• permulaan •

7.4K 310 17
                                    

Melalui pertemuan singkat, kamu menciptakan tatapan yang mungkin saja tidak sehat untuk kesehatan jantungku.


Selamat menikmati kisah Findy!


Tepat pukul tujuh pagi, bell milik SMA favorit di Jakarta mengeluarkan teriakannya. Edelweiss High School. Sekolah yang sebentar lagi akan menjadi tempat bagi Findy Addara Ruby memulai debut dengan aktivitas SMA—nya. Tidak hanya tempat dimana Findy akan menuntut ilmu, tapi juga tempat yang nantinya akan menciptakan segala macam momen manisnya saat disekolah. Atau bahkan tempat dimana Findy akan merasakan manis pahit cinta monyetnya. HAHA.

Mari kita ulang, namanya Findy Addara Ruby. Dikenal sebagai gadis yang cantik secantik namanya. Gadis yang memiliki tinggi badan yang terbilang minim dengan rambut hitam pekat miliknya. Memiliki kulit putih langsat dan juga bersih turunan asli dari sang mama. Serta senyum yang kelewat manis mengalahkan gula merah yang dicampurkan kedalam es cendol.

Findy hanya cewek SMA biasa yang beberapa bulan lalu telah menyelesaikan sekolah menengah pertamanya. Mungkin karena wajahnya yang cantik dan terlihat polos ini membuat Findy kini tengah menjadi sorotan seisi sekolah barunya ini. Dengan tas biru muda yang ia gendongkan dipunggungnya, Findy mengantri ditempat dimana ia harus mengisi absen kehadiran hari pertama.

Hari ini adalah hari yang paling menegangkan bagi Findy. Sebab hari ini ia akan mengikuti acara rutin yang wajib dilaksanakan setiap SMA sehabis penerimaan siswa baru. Namanya MOS, atau panjangan dari masa orientasi siswa. Acara dimana sekolah memberikan tanggung jawab langsung kepada para anggota OSIS untuk menyusun seluruh sususan acara. Mulai dari pembukaan hari pertama, sampai dimana mereka nanti selesai melewati masa MOS dihari ketiga. Hari dimana MOS selesai dan semua siswa berbaris untuk mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah sebagai bentuk acara penutupan.

Semua anggota OSIS akan turun langsung memberikan pengarahan kepada siswa. Sebenarnya tak ada yang salah dari acara rutin disetiap SMA ini. Memang saja, ada beberapa siswa yang beranggapan jika MOS ini adalah acara yang sangat menakutkan. Dimana para senior akan memperlakukan junior semaunya, bengis dan tanpa belas kasih. Bahkan, Findy pun kini merasakan itu.

Ia takut jika harus berhadapan langsung dengan para seniornya nanti. Findy memang belum mengetahui seperti apa watak-watak dari seniornya itu. Entah mungkin nanti ada seniornya yang jutek, tegas, galak dan sebagainya. Yang jelas Findy belum bisa merasakan apakah nanti ada senior yang akan memperlakukannya dengan baik.

Dari sinetron-sinetron yang pernah Findy tonton, sangat jarang sekali Findy menemukan dimana para senior berbuat baik kepada juniornya. Rata-rata yang terpikir diotaknya hanyalah senior yang galak, judes dan juga suka cari perhatian. IUH, MENJIJIKAN.

"Siapa namanya, dek?" tanya cewek dengan kemeja putih yang dibalut dengan almamater kepengurusan OSIS. Findy tak mengamati begitu jelas, namun yang bisa Findy tangkap sepertinya cewek ini cukup populer disekolahnya. Terlihat dari bagaimana ia berpenampilan ke sekolah dan wajahnya yang sangat bersih dan cantik.

"Findy, Kak." jawab Findy.

"Kamu masuk gugus sepuluh, ya. Ada disana barisannya, cepet masuk barisan." jelas cewek yang kini Findy bisa ketahui namanya adalah Clay. Namanya terpampang jelas dipapan nama yang ia gunakan dialmameter sebelah kirinya.

"Baik terimakasih, Kak." sahut Findy menangguk mengerti seraya menerima nametag yang diberikan Clay pada dirinya.

"Nametagnya harus selalu dipakai selama acara, ya." ingatnya sekali lagi, yang lagi-lagi menciptakan anggukan sopan Findy beberapa kali.

Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang