4. Weekend

110 15 0
                                    

"Dikasih perhatian dibilang modus, dicuekin dibilang gak peka. Susah banget ya jadi  cowok."

-Alrescha Khailas D.-

                                ***

"Ngapain Bang?"

Gio mengalihkan pandangannya ke arah cowok yang sedang bersandar santai di gerbang rumahnya.

"Lo buta?" UcapGio ketus

Khailash terkekeh, cowok itu berjalan ke arah Gio yang sedang mencuci mobilnya. "Pagi-pagi udah galak aja sih bang."

Gio tak memperdulikan kicauan-kicauan Khailash dan memilih untuk terus menggosok mobilnya dengan spons. Sudah menjadi kebiasaan Khailash jika weekend begini tetangganya itu akan 'berkunjung' dan... ya lihat saja apa saja yang akan cowok itu lakukan kali ini.

"Si galak mana Bang?"

Gio mengernyitkan dahinya bingung. "si galak?"

"She"

Gio melemparkan spons basah bekas mencuci mobil itu tepat mengenai muka tengil Khailash. Enak aja cowok itu mengatai adiknya galak, ya meskipun itu memang kenyataannya sih. Tapi hanya Gio seorang lah yang berhak membuli Sherina. tipe-tipe abang biadab memang.

"Woy anjir! Kena muka gue! Jahat banget sih lo, Bang." Sewot Khailash yang hanya dibalas putaran mata oleh Gio.

Khailash melirik kearah teras rumah Gio. Mencari sosok yang sangat ingin ia temui pagi ini. Ah, mungkin lebih tepatnya sosok yang ingin ia kerjai.

"Ngapain lo lirik-lirik rumah gue? Mau maling?!"

"Astaghfirullah akhi... jangan suka suudzon. Karena sesungguhnya berprasangka buruk itu tidaklah baik."

Oke, ustadz Khailash mulai bercemraah.

"Sok banget lo, asep! Biasa nonton aja, gegayaan ceramah." Sungut Gio. Cowok itu mengganti spons nya dengan kain yang kering untuk mengelap mobilnya.

"Nonton apaan Bang?" Tanya Khailash sok polos.

"Minggat kagak lo?!!!"

Tidak ingin kena amuk oleh Gio, Khailash lari terbirit-birit memasuki halaman rumah cowok itu untuk bertemu dengan Sherina.

Tanpa menyadari lantai teras yang masih basah, Khailash melangkah dengan percaya diri mengenakan sendal jepitnya yang kotor. Maklum, kemarin malam habis turun hujan deras sehingga membuat jalanan komplek menjadi becek.

Belum sempat Khailash membuka pintu masuk, suara cempreng seorang gadis sudah terdengar nyaring.

"KHAILASH!!!"

Khailash membalikkan badannya untuk menghadap ke arah sumber suara. Disana, tepatnya disebelah kiri halaman rumah, terlihat Sherina yang sedang membawa ember ditangan kanannya dengan pel-an ditangan kirinya.

Khailash menyengir kuda." Oh, hai She." Sapa cowok itu sembari melambai-lambaikan tangannya. Menyangka jika Sherina sangat bahagia dikunjungi oleh dirinya minggu pagi ini.

ShelashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang