BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA
HOPE YOU ENJOY IT :)
•••
"Liat lo ketawa aja udah bikin gue bahagia hehe"
•••
Cahaya lampu di kelas itu mulai meremang ditemani dengan keheningan senja yang semakin sunyi. Sepoian angin berhembus di tengah-tengah dedaunan yang melambai-lambai, diikuti cakrawala yang turut menampakan semburat merah-jingganya.
Di sudut ruang kelas, terlihat seorang gadis remaja, yang umurnya belum genap 17 tahun, tengah berpangku tangan dengan disinari pancaran cahaya senja yang kelam. Rambut hitamnya tergerai indah dengan kilauan sinar mentari yang menjadikannya tampak lebih indah lagi. Matanya yang sayu menatap lembaran-lembaran putih di hadapannya.
Dalam heningnya suasana, terdengar derap langkah kaki yang begitu menggema di telinga gadis tersebut. Lelaki tersebut tersenyum lembut menatap gadis di depannya sedang termenung.
"Nik, udah selesai tugasnya?"tanya lelaki tersebut.
Ya benar, nama gadis itu Nika. Lebih tepatnya Nika Faradita, siswa kelas 2 SMA yang sering menyebut dirinya sendiri sebagai 'cewe kuat' . Remaja berparas cantik dan berwajah menggemaskan ini memang lebih sering mengerjakan tugasnya di sekolah dibanding di rumahnya sendiri.
Sedangkan lelaki tersebut, Arunaka Praseditya atau yang biasa dipanggil Aru ia merupakan teman dekat Nika, bisa dibilang proporsi wajah Aru yang terkesan tampan dapat menjadikan Aru sebagai salah satu most wanted disekolahnya.
Meski wajahnya terkesan cool, namun perilakunya bisa dibilang cukup dewasa. Hampir setiap hari Aru lah yang selalu menemani Nika saat ia mengerjakan tugas sekolahnya.
"Iya, sebentar lagi. Sabar," Tangan Nika bergerak cepat, saking cepatnya kaki-kaki meja itu pun turut bergetar.
"Salah sendiri daritadi ngelamun, ngelamunin apa lo?" tanya Aru mengangkat sebelah alisnya penasaran.
Nika sedikit terkejut, bagaimana Aru bisa tahu bahwa sedari tadi ia sedang melamun. Padahal Aru baru saja kembali dari kamar mandi. Mungkin memang kesan wajahnya tadi yang menunjukkan ia sedang melamun.
"Siapa juga yang ngelamun, gue ngga ngelamun kok!" Nika segera membantahnya.
Nika berusaha menyibukkan dirinya dengan memberesi peralatan- peralatan tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas.
"Itu tadi apaan? Muka lo kelihatan bengong waktu gue balik dari kamar mandi,"
"Ngga kok, Gue lagi mikirin soal ini, gak ketemu-ketemu jawabannya," ujarnya berusaha sesantai mungkin.
"Masa sih? Padahal tadi aja lo lancar presentasiin materi ini. Alesan ya?"
Nika berdehem, berusaha menetralkan suaranya, "Lo yang salah lihat mungkin"
Sebenarnya tadi ia memang sedang memikirkan seseorang dan seseorang itu kini sedang berada dihadapannya, Aru.
Belakangan ini Nika seperti tertarik dengan perilakunya dan juga sikap Aru kepadanya yang bisa dibilang care. Entah mengapa Aru lah yang selalu peduli terhadap kondisi Nika. Jika ia terkena masalah pun Aru selalu siap untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Nika menyukai Aru. Namun rasa sukanya kini terhalang sebab Aru sudah menyandang status sebagai pacar orang. Sedangkan Nika sendiri masih berstatus jomblo.
KAMU SEDANG MEMBACA
AruNika
Teen FictionAruNika Ini mungkin cerita yang menggambarkan kisah kasih cinta mereka di masa SMA, tentang kebahagiaan yang mereka simpan sendirian. Tentang siapa yang menyimpan perasaannya melalui kebisuan. Tapi akankah keduanya salah atas perasaan yang mereka si...