan. Lama bener."
Kan apa dia bilang, baru selangkah memasuki ruang makan, ia sudah disambut dengan suara berat milik abangnya yang mempunyai mulut serupa akun gosip terkenal di Instagram dan mulai mengeluarkan ceramah-ceramah unfaedahnya.
Seperti biasa, tanpa mempedulikan suara protesan milik Gio--abangnya. Sherina dengan santai duduk di sebelah mamanya yang tengah mengolesi roti dengan selai nanas kesukaannya. Sementara di ujung meja sana, Papanya hanya menggelengkan kepala melihat kedua anaknya yang tiada hari tanpa berdebat.
Sherina lantas memakan roti yang sudah disiapkan Mamanya, meneguk segelas susu coklat hingga tandas, lalu bangkit. Menyalami kedua orangtuanya.
"Ma, Pa She berangkat dulu ya. Assalamu alaikum," Pamitnya. Lalu sedikit berlari meninggalkan ruang makan dan tentunya umpatan Gio yang masih bisa ia dengar dari ruang tamu. Huft, biarkan sajalah. Toh meskipun Gio memang selalu asal bicara tentangnya. Sherina tau, Abangnya itu akan menjadi orang yang berdiri paling depan jika ada seseorang yang menyakitinya.
Dengan terus bersenandung ria, Sherina memasuki Honda Brio hijau toska miliknya yang sudah terparkir di halaman rumah.
Memasuki mobil, Sherina menyalakan tap recorder, memutar lagu april milik Fiersa Besari. Meskipun Sherina penyuka oppa-oppa Korea garis keras, tapi dia masih cinta produk lokal kok. Ya, salah satunya Fiersa Besari, musisi kesukaannya. Dan tak lupa juga Jefri Nichol, si aktor Indonesia paling ganteng menurutnya.
Setelah memakai seatbelt, Sherina mulai mengendarai mobilnya keluar halaman rumah. Seperti biasanya, Jika berangkat sekolah Sherina memang lebih sering mengendarai mobil sendiri, dikarenakan kedua orang tuanya sibuk, dan mereka tidak mempunyai supir pribadi.
"Astaghfirullah..." ucap Sherina sambil mengerem mobilnya spontan. Sherina menatap tajam seseorang yang berdiri di depan mobilnya. Jantungnya hampir saja copot saat dengan tiba-tiba dan tak tahu dirinya Khailash menghadang mobilnya. Untung saja ia mengendari mobilnya dengan pelan karena masih di area kompleks perumahan. Bayangkan saja jika tadi ia mengendarai mobilnya cepat, sudah dapat dipastikan Khailash hanya tinggal nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shelash
Teen FictionAlrescha Khailash Danadyaksa. Huft, ngeja namanya aja udah bikin lidah keseleo. Tapi bener deh, mungkin Khailash adalah sosok cowok yang pengen kamu temuin sekarang juga. Cowok ganteng, kocak, ceria, dan cool abizzzz... Pujaan semua cewek deh pokokn...