2.

410 33 0
                                    

Tak terasa, lima bulan sudah berlalu setelah pernikahan. Pengantin baru sudab memulai kesibukannya masing-masing sepertia biasa dengan Phana sebagai pemimpin perusahaan dan Yo yang kembali disibukkan dengan operasinya. Sampai-sampai mereka tidak memiliki waktu bersama hanya bertemu saat berangkat kerja, makan malam, dan tidur terus seperti itu.

Seperti saat ini, Phana sudah rapih dengan setelan jasnya yang dipilihkan oleb istrinya; kemeja berwarna merah muda, jas abu-abu yang senada dengan celana, sepatu berwarna merah muda.

"Phi pulang jam berapa?" Tanya Yo sambil mengisi piring Phana dengan sarapan mereka yang sudah tersedia di meja makan.

"Jam 7 malam sayang, Yo pulang jam berapa?" Jawab Phana, memakan sarapannya.

Yo duduk disamping Phana dengan piring yang sudah diisi lalu menyuapkannya perlahan.

"Yo mungkin pulang agak malam karena ada operasi hari ini," jawab Yo, Phana mengangguk. Tidak ada lagi percakapan setelahnya.

Para maid sudah sibuk membersihkan seisi rumah namun tidak menganggu sarapan majikannya. Para orangtua sudah pulang kerumah masing-masing.

Orangtua Phana diamerika, sedangkan orangtua Yo di london.

Phana dan Yo selesai bersamaan lalu beranjak meninggalkan piring bekas yang akan dicuci oleh maid.

Phana membuka pintu utama kemudian keluar diikuti Yo dibelakang. Mobil mereka sudah terparkir cantik dihalaman.

Yo berhenti dihadapan Phana yang berdiri disamping mobil sport hitamnya.

"Phi pergi sayang, jangan lupa makan siang dan hubungi Phi jika ada waktu," ucap Phana mengecup kening istrinya. Yo mengangguk.

"Yo juga berangkat, Phi jangan genit dengan sekretarismu yang seksi itu, atau Yo tidak akan memberikan Phi jatah," gerutu Yo sebal. Yo masih kesal saat ia dan Phana cuti bulan madu dua bulan yang lalu sekretaris Phana selalu menelpon Phana disetiap jam membuat Yo kesal. Ia sempay ingin mengganti nomor Phana namun tak jadi karena kasihan dengan suaminya, Phana harus menyalin kontak-kontak penting diponselnya.

"Iya sayang Phi akan menegurnya nanti, bye" ucap Phana lalu masuk kedalam mobil diikuti oleh Yo.

Saling melambai tangan dan memberikan ciuman jauh melalui tangan yang ditempel dibibir, kiss bye.

Yo berada didepan, Phana dibelakangnya. Perusahaan mereka yang bagusnya berada dalam satu arah walaupun jauh, perusahaan Phana berada dikawasan yang dipenuhi dengan bangunan tinggi. Sedangkan rumah sakit Yo berada dipusat kota bangkok.

Yo sampai lebih dulu dilampu merah tadi Yo berbelok karena rumahsakitnya yang memang berhadapan dengan lampu merah.

Memasuki lobby lalu menaiki lift, mengabaikan semua tatapan memuja yang tertuju kearahnya namun Yo juga merasakan ada tatapan jijik atau aneh yang dengan sengaja ditujukan kepadanya. Yo tak menghiraukannya terus berjalan dilorong lantai 13 dimana ruangannya berada.

Dr. Wayo Panichayasawad
CEO BUMRUNGRAD HOSPITAL

Memasuki ruangan itu, berjalan kearah mejanya lalu duduk dibalik kursi kebangsaannya.

Membuka jas abu-abunya. Oh ya, Yo sangat suka jika ia dan Phana memakai pakaian yang sama, couple. Lucu menurutnya.

Mengambil jas putih yang menunjukkan profesinya, dokter.
Tangannya mulai berkutat dengan dokumen tentang operasinya hari ini.

Operasi pendonoran jantung

Dahinya mengerut bingung, bukankah dirumahsakit ini ada ahli bedah jantung kenapa harus dirinya yang melakukan operasi ini.

Kongthanin FamilyWhere stories live. Discover now