#2
Sabtu 19,oktober 2012
19.00pm"Mamaaa, mamaaa"teriak raina persis seperti anak kecil
Tidak ada jawaban dari sang mama, raina menghampiri bi lili, bi lili adalah asisten rumah tangga dirumahnya, raina sudah menganggapnya seperti keluarga.
"Nyonya lagi masak non didapur"
"Tumben bi, ada apa mama tiba-tiba kebelet jadi koki malem ini?"Raina melangkah menuju dapur dengan berjinjit agar tidak berisik, raina berniat membuat nadine[sang mama] kaget.
"Darrrrr"
Bukannya nadine yang kaget,malah raina yang justru kalap ketika mamanya berhasil membuat anaknya kaget.
"Iiiiii mamaaaaaaaaa"raina kesal karena mamanya ikut-ikutan jahil.
"Mama masak apa maa?" raina memeluk mamanya dari belakang, menempelkan dagunya di pundak sang mama
"Emang enggak liat mama masak apa"
"Wahhh mama masak gini kesambet apa nih, tumben banget"
"mau ada tuan rumah bentar lagi datang"
"Siapaaa ma?papa?,kalo kakak sih gak mungkin ya soalnya lagi sibuk banget kerja dibogor"
"Papa kamu malam ini pulang,bentar lagi sampai"
"Ah mama jangan bercanda,serius ma?"
"Duarius raina sayang"
"Papa kan pulangnya nanti ma,semingguan lagi,ko pulang sih"
"Ko kamu kaya yang enggak suka gitu sih papa kamu pulang"
"Ya enggak lah ma,aku kaget aja ma"
"Mungkin ada hal yang lebih penting lagi dari ini"
"Maksud mama?"
"Nanti juga kamu tahu sendiri"
"Mama gak mau ngasih tau raina,jadi mau main rahasia-rahasiaan?"
"Iyaaa,mau"
"Ah mama nyebelin"20.00pm. Diruang makan
"Tok,tok,tokk"suara pintu terdengar dari ruang makan
"Aku aja yang bukain ma,pasti itu papa"raina bersemangat mengayunkan kaki bergegas membuka pintu.Ceklek..
Pintu terbuka,sejenak ia menatap seseorang yang ada didepan pintu itu,
"Bugh"raina menutup kembali pintu dengan keras"Raina, tunggu dulu, dengerin aku"
Raina menutup telinga rapat rapat, jantungnya berdetak kencang, tubuhnya tak henti hentinya bergemetar, perlahan air matanya mengalir deras, ia lari menuju kamarnya.
"Bugh"
Raina membanting pintu kamarnya keras keras, di ikuti nadine yang sedari tadi hanya berteriak memanggil raina."Raina sayang, Nakk ini mama,mama mohon jangan seperti ini, mama tau kamu sedih, tapi sampai kapan kamu terus-terusan seperti ini?"bujuk nadine sembari mengetuk pintu kamar raina
Hanya suara radio dengan full volume yang nadine dengar, tetapi tetap saja nadine mendengar sesekali isakan tangis raina.
Begitulah raina, selalu saja seperti itu. Menurut raina hanya dengan mengingat kejadian 2 tahun yang lalu saja ia merasakan dunia berhenti berputar, karena sampai sekarang ia masih sangat hapal dengan kejadian itu. Kejadian yang membuat hatinya mati, tidak berfungsi.▪▪▪▪ VOTE AND COMENT
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
Romance""Sudah?segitu saja?kamu menyerah?" Ya. mungkin sudah saatnya aku kehilangan kamu rain. Aku pergi.