Empat tahun telah berlalu dan tahun-tahunku dipenuhi dengan hari-hari yang sama. Aku semakin membenci semua orang dirumah ini. Semenjak mba Nani dipecat Lisa menyuruhku mengerjakan semua pekerjaan rumah dan dia hanya bersantai dengan hal-hal yang tidak penting. Sampai puncak kemarahanku tidak dapat dibendung lagi, aku mengambil kunci motorku dan meninggalkan rumah.
"mau kemana kamu malam-malam begini?" Lisa bertanya yang membuat aku menghentikan langkahku. Aku tidak memperdulikannya dan bergegas membuka pintu depan. "kamu tidak dengar atau pura-pura tidak dengar?" belum sempat aku keluar rumah ia menarik lenganku.
"apa urusanmu? Urus saja urusanmu sendiri dan papahku." Aku menarik lenganku dan pergi meninggalkannya.
Aku tiba dirumah Andri, ya Andri adalah salah satu teman yang aku miliki. Aku sering menginap dirumahnya dan ia tahu jika aku datang pasti suasana hatiku sedang tidak baik.
"tuh minum." Ia meletakan sebotol bir dihadapanku lalu menyalakan rokok dan duduk disampingku. "gue tau lo lagi ada masalah, udah minum biar masalah lo hilang." Tanpa menyanggah omongannya aku mengambil botol bir yang ada dihadapanku. Sudah beberapa jam aku disini dan botol yang diberikannya sudah habis ku tenggak. Udara rumah yang sumpek mendorongku untuk keluar dan mengendarai motor kembali.
Saat dalam perjalanan tiba-tiba aku menghentikan motorku tepat dipinggir jembatan. Aku berjalan menuju pembatas jembatan, kulihat air sungai mengalir cukup deras dan tanpa sadar aku menjatuhkan air mataku. Pikiranku benar-benar kacau aku terus berbisik bahwa aku tidak menginginkan hidup seperti ini. Aku melangkahkan kakiku mencoba menaiki pembatas jembatan ini, belum sempat kakiku melangkah sesosok tangan menarik lenganku.
"nak, apa yang kamu lakukan?" dengan kepala yang pusing aku melihat sesosok dihadapanku dengan wajah berbayang. "kamu tidak apa-apa nak?" ia terus menggenggam lenganku dan menarikku halus menjauhi pembatas jembatan. Langkah demi langkah aku menjauh dari pembatas jembatan saat itu kesadaranku semakin menipis dan aku terjatuh lemas tak sadarkan diri.
Aku terbangun dengan kain kompres dikepalaku, aku mencoba untuk duduk dan berpikir apa yang sedang terjadi. Seseorang wanita berusia 50 tahun masuk dari pintu didepanku, ia membawa baskom berisi air ditangannya.
"Hilfa, bawakan segelas air kesini." Ibu itu berteriak kearah pintu. "syukur lah kamu sudah sadar." Ibu itu menaruh baskomnya diatas meja kecil disudut ruangan dan menghampiriku. Gadis berambut panjang hitam pekat bermata coklat masuk membawakan segelas air. "berikan air itu padanya." Ibu itu berbicara padanya. Dia memberikan segelas air itu padaku dan membuat mata kami bertemu, aku melihat matanya yang coklat tajam membuat aku sedikit sesak napas.
"dimana aku?" aku mengabaikan air pemberian gadis itu.
"kamu sekarang ada dirumah ibu, semalam ibu bawa kamu kesini karena kamu pingsan." Ibu itu duduk disampingku. Mendengar yang dijelaskan ibu itu raut wajahku langsung berubah seketika pikiranku memikirkan keadaan keluargaku yang semakin hancur.
"kamu tidak apa-apa nak?" ibu itu menyentuh pundakku dengan halus.
"tidak apa-apa bu, terimakasih sudah menolongku." Aku tersenyum pada ibu itu.
"kalau begitu ibu tinggal dulu ke dapur." Ibu itu meninggalkanku dengan gadis berambut panjang itu sendiri. Aku duduk terdiam dan memalingkan pandanganku ke arah jendela.
"mungkin kamu mau menghirup udara segar diluar." Gadis itu memulai pembicaraan. Aku menurunkan kakiku dari tempat tidur dan mencoba berdiri, belum sempat aku berdiri dengan sempurna tubuhku oleng dengan kepala yang masih sedikit pusing. Ia dengan sigap menangkapku membuat aku terjatuh kedalam pelukannya. Sesaat aku berhenti bernapas dan degupan jantungku berubah menjadi lebih cepat.

YOU ARE READING
Ibu Pengganti
Historia CortaKeinginan sederhana dari seorang anak yang ingin tahu rasanya di cintai oleh seorang yang namanya ibu dan diterima oleh papahnya. . . . Kritik dan saran sekecil apapun sangat dibutuhkan untuk mendorong penulis mengeluarkan karya :) Happy Reading :)