Langit bangun dengan penyesalan yang amat dalam. Tadi malam, apa yang telah dilakukannya? Bukankah ia sudah berjanji tak akan menyentuh Diandra sampai mereka menikah?
Brengsek.
Dia tak ada bedanya dengan Samudera.
Langit menyandarkan diri di kepala ranjang. Masih telanjang, tapi tertutup selimut. Diandra masih terlelap, membelakangi dirinya. Punggung mulusnya bergerak naik turun seirama dengan nafasnya yang teratur.
Harusnya dia tak terlalu sering mengunjungi Diandra di apartemen. Mereka bisa bertemu di tempat ramai, di mall, di taman, di bioskop, dimanapun yang sekiranya tak hanya berdua. Berduaan saja membuatnya lupa diri, tak bisa mengendalikan nafsu dan menerjang Diandra. Walaupun dia masih sedikit bersyukur, tak memasukkan batangnya ke kemaluan Diandra.
"Mas Langit udah bangun?" Tanya Diandra dengan suara serak khas bangun tidur
Langit hanya menjawab dengan senyuman kecil.
"Mas, kenapa?" Diandra segera duduk di samping Langit, menarik selimut sebatas dada menutup tubuh telanjangnya.
"Kayaknya aku nggak akan sering-sering ngunjungin kamu ke sini, Ndra"
"Kenapa?"
Langit menatap Diandra. Menelusuri wajah cantik wanita di hadapannya.
"Aku nggak mau kebablasan kayak tadi malem. Maksudku, aku udah janji nggak nyentuh kamu sampai kita nikah, Ndra. Tapi lihat, aku bahkan nggak bisa kontrol diri aku"
Diandra memeluk Langit erat. Langit merinding merasakan tubuh bagian depan Diandra bersinggungan langsung dengan tubuhnya.
"Aku nggak papa, Ndra" jawab Langit tak mau menatap Diandra
"Kan aku yang goda mas Langit. Maaf mas, waktu sama mas Samudera, aku hampir tiap hari...ngelakuin itu. Udah hampir tiga bulan, dan aku nggak tahu kenapa aku dengan lancangnya goda mas Langit. Aku cuma-"
"Ssshh. Udah, aku yang salah. Harusnya aku bisa menghentikan semuanya. Nggak masalah kan, kalau kita ketemu di luar aja?"
"Kenapa?" Diandra kembali menanyakan pertanyaan yang sama.
"Karena aku menghargai kamu sebagai seorang wanita, aku nggak mau ngerusak kamu"
****
Langit masih mengantar jemput Diandra seperti biasa. Dia menepati ucapannya, akan lebih sering menemui wanita itu di luar agar kejadian lalu tak terjadi lagi. Selain itu, Langit khawatir Samudera tiba-tiba mendatangi Diandra.
Samudera sedang mengurus proyek baru perusahaan keluarga. Mungkin tak akan mengganggu Diandra dalam waktu dekat, tapi siapa tahu? Si brengsek itu punya pemikiran yang tak bisa ditebak.
Pekerjaan Langit sebagai seorang dokter memang tak pasti kapan bisa meluangkan waktu, tapi Langit selalu berusaha agar sehari paling tidak sekali bertemu Diandra.
Seperti siang ini, mereka berjanji makan siang bersama.
"Mas Langit udah lama nunggunya?" Tanya Diandra ketika masuk mobil Langit.
"Baru aja kok" Langit mendekati Diandra, mencium keningnya lama.
"Mau makan apa, mas?"
"Aku pengen ke restoran langganan almarhumah ibu yang di Pejaten, Ndra. Nggak papa?"
Diandra tersenyum. Bagaikan langit dan bumi, Langit dan Samudera. Jika Diandra bertanya begitu, Samudera pasti akan menjawab mau makan Diandra. Sedangkan Langit, pria baik di hadapannya ini.... Diandra menghela nafas, masih terheran kenapa dia menggilai Samudera yang brengsek daripada Langit yang baik.
"Iya mas"
Mereka menyusuri jalan ibukota sambil berbincang mengenai pekerjaan masing-masing. Meskipun Diandra kadang masih melamun, memikirkan Samudera tapi Langit paham. Butuh waktu bagi Diandra menyesuaikan diri, apalagi hubungan mereka meskipun tak pacaran terjalin begitu lama. 10 tahun.
Setelah sampai di restoran tujuan, Langit dan Diandra terkejut bertemu dengan Samudera disana, bersama seorang wanita.
"Langit?"
Langit berdehem, menggenggam tangan Diandra erat, menguatkan.
Langit menaikkan alis, melihat wanita berbeda dari yang diajak Samudera 3 bulan lalu.
"Kenalin, pacar gue Amalia. Eh ada Didi Riyadi juga" kata Samudera sambil mengacak rambut Diandra pelan
"Amalia. Waaah, beneran kembar ya babe?" Tanya wanita Samudera sambil terkikik "Oh, ini siapa? Pacar Langit ya?"
"Dia tetanggaku jaman dulu, sayang. Yang sering aku ceritain" jawab Samudera santai
"Oh, yang udah kamu anggep adek sendiri?"
Samudera mengangguk.
"Gue sama Diandra duluan" Langit menimpali dingin, mengajak Diandra masuk restoran tak memedulikan teriakan Samudera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra
RomanceDiandra mencintai Samudera, pria yang selama 10 tahun mengisi hatinya. Samudera, menerima keberadaan Diandra, mantan kekasihnya hanya untuk memuaskan nafsu dan menghangatkan ranjangnya. Ketika Diandra ingin menyerah mengejar cinta Samudera, datang...