0.2 Calon anak ?

857 117 11
                                    

"Lama tidak jumpa ya ?" Hanbin tersenyum kikuk sambil membetulkan letak kamera, sweater yang tadi ia pakai tidur belum diganti, ditambah rambut agak gondrongnya yang masih acak-acakan. Pagi yang lumayan buruk.

"Kali ini aku akan memakai selfcam, staff dan byaabin sepertinya sedang sibuk, kalian apa kabar readersnim ? sempat terjeda sejenak hehe mungkin karena kami butuh waktu untuk menguatkan hati menceritakan kisah kali ini.." wajahnya berubah agak muram.

"Jinhwan belum pulang..aku tenang, aku tidak yakin akan menyelesaikan ceritaku sampai pada momen suram itu.."

"sepertinya aku sedikit spoiler hehe..." Hanbin nyengir lagi, uh untung tampan untuk ukuran orang yang belum sikat gigi.

"Begini readersnim..jika kalian membaca ini di pagi hari harap berpikirlah dua kali, aku akan menceritakan agak detail tentang bagaimana kami menghabiskan malam jadi..." ia menegakkan duduknya sejenak.

"Resiko di tanggung kalian ya !" setelah berkata tegas demikian ia melemaskan punggungnya, senyum kikuk seperti biasa.

"Oke langsung saja..ini dimulai di awal musim dingin tahun itu.."













"Sudah sebulan ?"

Jinhwan yang tengah menyiapkan sarapannya terkekeh, Hanbin terlihat berantakan dengan piyama yang tak terpasang dengan benar dan juga wajahnya yang masih mengantuk. Tak lupa bekas berwarna putih disekitar mulutnya.

"Pabo.." ejek jinhwan sembari meletakan segelas kopi di meja makan.

"Em..ya hari ini tepat sebulan, eomma  ? Benarkan ?"

Wanita yang tengah sibuk dengan tabnya itu menoleh lalu mengangguk sambil lalu.

"Ya..ya.. mulai nanti malam kau boleh tidur di kamar Jinhwan dan nanti siang eomma akan minta appamu menjemput.."

Wajah sumringah Hanbin langsung tercetak jelas, sesuai dengan hukuman eommanya nanti malam ia siap untuk—

"Aku ada shift malam, jadwal operasi jam 10 sampai jam 12.." ujar Jinhwan membuat pundak Hanbin merosot.

"Tidak bisa bertukar dengan soohyun ?" Pinta Hanbin, Jinhwan menggeleng ia menjelaskan bahwa shift malam nya sudah hampir tiga kali digantikan karena Hanbin demam.

"Jangan sedih ya suamiku heum ? Besok malam kan bisa ?" Hibur jinhwan yang tak mampu menenangkan wajah pasrah sekaligus kesal suaminya.

Ah Hanbin benar-benar tidak sabar.











Pukul sembilan malam, Hanbin belum beranjak dari ruangannya dengan kemeja yang sudah berantakan, kacamata yang sudah miring dari tempatnya serta tumpukan kertas-kertas yang menggunung.

"Astaga.." Hanbin mendesah, rasanya kepalanya mau pecah dengan pekerjaannya yang tak kunjung selesai.

Ia tidak menyangka kalau ia akan pulang semalam ini, janjinya pada Jinhwan adalah mengantar istrinya berangkat ke rumah sakit dan bantu membereskan pekerjaan rumah.

"Mianhae.." keluh hanbin

Hanbin tiba di rumahnya pukul 2 malam, terjadi kecelakaan di perempatan jalan raya yang menuju rumahnya sehingga ia harus putar balik dan menempuh jarak yang lebih jauh dari biasanya. Ah mengingat itu ia jadi teringat setiap kecelakaan begitu ia harus sudah stand by lima menit sebelum kejadian untuk menjemput nyawa orang mati , itu dulu.

Rumahnya gelap, namun bagian dapur masih menyala dan meja makan tertata rapi dengan makanan yang sudah mendingin, ia mendapati kamarnya terbuka lebar dan kamar tamu sudah terkunci. Artinya benar kalau ibunya sudah pulang siang tadi dan sekarang hanya ada ia dan Jinhwan.

Fate, You, and Love [BINHWAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang