Langit melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia sedang mencerna semua informasi yang baru saja ia dapatkan dari Saga.
Kini tujuan selanjutnya adalah menemui Diandra di apartemen gadis itu.
"Di, mas udah hampir sampai apartemen kamu"
"Iya mas, aku tunggu"
Langit menghela nafas. Mengatur air muka nya agar tak terlihat kalut. Mencerna semua penjelasan yang keluar dari mulut Saga. Penjelasan sekaligus informasi yang menampar Langit.
Bagaimana bisa?
Langit menghentikan laju mobilnya di tepi jalan. memukul stir mobilnya keras-keras.
setelah ini, apa yang harus ia lakukan?
Langit tak yakin bisa bersikap sama kepada Diandra setelah ini.
Kemudian, Langit merogoh saku celananya mengambil ponsel.
Untuk: Diandra
Diandra, maaf aku gabisa kesana skrg.
Send.
sekarang, Langit akan menemui satu-satunya orang yang bisa menjelaskan segalanya. Samudera.
*****
Samudera sedang menekuni tumpukan laporan ketika Langit tiba-tiba membuka pintu ruangannya.
"Ha? Gue ngga salah lihat nih?" canda Samudera sambil mengucek-ucek matanya.
Langit diam. Tak mungkin membalas candaan Samudera di situasi kalut yang ia rasakan kini.
Langit mendekat, ketika sampai di depan meja kerja Samudera ia berhenti. Memandang tajam ke arah manik mata Samudera.
Samudera yang sadar akan sikap Langit, segera memasang tampang serius.
binar jenaka dan jahil di mata Samudera berganti dengan binar kecewa dan marah. Langit yakin itu.
Untuk beberapa saat, tidak ada yang bersuara. Saling menatap tajam, dan saling mencari kebenaran di mata masing-masing.
"Sam..."
Samudera diam. Memandang dalam ke arah Langit.
"Sam..." ulang Langit.
"Lo ngapain kesini Ngit? ngga mungkin lo kangen sama gue, kan?"
Giliran Langit terdiam.
Langit menghela nafas panjang, berjalan menyamping mendekati Samudera kemudian dengan tiba-tiba memeluk saudara kembarnya itu erat.
"Maafin gue. Maafin gue Sam. Gue ngga becus jadi kakak. Gue ngga peka sama keadaan sekitar gue"
Samudera membalas pelukan Langit sama eratnya. Tapi masih diam, menunggu Langit kembali bicara.
"Kenapa lo ngga ngomong sama gue, Sam?" Langit melepas pelukannya, memegang bahu Samudera dengan erat.
"Kenapa Sam? Kenapa lo memilih diam dan ngga ngelibatin gue? Kenapa!" Langit berteriak frustasi. Marah tak tahu apa-apa, kecewa karena menyangka hidupnya baik-baik saja.
"Ngit.." Samudera melepas cekalan tangan Langit di bahunya, kemudian berjalan mendekati jendela ruangannya. Menerawang jauh, menatap gedung-gedung pencakar langit lain yang bisa ia lihat dari ruangannya kini.
"Karena salah satu dari kita harus tetap waras, Ngit. Lo penerus, lo yang bisa diandelin, lo kebanggaan keluarga dari dulu. Sementara gue? Gue udah terbiasa jadi yang ngga berguna dan ngga becus. Jadi ngga masalah Ngit. Ngga masalah kalau keadaannya kayak gini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra
RomanceDiandra mencintai Samudera, pria yang selama 10 tahun mengisi hatinya. Samudera, menerima keberadaan Diandra, mantan kekasihnya hanya untuk memuaskan nafsu dan menghangatkan ranjangnya. Ketika Diandra ingin menyerah mengejar cinta Samudera, datang...