"Selamat ya bu, pak, anak bapak dan ibu kembar" Kata sang suster sambil tersenyum ramah.
"HAH?! KEMBAR SUS?!" Pasangan suami-istri tersebut terkejut atas kelahiran anak mereka.
"Iya bu, pak. Yang satu cewek, satu lagi cowok."
"Jadi kembar beda jenis kelamin gitu ya sus?" Tanya sang istri.
"Iya bu. Ini bayi-nya bu." Jawab si suster sambil memyerahkan kedua bayi itu ke ibu mereka.
"Terima kasih ya sus." Kata sang suami sambil menggendong salah satu bayi tersebut.
"Sama-sama." Suster itu tersenyum seraya meninggalkan kedua orang tua baru tersebut dengan sepasang anak kembarnya.
Sepasang suami-istri itu hanya tersenyum memandangi bayi kembar mereka. Mereka berdua terlihat sangat bahagia atas kelahiran buah hati mereka.
"Pa, kita kasih nama siapa ya mereka?"
"Gimana kalo Zefan sama Zeavy ma?"
"Wah, lucu tuh namanya. Semoga nanti mereka bisa tumbuh jadi anak yang ganteng sama cantik ya pa. Juga pinter, dan patuh sama orang tua."
"Amin."
------------------------------------------
-7 tahun kemudian-
"IH ITU PUNYA ZEA! ZEFAN KAN PUNYA SENDIRI! NGAPAIN SIH NGAMBIL PUNYA ZEA SEGALA! IH NYEBELINNNN!!" Anak perempuan itu sedang kesal kepada saudara kembar laki-lakinya karena mengambil biscuit miliknya tanpa minta izin.
"Pelit banget sih. Zefan juga ngambilnya satu doang." Sedangkan sang laki-laki tetap membela dirinya sendiri.
"IH TETEP AJA NGAMBIL PUNYA ZEA GAK BILANG-BILANG! ZEA BILANGIN MAMA NIH!"
"Ih ngadu mulu."
"Biarinnn!!! MAAAAA, ZEFAN NGAMBIL BISCUIT ZEA GAK BILANG-BILANG MAA!!!"
Sang mama pun datang bak pahlawan untuk melerai anak kembarnya yang tidak pernah akur ini.
"Aduhhh, kalian ini berantem terus kejaannya. Ada apa lagi emangnya?" Tanya sang mama pada kedua anaknya.
"Ini ma! Masa zefan ngambil biskuit zea gak bilang-bilang ma!" Anak perempuannya terdengar sangat tidak terima atas perlakuan saudara kembarnya.
"Ya ampun. Ya udah, zefan minta maaf ya sama zea." Sang mama membuat jalan keluar untuk kedua anak kembarnya.
"Gak mau! Lagian zefan ngambilnya juga cuma satu." Si laki-laki tetap berusaha membela dirinya sendiri.
"TETEP AJA GAK IZIN DULU!" Si perempuan tidak terima saudara kembarnya tidak mau minta maaf padanya.
"Udah-udah. Zefan gak boleh gitu, minta maaf ya sama zea." Sang mama tetap berusaha membuat kedua anak kembarnya akur.
"Ya. Maaf ya zea." Anak laki-laki itu meminta maaf dengan malas-malasan kepada saudara kembarnya.
Mereka sering bertengkar.
Walaupun itu hal sepele, bisa menjadi masalah yang sangat besar bagi keduanya.
Maklum, anak kecil.
------------------------------------------
-13 tahun kemudian-
"Zefannnn!! Ini salah rumusnya. Yang bener begini." Si perempuan menuliskan rumus matematika yang benar di buku saudaranya.
"Yaudah kamu aja yang ngerjain, aku mau main."
"Zefan! Kalo kamu kayak gini terus kapan pinternya!"
"Kapan-kapan pinternya."
"Mana bisa! Ayo belajar! Nanti kamu tuh gak pinter pinter! Emangnya enak apa bodoh terus! Nanti kalo kamu pinter kan bisa ranking 1 kayak aku, namanya dipanggil terus naik ke atas podium. Dibanggain lagi sama mama-papa."
"Iya aku tau kamu pinter! Aku bodoh! Kamu emang selalu dibanggain mama sama papa! Aku nggak pernah! Kamu emang anak kesayangan mama sama papa karena kamu pinter! Aku? Aku nggak pernah! Kamu terus, kamu terus!"
Si laki-laki meninggalkan si perempuan yang sedang bingung memikirkan apa salahnya. Padahal niat yang ia katakan barusan untuk memotivasi saudaranya agar mau belajar, bukan untuk pamer. Tapi saudaranya malah menganggap lain.
Umur mereka sudah 13 tahun. Itu sudah remaja bukan? Dan mereka masih sering bertengkar.
Ah, mungkin salah paham saja.
------------------------------------------
-16 tahun kemudian-
"LO TUH NGAPAIN SIH CARI MASALAH MULU KERJAANNYA!! SUKA BANGET KELUAR MASUK RUANG BK!! SEKOLAH TUH BUAT CARI ILMU! BUKAN BUAT CARI MASALAH!"
"Apaan sih lo! Marah-marah mulu gak jelas. Yang nendang terus kena kaca sampe pecah siapa? Raza kan! Kenapa gue yang lo salahin! Hah?! Bilang aja lo gak mau image lo rusak depan guru-guru kan karena kembaran lo bandel? Iya kan?!"
"Ini gak ada hubungannya sama guru-guru apalagi image gue zef! Dari kecil lo tuh gak pernah mau disalahin! Lo gak pernah sadar kalo lo salah!"
"YANG ADA LO YANG GAK PERNAH SADAR LO SALAH! MAU GUE NGELAKUIN HAL BAIK KAYAK APA DI MATA LO JUGA DI MATA ORANG-ORANG ITU SALAH KAN! IYA KAN?! SEMUA ORANG NGANGGEP GUE BURUK! TERMASUK LO, ZE! GUE MUAK SAMA LO!"
Si laki-laki membanting pintu dengan sangat keras. Sampai si perempuan yang tadinya mematung karena dibentak habis-habisan, tersadar karenanya.
Mereka sudah 16 tahun. Ini bukan saatnya untuk bertengkar seperti anak kecil lagi. Tetapi yang ada pertengkaran mereka malah semakin hebat.
Oh ayolah, namanya juga Zefan & Zea.
-------------------------------------------
Hey!
This is my first story on wattpad<3
Maaf bila ada salah-salah kata, atau betapa gaje-nya cerita ini:3
Vomments dari kalian akan sangat amat berarti untuk author baru yang gaje seperti saya:3
Hope you like it!!<3
Much lovee:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Zefan & Zea
Teen FictionBiasa nya, anak kembar itu akur. Biasa nya, anak kembar itu kompak. Biasa nya, kalau yang satu senang, yang satu juga. Biasa nya, kalau yang satu sedih, yang satu juga. Tapi itu kan biasa nya. Kalau yang ini, gimana? Copyright © 2014 by askyfullofp...