Awal

763 8 0
                                    


IBU PENGGANTI

Oleh 

Kartini S Fitri


Namaku Reen umurku 15 tahun. Aku hanya tinggal berdua dengan papah, papahku selalu pulang larut malam dan pergi di pagi buta, aku tidak tahu apa yang dikerjakannya. Siang aku hanya di asuh oleh mbak Nani begitu aku memanggilnya, ia adalah orang yang bekerja dirumahku hingga sore dan malam aku selalu sendirian. Bisa dikatakan aku sangat jarang bertemu dengan papah walau hari libur sekalipun. Jika aku bertemu dengan papah aku hanya menimbulkan masalah untuknya, papah selalu marah dan memukulku dengan semua yang aku lakukan aku tidak mengerti apa yang salah.

Malam belum larut tapi papah sudah pulang, aku sedikit senang karena tidak sendirian dirumah.

"Reen, ambilkan air hangat, papah haus." Aku menuruti perintahnya untuk membawakan air hangat. Aku berusaha membawanya perlahan agar tidak tumpah tapi kakiku tersandung dan menumpahkan air itu ke lengan papa.

"Dasar anak bodoh. Membawa air saja tidak bisa." Papah mendorongku hingga terjatuh, belum puas papah mendorong kemudian ia memukulku hingga puas lalu pergi meninggalkanku. Keeosakan harinya aku dirawat oleh mbak Nani, dia berusaha menjagaku hingga sembuh. Aku ingin ia tetap dirumah ini untuk merawatku tapi keadaan memaksanya harus pulang karena ia juga memiliki anak.

Sore itu aku mendengarkan musik dari DVDku dan sengaja volumenya ku besarkan. Musik adalah salah satu kesukaanku, aku menjadi diriku sendiri karena musik dan hatiku bisa tenang karena musik. Tapi papah tidak mengetahui itu, dia benci musik dan dia benci kebisingan. Papah masuk kekamarku dan membanting DVDku, itu memancing emosiku dan membentaknya. Papah tidak ingin kalah dia memaki-makiku dan keluar kata-kata yang tidak pantas, papah memukulku kembali dan kejadian itu terus kembali terulang.

Mengusir kesendirianku dirumah aku selalu pergi sehabis pulang sekolah dan kembali larut malam kadang jika aku bosan dirumah aku menginap dirumah teman-temanku, aku menginap berhari-haripun papah tidak akan mencariku tapi jika papah tau kelakuanku pasti dia memukulku lagi. Kadang aku berpikir tidak ingin mempunyai seorang papah dan hanya ingin mempunyai seorang ibu seperti mbak Nani. Aku sangat membenci sesosok papah, kadang aku ingin membalas pukulan papah tapi aku selalu kalah kuat darinya. Aku penasaran bagaimana rupa ibuku apakah dia memiliki sifat baik hati seperti mbak Nani atau sebaliknya. Malam itu aku bertanya padanya.

"pah, bagaimana rupa ibu. Dimanakah ibu sekarang?" papah memandangku dengan tajam dan menggenggam bahuku dengan kencang.

"kamu. Semua ini gara-gara kamu!! Jika ibumu tidak melahirkanmu dia tidak akan meninggal." Dengan suara penuh amarah dia mengatakannya.

Mendengar pernyataan itu hatiku merasa perih dan sakit. "apa mungkin ibu meninggal karenaku." Pertanyaan itu terus memenuhi pikiranku. Aku merasa membuat ibuku meninggal dan sejak hari itu aku membenci diriku sendiri, mungkin jika aku tidak ada pasti ibu masih hidup dan papah pasti tidak akan menjadi orang kasar seperti ini.

Beberapa minggu berikutnya papah menikahi seorang wanita.Wanita cantik berambut pendek dan bertubuh tinggi semampai. Ku lihat papahsangat menyayanginya bahkan lebih sayang padanya daripada sayang padaku. Akusedikit senang karena sekarang aku telah memiliki seorang ibu yang mungkin akanmerubah papah menjadi lebih baik. Sore hari mba Nani mengerjakan tugasnya yangterakhir yaitu menyetrika dan ia tidak sengaja membuat baju Lisa yaitu ibubaruku bolong. Mengetahui itu Lisa langsung memaki-maki dan memecatnya. Akuyang mengintip dibalik pintu kamarku hanya terdiam dan berpikir bahwa harapankuitu salah tentang ibu baruku. Dia memiliki sikap dan sifat hampir sama denganpapah.    

Ibu PenggantiWhere stories live. Discover now