Part 1

465 4 0
                                    

Alia menggaruk kepalanya dengan frustasi ketika mendapati dirinya berada di kamar yang sama sekali asing baginya dan mendapati keadaan dirinya yang tidak mengenakan sehelai benangpun. Tarikan nafasnya semakin berat ketika mendapati teman tidurnya sedang mengorok jelek seperti kebiasannya. Bukan... Itu bukan pacarnya, akan lebih baik rasanya jika pria itu adalah pacarnya. Kalau diingat-ingat, baru semalam dia bertengkar dengan pacarnya karena...argh...kepalanya masih terlalu sakit untuk mengingat semuanya. Belum lagi cowok yang ngorok disampingnya membuat sakit di kepalanya semakin bertambah saja.

Ndah....

Sialan! maki Alia pelan ketika sahabatnya itu menyebut nama itu. Ya... Sahabatnya. Mereka berteman mulai dari jaman masih pake kolor dan mandi telanjang sampai sekarang ini. Dan walaupun Alia menyangkal mati-matian, namun dia bisa merasakan ketertarikan terhadap cowok itu. Dari dulu sampai sekarang, bahkan sampai mereka sudah memiliki pacar masing-masing.

Dia tidak pernah menyangka akan tidur dengan sahabatnya seperti situasi yang dialaminya sekarang ini. Nyeri diantara pangkal pahanya bias memberi sinyal padanya sampai dimana perbuatan mereka tadi malam. Alia sangat yakin kalau mereka bukan sekedar tipsy, lalu masuk hotel, menelanjangi diri masing-masing kemudian tidur. Tidur seperti yang biasa mereka lakukan ketika mereka masih balita. Dia sangat yakin.

Oke..fine.... Mereka pernah mandi bareng ketika SMP kelas dua dan itu adalah mandi berdua terakhir yang mereka lakukan karena Mama Andra kemudian memukuli mereka berdua karena katanya perbuatan mereka sudah tidak pantas. Tapi untuk tidur dalam arti harfiah, jangankan pernah, mereka sering melakukannya. Dia memang tertarik, tapi sakitnya Andra tidak pernah, makanya mereka selalu aman. Malam tadi mungkin mereka benar-benar dibutakan bergelas-gelas martini hasil kegilaannya tadi malam.

Martini sialan....

Martini pantas disalah kan untuk hal ini.

Setelah menghela nafas untuk kesekian kalinya, dia kemudian menoleh kearah Andra. "Ndra... panggilnya pelan seraya mengguncang tubuh Andra pelan. Yang dipanggil malah ngorok semakin keras.

Ndra! panggilnya memelas.

Bentar lagi kenapa Lia. Gue masih ngantuk banget erang cowok itu. Alia merengut , tapi kemudian sebentuk garis lurus tercetak di bibirnya ketika menyadari perasaannya menghangat ketika Andra menyebut namanya dalam keadaan mengantuk seperti itu. Alia kemudian bergerak hendak berdiri, berpikir untuk mandi.

Ckk....sial makinya ketika merasakan nyeri diantara pangkal pahanya dan dia tidak bisa bergerak sama sekali. Ini memang baru pertama kali untuknya yang artinya Andra menjadi yang pertama untuknya. Itu adalah hal yang diinginkannya jika boleh menambahkan. Tapi satu hal yang pasti, Alia tidak pernah membayangkan akan sesakit ini rasanya dan sialnya Alia bahkan tidak tau rasanya melayang seperti yang sering dibacanya di dalam novel romantis. Dia tidak ingat apa-apa dan tidak ingat sama sekali entah berapa kali mereka melakukannya dalam semalam sampai dia susah bergerak seperti sekarang. Dia ingin mengingatnya, setiap detailnya dia ingin mengingatnya.

Direbahkannya kembali tubuhnya kemudian menatap Andra yang tidur menghadap ke arahnya. Sepanjang hidupnya dia sering melihat wajah Andra kalau sedang tidur, selalu sexy dan imut seperti sekarang, dan dia suka. Wajahnya yang sebulat telur hampir menyerupai perempuan, alis mata tebal, bibir tipis mempesona, kulit tidak terlalu hitam dan terlalu putih, badannya yang tegap. Memang sangat cocok menjadi model seperti profesinya sekarang ini.

Dihelanya nafasnya kemudian mengurungkan niatnya untuk menyentuh wajah Andra. Seperti apa kira-kira reaksi Andra ketika tau mereka sudah tidur bersama? Bukan tidur seperti yang seringkali mereka lakukan selama ini.

Rasa takut menyergap Alia ketika membayangkan Andra mungkin akan merasa bersalah dan yang paling buruknya adalah Andra menyesal. Jauh dalam hatinya, Alia ingin Andra menyadari bahwa dirinyalah yang selalu disisi Andra setiap cowok itu ada masalah. Alialah yang selalu memeluknya ketika dua tahun yang lalu gagal menikah dengan wanita yang Alia tau sangat dicintai Andra. Alia selalu berharap Andra tau kalau dirinyalah yang selalu berada disisi cowok itu dan bersedia mencintainya seumur hidupnya, seperti yang selalu dilakukanya selama 27 tahun hidupnya.

Tidak... Alia lebih memilih bersahabat terus daripada nanti Andra akan menghilang dari hadapannya. Menyadari hal itu, Alia melompat dari tempat tidur tanpa memperdulikan sakit diantara pahanya. Dia tidak akan pernah bersedia kalau Andra membencinya dan menghilang hanya karena kesalahan yang diakibatkan alkohol. Alia yakin mereka sangat mabuk sampai tidak sadar. Alia yakin itu.

Tepatnya meyakinkan dirinya.

Alia AndraWhere stories live. Discover now