6. Hugged

24 17 0
                                    

Keyra masuk ke kamarnya dengan wajah yang lelah. Baru saja ia berenang di kolam renang yang berada di belakang rumahnya bersama Seli. Melihat Seli yang masih asyik berenang ia diam-diam segera berganti baju dan masuk ke kamar. Memang begitulah kebiasaan Keyra saat bersama Seli.

Keyra membantingkan tubuhnya diatas kasur dengan merentangkan tangannya. Tak sengaja tangan kanannya menyentuh benda persegi. Keyra meraba benda tersebut lalu mengambilnya. Keyra mengubah posisinya dari tiduran ke duduk dengan kaki menyentuh lantai.

Benda persegi tersebut tak lain ialah bingkai foto yang didalamnya terdapat keluarga kecil yang bahagia. Jari-jari Keyra mengelus foto wanita berambut panjang yang sedang menggendong balita perempuan.

Rasa rindu Keyra tak dapat hanya diungkapkan dengan kata-kata. Ingin rasanya Keyra memeluk wanita itu. Tapi, sayangnya mustahil dan tak akan dapat terjadi. Kenangannya bersama wanita itu yang tidak dapat dihilangkan dari memori Keyra.

Air mata Keyra jatuh ke bingkai foto, tepat pada balita laki-laki yang digendong oleh papanya. Jari-jari Keyra beralih mengelus balita laki-laki itu. Keyra sangat rindu dengan sosok itu. Ingin juga rasanya ia dapat merasakan pelukan hangat darinya. Apakah itu masih bisa terjadi? Rasanya Keyra hanya memiliki sedikit harapan untuk dapat memeluk sosok itu lagi.

Kini air mata Keyra mengalir lebih deras. Rasa perih saat mengingat kejadian itu datang kembali. Membuat hatinya sakit untuk dapat menerimanya.

"Key, lo di kamar kan? Kebiasaan banget sih main pergi aja." Seli berteriak sambil menaiki anak tangga. Suara Seli yang meneriakinya tak ditanggapi Keyra.

"Keyra, kenapa lo nangis?" Tanya Seli yang telah berada diambang pintu. Dia mendekati Keyra perlahan dan duduk disebelahnya. Seli dapat mengetahui kenapa Keyra menangis dengan melihat foto keluarga yang dipegang Keyra.

"Gue kangen dia Sel." Ucap Keyra dengan menatap Seli.

"Tapi dia gak mau maafin gue gara-gara kejadian itu." Lanjutnya.

"Bukan gak mau Key, tapi belum mau aja. Gue yakin dia bakal mau kok maafin lo." Seli berusaha menenangkan Keyra dengan memeluknya.

Keyra membalas pelukan Seli dan menangis di dalam pelukan sahabatnya.

Seli dapat mendengar isakan tangis dari Keyra. Ini yang membuat Seli sakit, dia tidak tega melihat sahabatnya menangis. Bila Keyra menangis, Seli pun akan ikut menangis. "Key, jangan nangis lagi! Gue gak mau liat lo nangis." Ucap Seli di sela-sela tangisannya.

Keyra melepaskan pelukannya lalu berdiri. Foto keluarga yang dipegangnya dijatuhkan ke lantai begitu saja, kemudian ia berlari keluar kamar.

Seli mengambil foto keluarga yang berada di lantai itu dan meletakkannya di atas nakas. Seli tahu betul kebiasaan yang Keyra lakukan ketika sedang bersedih. Dia segera berlari mengejar Keyra ke tempat yang berada dipikiran Seli.

Benar saja Keyra telah berada di tempat biasanya. Seli melihat Keyra telah berada diatas motor kesayangannya. Keyra menghidupkan mesin motornya. Suara motor Keyra begitu mendengung di telinga. Motor Keyra bukan motor sembarangan melainkan motor yang sering dipakai oleh pembalap. Tinggal memasang helmnya dia akan segera melesat.

Shett

Seli mencabut kunci motor Keyra, membuat pemiliknya kesal.

"Apa sih Sel?" Tanya Keyra dengan kesal.

"Kalo lo lagi sedih, jangan motor yang jadi pelampiasannya. Bahaya Key."

"Balikin kunci motor gue!"

"Nggak akan."

"Sel!"

"Key, jangan bahayain diri lo sendiri! Gue takut lo knapa-napa."

FINLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang