• satu •

2.7K 205 13
                                    

Semua siswa kini telah duduk dengan rapih dilapangan dimana tempat mereka berkumpul. Duduk memanjang kebelakang sesuai dengan gugus dimana mereka ditempatkan. Mos hari pertama dinyatakan telah dimulai saat kepala sekolah selesai memberikan sambutannya. Bunyi tepukan tangan bergemuruh saling sahut menyahut diseisi lapangan. Begitu pula para guru yang ikut tersenyum seraya berjejer rapih didepan para siswa baru.

Semua anggota osis juga sudah berkumpul disebelah yang berlawanan dengan para guru. Sehingga semua siswa baru dapat melihat jelas para seniornya yang berdiri rapih didepannya. Hitung-hitung ini semua menjadi ajang perkenalan bagi mereka. Dimana para junior mulai saling mengenal senior yang akan membimbing mereka tiga hari kedepan.

Pagi ini suasana masih sejuk dan belum terlalu panas. Matahari belum sepenuhnya terik menyerang lapangan SMA Edelweiss pada pagi menuju siang ini. Sehingga para siswa yang tengah berbaris dilapangan belum mengeluh kepanasan. Namun beda halnya dengan Findy, ia sudah beberapa kali mengusap dahinya yang berkeringat. Beberapa kali juga ia telah mengibas-ngibaskan baju kemeja putihnya pelan untuk menciptakan deruan angin masuk ketubuhnya.

Dari tadi, ia hanya bisa memaki dalam hati selama acara berlangsung. Memanyutkan bibirnya tak peduli apa yang sedang dijelaskan oleh deretan seniornya yang kini sudah mulai memberikan pengarahan.

"Ndy, Ndy, liat tuh senior yang itu!" suara Gladys membangunkan Findy yang sejak tadi sibuk mengoceh pada dirinya sendiri.

Findy melihat kearah yang ditunjuk Gladys. Cewek itu menunjuk secara perlahan, bermaksud agar ia tidak ketahuan telah memperhatikan cowok yang kini tengah berdiri diantara dua cewek cantik disampingnya. Dengan pandangan lurus kedepan, cowok itu mengamati setiap sudut pemandangan yang ada didepannya.

"Yang mana?"

"Itu, senior yang alisnya tebel itu,"

"Oh yang disamping Kak Clay?" tanya Findy. Ia hanya mengetahui satu nama diantara cewek yang berdiri tepat disamping cowok yang ditunjuk Gladys. Cewek cantik yang sepertinya populer itu juga tampak terlihat sibuk memperhatikan para juniornya. Senior yang bernama Clay itu memang terlihat jutek, mungkin karena bawaan wajahnya. Sehingga membuat banyak junior yang sedikit takut harus berhadapan dengannya. Terlebih saat Findy melakukan registrasi masuk pagi tadi, Findy cukup dibuat gemetar dengan wajahnya yang terlihat sangat mematikan.

Gladys memperhatikan Findy, "Lo kenal?"

"Nggak, sih. Cuma tau namanya aja," jawab Findy yang hanya dibalas anggukan oleh Gladys. Cewek itu masih sibuk memperhatikan senior tampan yang sejak tadi mencuri perhatiannya. Alis tebal dan hidung runcing yang dimilikinya membuat Gladys tak bisa memalingkan pandangan cowok yang tidak diketahui namanya itu.

"Dys, udah ih, nanti ketauan curi pandang sama dia tau rasa lo!" Findy memberikan peringatan.

Gadis itu hanya tertawa kecil, "Hehe, abis ganteng banget, Ndy. Gue jadi mau tau namanya siapa,"

"Bentar lagi kan mereka pada ngenalin diri masing-masing. Pasang tuh kuping lo buat dengar siapa namanya." kata Findy terkekeh secaya menarik telinga milik Gladys. Gadis itu ikut terkekeh seraya memegang telinganya yang terpasang benda berlapis berlian kecil.

"Harus dong!" jawabnya.

Kini adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh para junior. Dimana semua senior mereka akan memperkenalkan diri satu persatu. Mulai dari nama dan kelas yang tengah mereka duduki. Terlihat banyak junior yang sangat antusias. Banyak yang sudah menyiapkan ponselnya untuk memotret momen ini. Beda dengan Findy, ia hanya sebatas melihat satu persatu tanpa tertarik sedikit pun.

Kalau Gladys, jangan ditanya seberapa antusias gadis itu. Kini pun ia sudah maju ke barisan paling depan agar tidak melewatkan momen penting ini sedetik pun.

Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang