"Disini bukan kamu yang salah. Tapi aku, yang dengan tidak tahu malunya terus saja mengharapkan dirimu yang bahkan tak pernah tahu tentang perasaanku padamu"
***
Khailash menutup wajahnya dengan selimut saat cahaya matahari berhasil menembus jendela kamar yang tirainya sudah terbuka.
"Bangun Khailash, nanti kamu telat." Suara Della-Bundanya mengintrupsi dari samping ranjangnya. Wanita diakhir usia 40 tahun itu masih terlihat cantik dengan balutan jilbab maroon nya.
Bukannya bangun, cowok itu malah semakin merapatkan selimut bergambar club sepak bola kesukaannya.
Khailash dengan segala tingkah lakunya memang selalu membuat kesal orang disekitarnya.
Merasa kesal karena anaknya tak kunjung bangun, Della pun menarik selimut yang menutupi wajah Khailash, yang segera ditarik kembali oleh Khailash. Hingga terjadilah adegan tarik menarik selimut antar ibu anak tersebut.
Della yang sudah sangat kesal pun menarik kasar selimut Khailash hingga terjatuh kelantai. "Bangun Khailash,kamu mau berangkat jam berapa?"
"Libur Bun." Jawab Khailash serak khas orang bangun tidur, lalu kembali menelungkupkan wajahnya kebantal
"Sekarang bukan hari libur. Ayo bangun, atau Bunda siram kamu pake air seember."
Khailash menyerah, ia menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. "Maksudnya Khailash libur dulu, lagi sakit Bun."
"Jangan alasan kamu."
"Kan Bunda sendiri tau, dari semalam Khailash bolak-balik kamar mandi terus."
"Apanya yang bolak-balik, orang kamu ke kamar mandi cuma sekali.
Khailash nyengir, lalu memasang wajah memelas. "Ya tapi perut Khailash sakit Bun, gara-gara makan bakso pedes kemarin."
"Ya suruh siapa makan pedes."
Cowok itu berdecak sebal, sampai kapan pun ia tak akan pernah menang jika harus berdebat dengan Bundanya.
"Hari ini aja Bun, perut Khailash bener-bener sakit. Ya ya ya..."Della memutar bola matanya malas. "Ya udah, hari ini aja. Jangan lupa minum obat. Bunda sama ayah ada urusan, mungkin pulang malam. Baik-baik kamu dirumah." Ucap Della akhirnya. Mengusap puncak kepala anaknya, sebelum bergegas keluar kamar Khailash.
Khailash tersenyum lebar saat Bundanya sudah tak terlihat lagi. Melompat dari ranjang, ia mengambil ponselnya yang berada diatas meja belajar. "Yes, bisa main ML sepuasnya."
***
Jam kosong, memang menjadi kenikmatan tersendiri bagi para murid. Apalagi jika jam kosong itu pelajaran yang membosankan karena gurunya yang monoton atau killer.
Seperti yang terjadi saat ini di kelas XI Mipa 3 yang tak ubahnya seperti pasar. Kelas yang tadinya hening karena jam ketiga yang akan diisi oleh Ibu Sarah, guru biologi yang killer nya minta ampun, tidak ada senyumnya jika mengajar, ditambah suara kecilnya yang bikin mengantuk, berubah 180 derajat saat si ketua kelas mengumumkan bahwa guru satu itu berlahalangan hadir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shelash
Teen FictionAlrescha Khailash Danadyaksa. Huft, ngeja namanya aja udah bikin lidah keseleo. Tapi bener deh, mungkin Khailash adalah sosok cowok yang pengen kamu temuin sekarang juga. Cowok ganteng, kocak, ceria, dan cool abizzzz... Pujaan semua cewek deh pokokn...